HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU MEROKOK KALANGAN REMAJA DI SMKN 1 BITUNG

Authors

  • Gretty C. Runtukahu
  • Jehosua Sinolungan
  • Henry Opod

DOI:

https://doi.org/10.35790/ebm.v3i1.6611

Abstract

Abstract: Low self-control makes teenagers are not able to organize and direct the behavior that appears uncontrolled actions such as smoking. Changes in the state of teenages who should learn to be more interested in smoking, associated with high–low self-control. This study aimed to determine the relationship between self-control and smoking behavior among adolescents. The research method using cross sectional design and quantitative analytic. The study involved 176 active students of the school as a sample, smoking and non smoking, male or female, and is willing to participate. Collecting data through questionnaires. Data analysis technique using the Spearman rank correlation test. The results show the value of r = -0,756 with p = 0,000 ( p < 0,05 ), meaning that the higher self-control teenagers applied, the lower the level of smoking behavior. Analysis of the 44 smokers from the total sample of 176 respondents, the value of r =-0,766 with p = 0,000 ( p < 0.05 ), meaning that the lower self-control teenagers applied, the higher the level of smoking behavior. Thus the hypothesis H1 is accepted, that there is a significant negative relationship between self-control and smoking behavior .
Keywords : self-control, smoking behavior, adolescent

Abstrak: Kontrol diri yang rendah membuat remaja tidak mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya sehingga muncul tindakan tidak terkontrol seperti perilaku merokok. Perubahan keadaan dari remaja yang seharusnya belajar menjadi remaja yang lebih tertarik merokok berkaitan dengan tinggi-rendah kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok kalangan remaja. Metode penelitian menggunakan desain Cross Sectional dan bersifat analitik kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 176 siswa aktif sekolah sebagai sampel, merokok dan tidak merokok, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, dan bersedia berpartisipasi. Pengambilan data melalui kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukan nilai r =-0,756 dengan p=0,000 (p<0,05), artinya semakin tinggi kontrol diri remaja, semakin rendah perilaku merokoknya. Analisis terhadap 44 responden perokok dari total sampel 176, diperoleh nilai r =-0,766 dengan nilai p=0,000 (p<0,05), artinya semakin rendah kontrol diri remaja, semakin tinggi perilaku merokoknya. Dengan demikian hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku merokok.
Kata kunci: kontrol diri, perilaku merokok, remaja

Downloads

Published

2015-02-06

Issue

Section

Articles