PERBANDINGAN HASIL DETEKSI PLASMODIUM SPP ANTARA CARA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK TETESAN DARAH TEBAL DAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION
DOI:
https://doi.org/10.35790/jbm.6.1.2014.4161Abstract
Abstract: Malaria is still a health problem in the world, especially in undeveloped countries. This disease is caused by protozoa of the genus Plasmodium and has two ways of transmission, naturally (Anopheles spp.) and unnaturally. WHO mentioned that in 2006 there were as many as 200-300 million cases of clinical malaria with 880,000 deaths. In 2012, it was recorded that there were a total of 8,691 malaria cases in North Sulawesi, Indonesia. Therefore, an early diagnostic tool with high sensitivity and specificity is needed. This study aimed to compare the sensitivity and specificity in detection of Plasmodium spp by using thick blood smear method to Polymerase Chain Reaction (PCR). This was a diagnostic test using blood samples of 30 malaria patients at Budi Mulia Hospital and Manembo-nembo Hospital Bitung from September 2013 - January 2014. Thick blood smears were prepared and microcopically tested, then the specimens were scrapped and be further tested by using the PCR. The microscopic test showed 20 positive samples meanwhile the PCR showed 24 positive samples. A diagnostic test using predictive table 2x2 indicated that the PCR had 100% sensitivity in general, 60% specifity, 83.3% positive predictive value, and 100% negative predictive value. Conclusion: Compared to the thick blood smear, the PCR was more accurate in detecting plasmodia in malaria cases with a moderate specificity value and a high sensitivity value.
Keywords: thick blood smear, Polymerase Chain Reaction (PCR), sensitivity, specificity
Â
Â
Abstrak: Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia terutama di negara-negara yang belum berkembang. Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium dan ditularkan melalui dua cara yaitu alamiah melalui nyamuk Anopheles spp. dan tidak alamiah. WHO melaporkan bahwa pada 2006 terdapat 200-300 juta kasus malaria dengan 880.000 kematian. Di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, dilaporkan total kasus malaria tahun 2012 sebesar 8.691. Oleh karena itu diperlukan suatu alat diagnostik dini dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat sensitivitas dan spesifisitas hasil deteksi Plasmodium spp antara cara pemeriksaan mikroskopik tetesan darah tebal dan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan sampel darah dari 30 pasien malaria di RS Budi Mulia dan RS Manembo-nembo Bitung sejak September 2013 - Januari 2014. Setelah disiapkan tetesan darah tebal, dilakukan pemeriksaan mikroskopik. Selanjutnya, spesimen darah dikerok dan diperiksa dengan PCR. Hasil pemeriksaan mikroskopik menunjukkan 20 sampel positif malaria sedangkan pemeriksaan PCR 24 sampel positif malaria. Tes uji diagnostik dengan tabel prediktif 2x2 mendapatkan tingkat sensitivitas PCR secara umum sebesar 100%, spesifisitas 60%, nilai duga positif 83,33%, dan nilai duga negatif 100%. Simpulan: Dibandingkan tetesan darah tebal, pemeriksaan PCR dapat mendeteksi secara lebih akurat adanya plasmodia pada kasus malaria, dengan nilai spesifitas sedang dan nilai sensitivitas tinggi.
Kata kunci: tetesan darah tebal, Polymerase Chain Reaction (PCR), sensitivitas, spesifisitas
Downloads
Issue
Section
License
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang BELUM PERNAH diterbitkan dalam media lain. Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting keseragaman format istilah dan cara penulisan sesuai dengan format penulisan yang terlampir dalam jurnal ini.
Segala isi dan permasalahan mengenai tulisan yang yang diterbitkan dalam jurnal menjadi tanggung jawab penuh dari penulis.