PERAN ENTOMOLOGI FORENSIK DALAM PERKIRAAN SAAT KEMATIAN DAN OLAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA SISI MEDIS (INTRODUKSI ENTOMOLOGI MEDIK)

Authors

  • Erwin Kristanto Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Sunny Wangko Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Sonny Kalangi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Johannis Mallo Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

DOI:

https://doi.org/10.35790/jbm.1.1.2009.809

Abstract

Abstract: Scrutinized and devoted efforts are needed to unveil mysteries of forensic cases. A variety of methods may be needed, methods that are accountable in court. During the flow of time, some evidence, especially human tissues will degrade and eventually vanish. Albeit, to forensic entomologists, the degradation of human remains will bring other new evidence which is scientifically accountable in court. Just as in life, after death the tissues of humans are still attractive to a variety of insects. Different insects are attracted at different stages of decomposition of the body. These insects follow certain set patterns of development in or on the body. Identification of the types of insects present, and their stages of development, in conjunction with the knowledge of the rates of their development, can be used to determine approximately how long a body has been dead. In addition, this identification might indicate whether a body has been moved from one area to another.

Key words: forensic cases, methods, insects.

 

 

Abstrak: Dibutuhkan dedikasi dan ketelitian dalam mengungkap berbagai misteri di balik kasus-kasus forensik. Berbagai metode akan amat dibutuhkan dalam menjawab berbagai pertanyaan terkait kasus-kasus tersebut, dan sudah menjadi keharusan bahwa bukti atau kesaksian ahli ini dapat dipertanggungjawabkan. Dengan berjalannya waktu, beberapa barang bukti, terutama jaringan tubuh manusia akan mengalami proses degradasi dan akhirnya hilang. Namun demikian, bagi seorang ahli entomologi forensik, kerusakan dan hilangnya jaringan tubuh tadi dapat membawa bukti-bukti baru. Bukti yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah di pengadilan. Seperti saat hidup, jaringan tubuh manusia setelah kematian tetap menarik bagi berbagai jenis serangga. Jenis serangga yang berbeda akan tertarik pada tahap yang berbeda pula dari tahapan-tahapan pembusukan jaringan tubuh manusia. Serangga-serangga ini mengikuti suatu pola perkembangan. Terkait dengan pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan mereka, hal ini dapat digunakan untuk membuat suatu perkiraan berapa lama tubuh tadi telah mati. Sebagai tambahan, identifikasi hal di atas juga akan dapat mengindikasikan apakah mayat telah dipindahkan dari satu area ke area yang lain.

Kata kunci: kasus forensik, metode, serangga.

Author Biographies

Erwin Kristanto, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Sunny Wangko, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Anatomi-Histologi

Sonny Kalangi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Anatomi-Histologi

Johannis Mallo, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Downloads