ANALISIS TATA NIAGA IKAN SEGAR OLEH PEDAGANG PENGECER DI DESA BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

Authors

  • Okky D. Fransisca
  • Victoria E.N. Manoppo
  • Jeannette F. Pangemanan
  • Swenekhe S. Durand
  • Olvie V. Kotambunan

DOI:

https://doi.org/10.35800/akulturasi.v10i1.39941

Keywords:

Tata Niaga, Pedagang Eceran, Desa Boroko

Abstract

Abstract

In Boroko Village, there is a business selling fish, both freshly caught and chilled. All of these small-scale businesses are carried out by small entrepreneurs/traders as well. This study aims to analyze how fresh fish trade is carried out by retailers in Boroko Village, Kaidipang District, North Bolaang Mongondow Regency. The time required to carry out this research is from September 2021 to January 2022. The method used in this research is a survey method. Data collection is done by means of a census.

The results show that fresh fish marketing channels consist of 2 (two) types: Marketing Channel I: is the first level channel. The marketing channel consists of two business actors, namely producers and retailers. In this channel, it was found that this channel only has one level marketing channel, namely from fishermen to retailers and then directly to final consumers. Marketing Channel II: is a marketing channel that has two intermediary business actors between producers and consumers. The first intermediary business actors are collectors, retailers. In the second marketing channel, from fishermen, it is distributed to collectors and then sold to retailers and to final consumers.

The margin for the type of selar fish at the level of fishermen and retailers is 50%, for the mackerel species at the level of fishermen and retailers is 50%, for the type of tuna, the percentage margin is 0.16%, for the type of kurisi fish at the fisherman level and retailers with a margin margin of 50%, and grouper at the level of fishermen and retailers with a margin percentage of 30%. Marketing efficiency at the retail level can be concluded that the analysis of marketing efficiency for the types of Selar Fish, Mackerel Fish and Kurisi Fish has a marketing efficiency value of 10% so it is said to be inefficient. Furthermore, the type of tuna, the marketing efficiency value of 8.57% is said to be inefficient and for Grouper the marketing efficiency value of 4.61% is said to be efficient.

 

Keywords: Trading System, Retail Traders, Boroko Village

 

Abstrak

Desa Boroko terdapat usaha penjualan ikan baik yang baru ditangkap maupun yang didinginkan. Semua usaha ini skala kecil dilakukan oleh pengusaha/pedagang kecil pula. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana tataniaga ikan segar oleh pedagang pengecer yang dilaksanakan di Desa Boroko Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Waktu yang diperlukan melaksanakan penelitian ini yaitu dari bulan September 2021 sampai Januari 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sensus.

Hasil menunjukkan saluran pemasaran ikan segar terdiri atas 2 (dua) tipe: Saluran Pemasaran I: merupakan saluran tingkat pertama. Saluran pemasaran yang terdiri dari dua pelaku bisnis, yaitu produsen dan pengecer. Pada saluran ini ditemukan bahwa saluran ini hanya memiliki saluran pemasaran satu tingkat yaitu dari nelayan ke pedagang pengecer kemudian langsung ke konsumen akhir. Saluran Pemasaran II: merupakan saluran pemasaran yang memiliki dua pelaku bisnis perantara antara produsen dan konsumen. Pelaku bisnis perantara pertama yaitu pedagang pengumpul, para pengecer. Pada saluran pemasaran II yaitu dari nelayan di salurkan ke pedagang pengumpul kemudian di jual ke pedagang pengecer dan ke konsumen akhir.

Margin untuk jenis ikan selar di tingkat nelayan dan pedagang pengecer yaitu 50%, untuk jenis ikan kembung di tingkat nelayan dan pedagang pengecer yaitu 50%, untuk jenis ikan tongkol, persentase margin yaitu 0,16%, untuk jenis ikan kurisi di tingkat nelayan dan pedagang pengecer dengan persentase margin margin yaitu 50%, dan untuk jenis ikan kerapu di tingkat nelayan dan pedagang pengecer yaitu persentase margin 30%. Efisiensi pemasaran di tingkat edagang pengecer dapat disimpulkan bahwa analisis efisiensi pemasaran jenis Ikan Selar, Ikan Kembung dan Ikan Kurisi nilai efisiensi pemasaran yaitu 10% sehingga dikatakan tidak efisien. Selanjutnya jenis ikan tongkol nilai efisiensi pemasaran yaitu 8,57% dikatakan tidak efisien dan untuk Ikan Kerapu nilai efisiensi pemasaran yaitu 4,61% dikatakan efisien.

 

Kata Kunci: Tata Niaga; Pedagang Eceran; Desa Boroko

Downloads

How to Cite

Fransisca, O. D., Manoppo, V. E., Pangemanan, J. F., Durand, S. S., & Kotambunan, O. V. (2022). ANALISIS TATA NIAGA IKAN SEGAR OLEH PEDAGANG PENGECER DI DESA BOROKO KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA. AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 10(1), 91–103. https://doi.org/10.35800/akulturasi.v10i1.39941

Issue

Section

Articles