Ekek anti mikroba terapi larva

Authors

  • Sunny Wangko

DOI:

https://doi.org/10.35790/jbm.8.1.2016.12332

Abstract

Abstract: Chronic wound is still a world-wide problem that spends a very high cost related to its management and treatment. Although there are a lot of promising studies about wound healing process, the prevalence and incidence of chronic wound and its complications are still high. Conventionally, the management of chronic wound consists of surgical debridement, manual irrigation, dressing, and antimicrobial therapy (topical and/or systemic). It is accepted that microbial biofilm and its complexity play important roles in non-healing wounds. This biofilm consists of polymicrobial colonies embedded in exopolymeric matrix produced by the biofilm itself and has a high tolerance to host defence mechanisme, antibiotics, and antiseptics. Larval therapy has been approved by FDA to be used in chronic wound management. It has antimicrobial effects besides its other effects on wound healing inter alia mechanical debridement, anti-inflammation, angiogenesis, and destabilization of biofilm enzymes. Further studies are needed to explore the effects of larval therapy, especially its excretion/secretion components, so that it can be applicated more aesthetically.
Keywords: chronic wound, wound healing process, biofilm, larval therapy

Abstrak: Luka kronis merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang telah memboroskan biaya cukup tinggi. Walaupun telah terjadi kemajuan dan pemahaman mengenai penyembuhan luka, prevalensi dan insidensi luka kronis dan komplikasinya tetap meningkat pesat. Secara konvensional, perawatan luka kronis terdiri dari debrideman, irigasi manual, dressing untuk mempertahankan kelembaban, dan terapi antimikroba (topikal dan atau sistemik). Adanya biofilm mikroba serta kompleksitasnya pada luka kronis telah disepakati sebagai salah satu kunci gagalnya penyembuhan luka. Biofilm mikroba terdiri dari koloni-koloni mikroorganisme polimikrobial terkemas dalam matriks eksopolimerik yang diproduksi olehnya sendiri dan memiliki toleransi tinggi terhadap pertahanan pejamu (host), antibiotik, dan antiseptik. Terapi larva telah diterima oleh FDA dan telah terbukti berefek antimikroba disamping efek lainnya terhadap penyembuhan luka, antara lain: debrideman mekanis, anti-inflamasi, angiogenesis, dan destabilisasi enzim biofilm pada luka. Studi lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efek terapi larva terutama komponen ekskresi/skresi larva terhadap penyembuhan luka agar dapat diaplikasikan secara lebih estetik.
Kata kunci: luka kronis, penyembuhan luka, biofilm, terapi larva

Downloads