PENGARUH AKTIVITAS BERLARI TERHADAP TEKANAN DARAH DAN SUHU PADA PRIA DEWASA NORMAL
DOI:
https://doi.org/10.35790/ebm.v4i1.11044Abstract
Abstract: Movement is a certain habit that never gone from every human being. A Person never stop to move even when he was asleep, because without realizing our heart is settled to pump out blood going to entire body. The quick heart beat can be feel on some situation for example; run, bike or heavy lifting. While run the heartbeat feel faster. Beside heartbeat, breathing and body temperature is also rise where breathing get deeper and faster resembling with body that feel hotter. The aim of this study is to see the influence of running activity toward blood pressure and body temperature. The research methodology used is cross sectional design. The research was conducted between September to November 2015. Subjects are 30 teenager attain the age of 18- 25 years old that selected through inclusion and exclusion criteria. Data analysis performed by Wilcoxon test using SPSS.The result showed that there are 24 people that has rise blood pressure and on the measuring body temperature there are 20 people has decrease of blood temperature after run. Conclusion: Research shows that there are significant contradiction of blood pressure before and after run. On the measure body temperature there are no significant contradiction before and after run.
Keywords: run, blood pressure, body temperature
Abstrak: Gerak merupakan suatu kebiasaan yang tidak lepas dari setiap manusia. Manusia tidak pernah berhenti bergerak bahkan disaat seorang tidur, karena tanpa disadari jantung manusia tetap bergerak untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Detak jantung yang kencang dapat kita rasakan pada keadaan-keadaan tertentu, contohnya; berlari, bersepeda atau mengangkat beban. Saat berlari, detak jantung terasa lebih kencang dan lebih cepat. Selain detak jantung, pernapasan dan suhu tubuh juga meningkat, dimana pernapasan lebih dalam dan cepat bersamaan dengan tubuh yang terasa panas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh berlari terhadap tekanan darah dan suhu. Metode penelitian yang digunakan adalah design potong lintang (cross sectional) yang dilaksanakan pada bulan September sampai November 2015. Subjek penelitian adalah 30 orang remaja yang berumur 18-25 tahun melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan uji statistik Wilcoxon dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 24 orang yang mengalami peningkatan pada pengukuran tekanan darah dan pada pengukuran suhu ditemukan 20 orang yang mengalami penurunan suhu setelah berlari. Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah berlari. Pada pengukuran suhu, tidak terjadi perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah berlari.
Kata kunci: berlari, tekanan darah, suhu