GAMBARAN REAKSI RADANG LUKA POSTMORTEM PADA HEWAN COBA

Authors

  • Yoczhan A. Wijaya
  • Sonny J. R. Kalangi
  • Martha M. Kaseke

DOI:

https://doi.org/10.35790/ebm.v3i1.8301

Abstract

Abstract: Skin is the most outer organ of human body which is very vulnerable to be injured. Injuries or wounds are destruction of the unity/components of tissues with damaged or missing of specific tissues. Normally, the body will respond to any injury/wound with the occurence of inflammatory process. Albeit, this inflammatory process does not only occur in living body; it can be microscopically identified in postmortem state. This study aimed to identify the inflammatory process microscopically in experimental animal postmortem. This was a descriptive experimental study. One local pig weighing 15 kg was used as model. Incised wounds were made on the lateral side of its abdomen with an interval of 1 hour from 0 to 12 hours postmortem. Tissues of 0-11 hour postmortem wounds were taken with a transversal excision at 12 hours postmortem. Tissues of 3, 6, 9, and 12 hour postmortem wounds were taken at 24 hours postmortem. The results showed that inflammatory process with increased number of PMN leucocytes in the dermis could be identified until 3-5 hours postmortem. However, since 6 hours postmortem the PMNs’ number had decreased. Conclusion: Inflammatory process of wounds could be identified until 3-5 hours postmortem.
Keywords: injury/wound, inflammatory process

Abstrak: Kulit merupakan organ tubuh terluar yang paling rentan terhadap terjadinya luka dibandingkan organ lainnya. Luka merupakan rusaknya kesatuan/komponen jaringan dimana secara terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Secara normal tubuh akan berespon terhadap cedera melalui proses radang yang terjadi baik saat masih hidup maupun setelah kematian yang dapat diamati secara mikroskopik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mikroskopik reaksi radang luka setelah kematian (postmortem) yang diamati pada beberapa interval waktu sampai 24 jam postmortem dengan menggunakan hewan coba. Penelitian ini bersifat deskriptif eksperimental. Sampel penelitian menggunakan 1 ekor babi domestik dengan berat 15 kg. Luka insisi dibuat pada sisi lateral abdomen setiap interval 1 jam dimulai dari 0 jam sampai 12 jam postmortem. Untuk luka 0-11 jam postmortem dilakukan pengambilan jaringan dengan potongan melintang terhadap garis luka setelah 12 jam postmortem. Untuk luka 3, 6, 9, 12 jam dilakukan pengambilan jaringan 24 jam postmortem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi radang ditandai oleh bertambahnya populasi leukosit PMN pad dermis dapat diamati sampai 3-5 jam postmortem. Sejak 6 jam postmortem jumlah sel-sel radang terlihat berkurang. Simpulan: Reaksi radang pada luka postmortem masih ditemukan sampai 3-5 jam postmortem.
Kata kunci: luka, reaksi radang

Downloads

Issue

Section

Articles