NILAI EKONOMI TIDAK LANGSUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI DESA BUHIAS PULAU MANTEHAGE KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Authors

  • Mulya Irawati Sam Ratulangi University, Manado, Indonesia
  • Jardie A. Andaki Sam Ratulangi University, Manado, Indonesia https://orcid.org/0000-0002-1243-7731
  • Christian R. Dien Sam Ratulangi University, Manado, Indonesia
  • Swenekhe S. Durand Sam Ratulangi University, Manado, Indonesia
  • Florence V. Longdong Sam Ratulangi University, Manado, Indonesia
  • Siti Suhaeni Sam Ratulangi University, Manado, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35800/akulturasi.v11i2.51537

Abstract

Abstract

Buhias Village is one of the villages located on Mantehage Island, Wori District, North Minahasa Regency which has a coral reef ecosystem. Buhias Village has the potential of a coral reef ecosystem that can be found along the coast. Existing coral reef ecosystems can be a source of income, namely in the form of catches such as fish, shrimp, and tourism businesses such as diving and fishing. The importance of calculating the indirect economic value of coral reef ecosystems is expected to be information for the community and government in making decisions and policies in the utilization of coral reef ecosystems so that they do not have negative impacts in the future.

The population in this study are people who own houses and use wells in Buhias Village, namely 153 families. The sample taken was 10% of the existing population, namely 15 people. Methods of data collection in this study using the sampling method. The sampling technique is incidental sampling. The sampling technique is based on coincidence, namely consumers who meet by chance/accidentally with researchers can be used as a sample, if it is deemed that the person met by chance is suitable as a data source.

The results of the research and discussion can be concluded that the indirect benefits of the coral reef ecosystem in Buhias Village are as a wave barrier, sea water intrusion barrier and abrasion prevention. The indirect economic value of the coral reef ecosystem in Buhias Village, namely wave breakers, amounts to IDR 486,030,038/year or 4,860,300,388/10 years, for seawater intrusion barriers amounts to IDR 4,708,226,225/year or IDR 47,082,262,250/10 years , and for abrasion prevention amounting to IDR 42,286,050,000/year or IDR 422,860,500,000/10 years, for a total of IDR 47,480,306,263/year or IDR 474,803,062,630/10 years.

Keywords: economic value; indirect benefits; coral reefs; Buhias Village

 

Abstrak

Desa Buhias merupakan salah satu desa yang terletak di Pulau Mantehage, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara yang memiliki ekosistem terumbu karang. Desa Buhias memiliki potensi ekosistem terumbu karang yang dapat dijumpai pada sepanjang pesisir. Ekosistem terumbu karang yang ada dapat menjadi sumber penghasilan, yaitu berupa hasil tangkapan seperti ikan, udang, dan usaha pariwisata seperti menyelam dan memancing. Pentingnya dilakukan perhitungan nilai ekonomi tidak langsung dari ekosistem terumbu karang, diharapkan dapat menjadi informasi bagi masyarakat maupun pemerintah dalam pengambilan keputusan dan kebijakan dalam pemanfaatan ekosistem terumbu karang sehingga tidak memberikan dampak buruk dimasa mendatang.

Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang memiliki rumah dan menggunakan sumur di Desa Buhias yaitu sebanyak 153 KK. Sampel yang diambil sebanyak 10% dari populasi yang ada yaitu 15 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode sampling. Teknik pengambilan sampel yaitu incidental sampling. Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa manfaat tidak langsung ekosistem terumbu karang di Desa Buhias yaitu sebagai penahan gelombang, penahan intrusi air laut dan pencegah abrasi. Nilai ekonomi tidak langsung dari ekosistem terumbu karang di Desa Buhias yaitu penahan gelombang berjumlah Rp486.030.038/tahun atau 4.860.300.388/10 tahun, untuk penahan intrusi air laut berjumlah Rp4.708.226.225/tahun atau Rp47.082.262.250/10 tahun, dan untuk pencegah abrasi berjumlah Rp42.286.050.000/tahun atau Rp422.860.500.000/10 tahun, dengan total Rp47.480.306.263/tahun atau Rp474.803.062.630/10 tahun.

Kata kunci: nilai ekonomi; manfaat tidak langsung; terumbu karang; Desa Buhias

References

Barnes, R.S.K., and Hughes, R.N. 1999. An introduction to marine ecology (3th ed). Blackwell Science.

Bengen, D., 2004. Pengelolaan Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Bogor.

Creswell, J.W. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Aplikasinya dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Ikhsan dan Syahrival, B. 2014. Willingness to Pay Masyarakat untuk Melindungi Terumbu Karang di Pulau Weh. Jurnal Kebangsaan. Volume 3 Nomor 5. Januari 2014.

Koenawan, A., dan Khodija. 2008. Studi Kondisi Ekosistem Terumbu Karang dan Strategi Pengelolaannya (Studi Kasus Perairan Teluk Bakau Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau).

Lissa, 2013. “Keanekaragaman Ikan Karang di Terumbu Karang Kawasan

Konservasi Pulau Biawak”. Jurnal Biodiversitas. 3(13).

Nababan, T.M. 2009. Persen Tutupan (Percent Cover) Terumbu Karang Hidup di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggoroe Aceh Darussalam. Medan.

Polli, V.D., Durand, S.S., & Andaki, J.A. 2020. Nilai Ekonomi Tidak Langsung Ekosistem Mangrove di Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado. Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 8 (1).

Ruhendra, H. 2015. Etika Lingkungan: Perspektif Konservasi Wilayah Pesisir dan Masyarakat Nelayan”. Penerbit UIKA PRESS. Bogor.

Sagai, B.P. 2017. Kondisi Terumbu Karang di Pulau Salawati Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharsono, 2008. Jenis-jenis Karang di Indonesia. LIPI Press, anggota Ikapi. Jakarta.

Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia.

Thamrin, 2006. Karang: Biologi Reproduksi dan Ekologi. Minamandiri Press. Pekan baru.

Wahyudin, Y. dan Adrianto, L. 2012. Analisis Ekonomi Sumber daya Alam dan Lingkungan Selat Lombok. Working Paper PKSPL-IPB. Pusat Kajian Sumber daya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Downloads

Published

2023-10-03

How to Cite

Irawati, M., Andaki, J. A., Dien, C. R., Durand, S. S., Longdong, F. V., & Suhaeni, S. (2023). NILAI EKONOMI TIDAK LANGSUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI DESA BUHIAS PULAU MANTEHAGE KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA. AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 11(2), 385–390. https://doi.org/10.35800/akulturasi.v11i2.51537