Pemeriksaan Kedokteran Forensik setelah Ekshumasi di Sulawesi Utara: Kontribusi dan Tantangan
DOI:
https://doi.org/10.35790/jbm.11.3.2019.26719Abstract
Abstract: Forensic examination of exhumed corpse is a procedure with field conditions that may have the widest range in a forensic medical procedure. The examination can be carried out in a hospital with complete equipment up to the condition where the examination must be performed at the excavation site with limited equipment. The various conditions of the corpse when excavated from the grave also make forensic examination of the exhumed corpse has its own challenges and obstacles compared to the other forensic medicine cases. This study was conducted at two hospitals that carried out forensic autopsies in North Sulawesi, namely Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital and RS Bhayangkara tingkat III in Manado. Data were obtained from medical records of exhumation cases carried out by forensic and medicolegal specialists. The results showed that from 22 cases of forensic medical examinations on exhumated corpses, 17 corpses were male (77%) and 5 corpses (23%) were female. In 95.45% of cases, the causes of deaths could be determined, while in 4.54% the causes of deaths could not be determined anymore. In conclusion, the contribution of forensic examinations on exhumation cases has the same quality as forensic examinations in any other cases. Meanwhile, the main challenge of this examination is the carefulness of the investigator in schedulling the examination.
Keywords: forensic medicine, exhumation
Â
Abstrak: Pemeriksaan forensik setelah proses ekshumasi merupakan prosedur dengan kondisi lapangan yang mungkin memiliki rentang terlebar dalam suatu prosedur kedokteran forensik. Pemeriksaan dapat dilakukan di rumah sakit dengan alat yang lengkap hingga kondisi dimana pemeriksaan harus dilakukan di tempat penggalian, dengan alat terbatas. Kondisi jenazah yang beragam saat digali dari kubur juga membuat pemeriksaan forensik pada jenazah setelah proses ekshumasi memiliki tantangan dan hambatan tersendiri bila dibandingkan dengan kasus kedokteran forensik lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di dua rumah sakit yang melaksanakan autopsi forensik di Sulawesi Utara, yaitu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dan RS Bhayangkara tingkat III Manado. Data dikumpulkan dari rekam medis kasus ekshumasi yang dilaksanakan dokter spesialis forensik dan medikolegal. Hasil penelitian mendapatkan 22 kasus pemeriksaan kedokteran forensik pada jenazah hasil ekshumasi selama thaun 2015-2019, terdiri dari 17 jenazah laki-laki (77%) dan 5 jenazah perempuan (23%). Pada 95,45% kasus sebab kematian dapat ditentukan, sedang pada 4,54% tidak dapat ditentukan lagi sebab kematiannya. Simpulan penelitian ini ialah kontribusi yang diberikan pemeriksaan forensik pada kasus ekshumasi sama kualitasnya dengan pemeriksaan forensik pada kasus korban yang baru meninggal sedangkan tantangan utama pemeriksaan jenazah ekshumasi yaitu kejelian penyidik dalam meminta dan menjadwalkan pemeriksaan.
Kata kunci: Kedokteran Forensik, ekshumasi
Downloads
Issue
Section
License
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang BELUM PERNAH diterbitkan dalam media lain. Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting keseragaman format istilah dan cara penulisan sesuai dengan format penulisan yang terlampir dalam jurnal ini.
Segala isi dan permasalahan mengenai tulisan yang yang diterbitkan dalam jurnal menjadi tanggung jawab penuh dari penulis.