PERCUTANEUS CORONARY INTERVENTION PADA PASIEN DIABETES MELITUS PASCA TRANSPLANTASI GINJAL

Authors

  • Edmond L. Jim Universitas Sam Ratulangi Manado

DOI:

https://doi.org/10.35790/jbm.5.3.2013.4341

Abstract

Abstract: Cardiovascular disease is the leading cause of morbidity and mortality in dialysis patients as well as after renal transplant. Diabetes mellitus (DM) is a main risk factor of cardiovascular diseases and is associated with diffuse and rapidly progressive forms of atherosclerosis compared to non-DM patients. Renal transplant decreases the mortality especially of DM patients. However, after renal transplant DM patients have a 3-5 times cardiovascular risk than non-DM patients. We reported a case of a 58-year-old male with chest pain at rest. He underwent a renal transplant in 2004 and two days later he had acute anteroseptal myocardial infarction which was treated conservatively. In 2008, he underwent an angioplasty and stenting in RPDA with DES. The ECG showed a sinus rhythm of 80 bpm and a poor R V1-3. A coronary angiography was performed, and the result showed 30% stenosis of proximal LAD and 99% of mid LAD followed by total occlusions. In addition, there were other stenosis in proximal and mid LCX (90%), ramus intermedius at the proximal part (90%), and in-stent restenosis lesions of RPDA (40%). A PCI was performed with successful stenting by using Orsiro from mid to distal LAD, as well as proximal LAD, in addition to POBA to LCX. The coronary risk factors were type 2 DM, hypertension, post renal transplant, and mental stress. Conclusion: A case of triple vessel disease, diabetes mellitus, and post renal transplant underwent a PCI followed by stentings with Orsiro DES in LAD, and POBA in LCX successfully.

Keywords: percutaneus coronary intervention, diabetes mellitus, post renal transplant.

 

 

Abstrak: Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien dialisis dan setelah transplantasi ginjal. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler yang dihubungkan dengan aterosklerosis yang lebih luas dan progresif dibandingkan pasien non-DM. Walaupun transplantasi ginjal dapat menurunkan mortalitas, khususnya pada pasien DM, pasca transplantasi ginjal pasien DM memiliki 3-5 kali risiko terkena penyakit kardiovaskuler daripada pasien non-DM. Kami melaporkan seorang laki-laki berusia 58 tahun dengan nyeri dada saat istirahat. Pasien ini telah menjalani transplantasi ginjal pada tahun 2004 dan dua hari kemudian mengalami infark miokard anteroseptal akut yang diterapi secara konservatif. Pada tahun 2008 pasien menjalani angioplasti dan pemasangan stent (stenting) dalam RPDA dengan menggunakan DES. EKG menunjukkan irama sinus 80x/menit dan R V1-3 yang buruk. Pada angiografi koroner ditemukan stenosis LAD proksimal 30% dan mid 99% yang diikuti dengan oklusi total; LCX proksimal dan mid 90%; ramus intermedius 90% pada bagian proksimal; dan lesi restenosis dalam stent dari RPDA. Tindakan PCI dilakukan dan dipasang stent dengan Orsiro dari mid hingga distal LAD dan proksimal LAD, serta POBA ke LCX. Faktor-faktor risiko koroner ialah DM tipe 2, hipertensi, pasca renal transplantasi, dan stres mental. Simpulan: Telah dilaporkan kasus triple vessel disease, diabetes melitus, dan pasca transplantasi ginjal, yang menjalani percutaneus coronary intervention dan pemasangan stent Orsiro DES di proksimal LAD dan mid-distal LAD, serta POBA di proksimal-mid LCX yang berhasil baik.

Kata kunci: percutaneus coronary intervention, diabetes melitus, pasca transplantasi ginjal.

 


Author Biography

Edmond L. Jim, Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular

Downloads