Gambaran histopatologik lambung tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diberi minuman kopi (Coffea Arabica L)

Authors

  • Mohammad R. Kuswandi
  • Poppy M. Lintong
  • Lily L. Loho

DOI:

https://doi.org/10.35790/ebm.v5i1.15631

Abstract

Abstract: Coffee contains caffeine, a substance that triggers gastritis. Caffeine can stimulate the secretion of gastrin that induces secretion of HCl. HCl acid which overload can damage the gastric mucosa. This study was aimed to obtain the histopathological gastric changes in Wistar rats (Rattus norvegicus) given coffee solution (Coffea arabica L). This experimental study used 20 rats divided into four groups (five rats per group). Group A, the negative control; group B, given a standard dose of coffe 223 mg/rat/day for 30 days; group C, given a double dose of 446 mg/rat/day for 30 days; and group D, given a triple dose 669 mg/rat/ay for 30 days. All rats were terminated on day-31. The results showed the histopathological changes of group B as chronic inflammatory cells and edema; group C, chronic inflammatory cells, edema, and erosion; group D, chronic inflammatory cells that reached the submucosal layer, edema, and erosion. Conclusion: Administration of coffee of standard dose (223 mg/day in 1 ml water) to rats for 30 days showed chronic gastritis. Administration of coffee of double dose (446mg/day in 2 ml water) for 30 days showed chronic erosive gastritis. Moreover, administration of coffee of triple dose (669 mg/day in 3 ml water) for 30 days showed chronic erosive gastritis and more severe inflammation.

Keywords: coffee, gastritis

 

Abstrak: Kopi diketahui mengandung kafein yang merupakan salah satu zat pencetus gastritis. Kafein dapat merangsang sekresi gastrin kemudian merangsang pengeluaran HCl yag bila berlebihan dapat merusak mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologik lambung tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diberi minuman kopi (Coffea Arabica L). Jenis penelitian eksperimental ini menggunakan 20 ekor tikus yang dibagi dalam empat kelompok (lima ekor tikus setiap kelompok). Kelompok A tidak diberi perlakuan; kelompok B diberi dosis standar kopi 223 mg/tikus/hari selama 30 hari; kelompok C diberi dosis dua kali lipat 446 mg/tikus/hari selama 30 hari; dan kelompok D diberi dosis tiga kali lipat 669 mg/tikus/hari selama 30 hari. Semua tikus diterminasi pada hari ke-31. Hasil penelitian menunjukkan gambaran histopatologik lambung tikus wistar pada kelompok B, berupa sel radang kronik dan edema; kelompok C, sel radang kronik, edema dan erosi; dan kelompok D, gambaran sel radang kronik yang mencapai lapisan submukosa, edema, serta erosi. Simpulan: Pemberian minuman kopi dengan dosis standar (223 mg/hari dalam 1 ml pelarut air) pada tikus selama 30 hari, menunjukkan gambaran histopatologik gastritis kronik. Pemberian kopi dengan dosis 2 kali lipat (446 mg/hari dalam 2 ml pelarut air) pada tikus selama 30 hari menunjukkan gambaran histopatologik berupa gastritis kronik erosif. Pemberian kopi dengan dosis 3 kali lipat (669 mg/hari dalam 3 ml pelarut air) pada tikus selama 30 hari menunjukkan gambaran histopatologik berupa gastritis kronik erosif dengan peradangan lebih hebat.

Kata kunci: kopi, gastritis

Downloads

Issue

Section

Articles