Sidroma neuroleptik maligna patofisiologi, diagnosis, dan terapi

Authors

  • Mieke A. H. N. Kembuan

DOI:

https://doi.org/10.35790/jbm.8.2.2016.12675

Abstract

Abstract: Neuroleptic malignant syndrome (NMS) is an uncommon, neurological emergency, with a high mortality rate. This syndrome is related with neuroleptic drug consumption. It is potential to bring about fatal complication with physical findings such as fever, movement disorder, rigidity, altered mental status, and autonomic dysfunction. A retrospective study in India showed an incidence rate of 0.14%, while in United States it reached 0.2-1.9%. NMS is related to the disturbance of dopamine receptor due to unknown mechanism. Most people with NMS died from heart, lung, or kidney complications. Early diagnosis, halting the usage of offending drugs, best supportive medical treatment, and specific pharmacotherapy for 14-21 days can give a good clinical outcome
Keywords: NMS, neuroleptic drugs

Abstrak: Sindroma neuroleptik maligna (SNM) jarang terjadi namun merupakan suatu kegawatdaruratan neurologi yang berpotensi mengancam nyawa. Sindroma ini berkaitan dengan penggunaan obat-obatan neuroleptik. SNM berpotensi menyebabkan komplikasi fatal yang diakibatkan oleh penggunaan obat-obat antipsikotik dengan gejala klinis berupa demam, gangguan gerak, rigiditas, perubahan kesadaran, dan disfungsi otonom. Suatu penelitian retrospektif di India menunjukkan angka insidens SNM 0,14%, sedangkan di Amerika Serikat angka insidens tersebut mencapai 0,2-1,9%. Patofisiologi sindroma ini berhubungan dengan jalur reseptor dopamin di otak dengan mekanisme yang belum jelas. Morbiditas dan mortalitas pada SNM sering merupakan akibat sekunder dari komplikasi jantung, paru-paru, dan ginjal. Keberhasilan tatalaksana SNM dapat dicapai melalui diagnosis dini yang tepat, penghentian obat-obat neuroleptik, perawatan medis suportif, dan farmakoterapi spesifik selama 14 sampai dengan 21 hari diikuti dengan perbaikan klinis.
Kata kunci: SNM, obat-obat neuroleptik

Downloads