PROFIL PALATOSKISIS DI BAGIAN ILMU BEDAH PLASTIK BLU RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

Authors

  • Kalsum Taufiq Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Jan T. Ngantung Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Maximillian C. H. Oley Universitas Sam Ratulangi Manado

DOI:

https://doi.org/10.35790/jbm.5.1.2013.2632

Abstract

Abstract: After labioschizis, palatoschizis is the most frequently encountered congenital disorder with multifactorial causes, and is a disorder that can be found in every nation in the world. Among the factors, the genetic factor was agreed upon to be a major factor. This was a descriptive retrospective  study. This study aimed to find out palatoschizis cases in the Division of Plastic Surgery, Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital, Manado, from January to December 2011. The results showed that there were 40 cases of both disordersd in the Division of Plastic Surgery Prof Dr. R.D. Kandou Manado Hospital from January 2011 through December 2011, showing 55% with palatoschizis and 45% with labiopalatoschizis. From the total cases, 53% were females in contrast to 47% males. Fifty-seven percent represented the most frequently treated age group of 1-4 years with 72.5% requiring palatoplasty. From the total number of palatoschizis cases, as many as 58% were caused by environmental factors. Fifty-two percent were unilateral palatoschizis, in comparison to 2.5% bilateral. Conclusion: In the Division of Plastic Surgery, Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital, Manado, from January to December 2011 most of the palatoschizis and labiopalatoschizis cases were unilateral. Environmental factors were the mot common etiology for most of the women who suffered from this disease. Palatoplasty procedures were most widely used among the largest age group of 1-4 years.

Keywords: palatoschizis, labiopalatoschizis.

 

 

Abstrak: Palatoskisis merupakan kelainan kongenital yang paling sering dijumpai setelah labioskisis dengan penyebab multifaktorial, dan dijumpai pada setiap bangsa di dunia. Diantara faktor-faktor penyebabnya, faktor genetika disepakati menjadi faktor utama. Palatoskisis lebih banyak ditemukan pada perempuan. Palatoskisis unilateral kiri lebih sering dari pada yang kanan. Penelitian ini bersifat retrospektif deskriptif untuk mengetahui tentang kejadian palatoskisis di Bagian Ilmu Bedah Plastik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2011. Hasil penelitian memperlihatkan jumlah kasus di Bagian Bedah Plastik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2011 sebanyak 40 kasus dengan palatoskisis (55%) dan labiopalatoskisis (45%), lebih sering pada perempuan (53%) dibandingkan laki-laki (47%). Kelompok usia yang tersering ditangani 1-4 tahun (57%) dan jenis operasi yang digunakan yaitu palatoplasty (72,5%). Faktor penyebab yang tersering ialah faktor lingkungan (58%). Kasus palatoskisis unilateral sebanyak 52,5% sedangkan yang bilateral 2,5%. Simpulan: Di Bagian Ilmu Bedah Plastik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2011 sebagian besar kasus palatoskisis dan labiopalatoskisis ditemukan unilateral dengan lokasi defek terbanyak di bagian kiri. Jenis kelamin perempuan lebih sering ditemukan dan etiologi tersering yaitu faktor lingkungan. Kelompok usia yang tersering ditangani yaitu 1-4 tahun dan tindakan yang tersering digunakan ialah palatoplasty.

Kata kunci: palatoskisis, labiopalatoskisis.

Author Biographies

Kalsum Taufiq, Universitas Sam Ratulangi Manado

Kandidat skripsi Fakultas Kedokteran

Jan T. Ngantung, Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Bedah Fakultas Kedokteran

Maximillian C. H. Oley, Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Bedah Fakultas Kedokteran

Downloads