Perbandingan Penyembuhan Luka Insisi Menggunakan Pisau Bedah dan Pisau Elektrokauter Dinilai dengan Vancouver scar score pada Operasi Luka Bersih
DOI:
https://doi.org/10.35790/jbm.9.3.2017.17342Abstract
Abstract: Skin incision is usually performed by using a scalpel. It is assumed that electrocautery knife, a more recent alternative, can increase the risk of infection, impair healing, and result in poor cosmetic scar. This study was aimed to compare the healing process of incision wounds performed by using sclapels and electrocautery knives assessed with Vancouver Scar Score (VSS) at three months after operation. This was an experimental study. Subjects were 17 male patients, aged 18-55 years old, with elective operation (categorized as clean wound operation) from March through June 2016 at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. Each incision was performed with a scalpel first (Group A) and continued with an electrocautery knife (Group B). After 3 months of operation, the wound scars were assessed with VSS. The Wilcoxon signed ranks test showed no significant difference between the VSS of the two groups (P > 0.05). Conclusion: There was no difference in wound healing of incised wounds performed by using scalpels and by using electrocautery knives.
Keywords: VSS, electrocautery, wound healing, scar
Abstrak: Insisi kulit biasanya dilakukan dengan menggunakan pisau bedah. Peralatan elektrokauter merupakan alternatif baru yang dianggap meningkatkan risiko infeksi, memperlambat penyembuhan, dengan hasil secara kosmetik yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan proses penyembuhan dari luka insisi menggunakan pisau bedah dan pisau elektrokauter yang dinilai dengan Vancouver Scar Score (VSS) pada operasi dengan luka bersih. Jenis penelitian ialah eksperimental. Penelitian dilakukan selama periode Maret 2016 s/d Juni 2016 pada 17 orang pasien berjenis kelamin laki-laki, berusia 18-55 tahun yang memerlukan operasi elektif di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan dikategorikan operasi dengan luka bersih. Setiap insisi selalu dilakukan terlebih dahulu dengan pisau bedah (kelompok A) dan sisanya dilakukan dengan pisau elektrokauter (kelompok B), kemudian luka dinilai dengan VSS setelah 3 bulan kemudian. Hasil uji Wilcoxon signed ranks terhadap hasil VSS saat 3 bulan setelah operasi memperlihatkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil perlakuan A dan B (P > 0,05). Simpulan: Tidak terdapat perbedaan dalam penyembuhan dari kedua bagian luka insisi yang menggunakan pisau bedah dan pisau elektrokauter pada operasi dengan luka bersih.
Kata kunci: VSS, elektrokauter, penyembuhan luka, jaringan parut
Downloads
Published
Issue
Section
License
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang BELUM PERNAH diterbitkan dalam media lain. Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting keseragaman format istilah dan cara penulisan sesuai dengan format penulisan yang terlampir dalam jurnal ini.
Segala isi dan permasalahan mengenai tulisan yang yang diterbitkan dalam jurnal menjadi tanggung jawab penuh dari penulis.