GAMBARAN VISUS MATA PADA SENAT MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Authors

  • Freelyn Ch. P. Tamboto
  • Herlina I. S. Wungouw
  • Damajanty H. C Pangemanan

DOI:

https://doi.org/10.35790/ebm.v3i3.10148

Abstract

Abstract: Visus is visual acuity. Vision examination is an examination to see visual acuity. Overview vision and blindness remains a substantial social problem in Indonesia. WHO estimates that in 2000 there were 45 million people with blindness in the world, in which one third is in south east asia. With the world's population increases with the increase in life expectancy will increase the number of blindness at least one million people Indonesia reached 1.47%. This study aims to determine visual acuity eye on the students of the Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi. This descriptive study using cross sectional study design (cross-sectional). With the study sample met the criteria is the age of 19-22 years old and healthy while doing research. The samples were students of the Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi numbered 20 people. Based on the research results that show the frequency of eye vision disorders did not differ between the sexes men and women, but the effect on the frequency of vision disorder age. Conclusion: Impaired vision usually occurs due to hereditary factors or behavioral factors that are not well when reading or watching near for a long time and with less lighting.
Keywords: visus

Abstrak: Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan. Gambaran penglihatan dan kebutaan masih menjadi masalah sosial yang cukup besar di Indonesia. WHO memperkirakan pada tahun 2000 terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, di mana sepertiganya berada di Asia Tenggara. Penambahan jumlah penduduk dunia dengan peningkatan umur harapan hidup maka jumlah kebutaan akan meningkat paling sedikit satu juta orang Indonesia mencapai 1,47%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui visus mata pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional study). Sampel penelitian yang memenuhi kriteria yaitu usia 19-22 tahun dan sehat disaat melakukan penelitian. Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi berjumlah 20 orang. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil yang menunjukkan frekuensi gangguan visus mata tidak berbeda antara jenis kelamin laki laki maupun perempuan, namun frekuensi gangguan visus berpengaruh pada usia. Simpulan: Gangguan visus biasanya terjadi karena faktor herediter atau faktor perilaku yang tidak baik saat membaca atau nonton dekat dalama waktu yang lama dan dengan penerangan yang kurang.
Kata kunci: visus

Downloads

Issue

Section

Articles