Hasil diagnostik Mycobacterium tuberculosis dari sputum penderita batuk ≥ 2 minggu dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen di Puskesmas Minanga Malalayang Dua, Puskesmas Bahu, dan Puskesmas Teling Atas Manado

Authors

  • Raden MS. Ramadhan
  • John Porotu'o
  • Olivia A. Waworuntu

DOI:

https://doi.org/10.35790/ebm.v4i1.13877

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is an infectious disease which still commonly found at puskesmas (primary health care) in Manado. WHO has proclaimed “The End TB Strategy†program to reduce the incidence of TB. The TB germ can be identified with the Ziehl-Neelsen staining. This study was aimed to identify Mycobacterium tuberculosis in the sputum of patients that were suffered from cough for ≥2 weeks and had not received specific therapy and of relapsed pulmonary TB patients at Puskesmas Minanga Malalayang Dua, Puskesmas Bahu, and Puskesmas Teling Atas Manado by using Ziehl-Neelsen staining. This was a descriptive prospective study with a cross-sectional design. The results showed that of 30 samples of patients, the highest percentages were as follows: at Puskesmas Teling Atas, males (60%), ages 35-59 years old (60%), M. tuberculosis (-) (90%); at Puskesmas Bahu, females (60%), ages 15-34 years old (60%), M. tuberculosis (-) (100%); at Puskesmas Minanga Malalayang Dua, males (60%), ages 15-34 years old (70%), M. tuberculosis (-) (100%). Conclusion: Most patients had sputum with negative results of Mycobaterium tuberculosis which met the The End TB Strategy of WHO.

Keywords: Mycobaterium tuberculosis, Ziehl-Neelsen staining, tuberculosis

 

Abstrak: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih sering ditemukan di puskesmas Kota Manado. WHO telah mencanangkan “The End TB Strategy†program to reduce the incidence of TB. Kuman TB dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan Ziehl-Neelsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis pada sputum penderita batuk ≥2 minggu yang belum mendapatkan terapi spesifik atau penderita TB paru relaps di Puskesmas Teling Atas, Puskemas Bahu, dan Puskesmas Minanga Malalayang Dua Manado dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Jenis penelitian ialah deskriptif prospektif dengan desain potong-lintang. Pada hasil penilitian didapatkan 30 sampel penderita batuk ≥2 minggu yang belum mendapatkan terapi spesifik atau penderita TB Paru relaps. Distribusi persentase tertinggi di Puskesmas Teling Atas ialah: laki-laki (60%), usia 35-59 tahun (60%), dan basil tahan asam/BTA (-) (90%). Persentase tertinggi di Puskemas Bahu ialah: perempuan (60%), usia 15-34 tahun (60%), dan BTA (-) (100%) sedangkan di Puskesmas Minanga Malalayang Dua ialah: laki-laki (60%), usia 15-34 tahun (70%), dan BTA(-) (100%). Simpulan: Pada ketiga puskemas tersebut, hampir seluruh pasien mempunyai sputum BTA (-) yang memenuhi The End TB Strategy dari WHO.

Kata kunci: Mycobaterium tuberculosis, pewarnaan Ziehl-Neelsen, tuberkulosis

Downloads

Published

2016-10-28

Issue

Section

Articles