Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium ascalonicum) terhadap Streptococcus sanguinis

Authors

  • Ganda S. Sihite Universitas Kristen Maranatha
  • Riani Setiadhi Universitas Kristen Maranatha
  • Vinna K. Sugiaman Universitas Kristen Maranatha

DOI:

https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.44467

Abstract

Abstract:  Recurrent aphthous stomatitis is often found in the community, however, the definite cause is still unknown. One of the predisposing factors is Streptococcus sanguinis. Mostly, the treatment for RAS is symptomatic and supportive with antiseptic mouthwash such as 0.2% chlorhexidine gluconate, albeit, it has some side effects for long-term use. Herbal ingredients such as onion peel is expected to cure RAS at a relatively cheap price and minimum side effects. Onion peel (Allium ascalonicum) contains active compounds such as flavonoids, saponins, phenols, tannins, and alkaloids that are known to have antibacterial activity. This study aimed to determine the minimum inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) of 96% onion peel ethanol extract on the growth of Streptococcus sanguinis. MIC was measured by broth microdilution using 10% DMSO solvent and seven concentrations of onion peel extract, and 0.2% chlorhexidine gluconate as the  positive control. The results showed that 96% ethanol extract onion peel with a concentration of 40% was the minimum inhibitory concentration against Streptococcus sanguinis while the minimum kill concentration was 80%. In conclusion, the onion peel (Allium ascalonicum) ethanolic extract has a minimum inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) on the growth of Streptococcus sanguinis.

Keywords: recurrent aphthous stomatitis; Streptococcus sanguinis; ethanol extract of onion peel

 

Abstrak:  Stomatitis aftosa rekuren sering dijumpai pada masyarakat namun etiologinya masih belum diketahui. Salah satu faktor predisposisi yaitu Streptococcus sanguinis. Penatalaksanaan penyakit ini umumnya simtomatis dan suportif dengan obat kumur antiseptik seperti klorheksidin glukonat 0,2%, namun obat tersebut memiliki efek samping untuk penggunaan jangka panjang. Pengobatan menggunakan bahan herbal seperti kulit bawang merah umumnya memiliki efek samping yang lebih minimal dan diharapkan dapat menyembuhkan SAR dengan harga relatif murah. Kulit bawang merah (Allium ascalonicum) mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, fenol, tanin, dan alkaloid yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol 96% kulit bawang merah terhadap pertumbuhan Streptococcus sanguinis. KHM diukur dengan teknik broth microdilution menggunakan pelarut DMSO 10% dan tujuh konsentrasi ekstrak kulit bawang merah. Klorheksidin glukonat 0,2% sebagai kontrol positif. Hasil penelitian mendapatkan ekstrak etanol 96% kulit bawang merah dengan konsentrasi 40% merupakan KHM terhadap Streptococcus sanguinis sedangkan KBM ialah 80%. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium ascalonicum) memiliki Kadar Hambat Minimum dan Kadar Bunuh Minimum terhadap pertumbuhan Streptococcus sanguinis.

Kata kunci:  stomatitis aftosa rekuren; Streptococcus sanguinis; ekstrak etanol kulit bawang merah

Author Biographies

Ganda S. Sihite, Universitas Kristen Maranatha

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia

Riani Setiadhi, Universitas Kristen Maranatha

Departemen Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia

Vinna K. Sugiaman, Universitas Kristen Maranatha

Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia

References

Ghom AG. Textbook of Oral Medicine. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2014: p.991. Doi: 10.5005/jp/books/12196.

Thantawi A, Khairiati, Mela MN, Sri M, Abu B. Stomatitis apthosa rekuren minor mulitiple pre menstruasi (Laporan Kasus). Odonto Dent J. 2014;1(2):57-62. Doi:10.30659/odj.1.2.57-62

Glick M. Burket’s Oral Medicine. (12th ed). Shelton: PMPH USA; 2015. p. 73-74.

Sankari L, Babu A, Priyadharsini, K. Masthan. Reccurent aphthous stomatitis. J Biomed Pharmacol. 2013; 58(2):33-39.

Zakki M. Uji aktivitas antibakteri ekstrak cathechin teh putih terhadap Streptococcus sanguinis. Odonto Dent J. 2017;4(2):108-113. Doi: 10.30659/odj.4.2.108-113.

Notohartojo IT, Halim FXS. Gambaran kebersihan mulut dan gingivitis pada murid Sekolah Dasar di Puskesmas Sepatan, Kabupaten Tangerang. Media Heal Res Dev. 2012;20(4):179-187. Doi: 10.22435/mpk.v20i4Des.798.

Hutomo S, Susilowati H, Agustina D, Asmara W. Analysis of anti-Streptococcus sanguinis IgY ability to inhibit Streptococcus sanguinis adherence. Dent J (Majalah Kedokt Gigi). 2018;51(1):33. Doi: 10.20473/j.djmkg.v51.i1.p33-36

Greenberg M, Akintoye S. Recurrent aphthous stomatitis. Dent Clin North Am. 2014;58(2):281.

Kapoor D, Kaur N, Nanda T. Efficacy of two different concentrations of chlorhexidin mouth rinse on plaque re-growth. Indian J Dent. 2012;2(1):11-12.

Waluyo N, Sinaga R. Bawang Merah yang dirilis oleh Balai Penitipan Tanaman Sayuran. IPTEK Tanam Sayuran. 2015;1:1.

Fukushima K, Noda M, Saito Y, Ikeda T. Streptococcus sanguis meningitis: report of a case and review of the literature. Intern Med. 2012;51(21):3073-3076. Doi:10.2169/internalmedicine.51.7962

Rahayu S, Kurniasih N, Amalia V. Ekstraksi dan identifikasi senyawa flavonoid dari limbah kulit bawang merah sebagai antioksidan alami. al-Kimiya. 2015;2(1):1-8. Doi:10.15575/ak.v2i1.345

Arung T, Shimizu K, Kusuma K, Kondo. Inhibitory effect of quercetin 4’-O-B-glucopyranoside from dried skin of red onion (Allium cepa L.). Nat Prod Res. 2011;25(3):256.

Haryani A, Roffi G, Ibnu D. Uji efektifitas daun pepaya (Carica papaya) untuk pengobatan infeksi bakteri pada Aeromonas hydophila pada ikan masa koki (Carassis auratus). J Perikan dan Kelaut. 2012; 3(3):213.

Rinzani F, Siswoyo S, Azhar A. Pemanfaatan limbah kulit bawang merah sebagai pupuk organik cair pada budidaya tanaman bayam di Kelurahan Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. J Inov Penelit. 2020;1(3):197-206. Doi:10.47492/jip.v1i3.67

Wulaisfan R, Musdalipah, Nurhadiah. Aktivitas ekstrak kulit bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans penyebab karies gigi. J Ilm Farm Farmasyifa. 2018;1(2):126-132.

Karneli, Karwiti W, Rahmalia G. Pengaruh ekstrak bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus sp. J Kesehat. 2014;2(14):1-9.

Misna, Diana K. Aktivitas bakteri ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus [Antibacterial Activity Extract Of Garlic (Allium cepa L.) Skin Against Staphylococcus aureus]. J Pharm. 2016;2(2):140.

Octaviani M, Fadhli H, Yuneistya E. Uji aktivitas antimikroba ekstrak etanol dari kulit bawang merah (Allium cepa L.) dengan metode difusi cakram antimicrobial [Activity of ethanol extract of shallot (Allium cepa L.) peels using the disc diffusion method]. Pharm Sci Res. 2019;6(1):62-68.

Kurniawan B, Aryana WF. Binahong (Cassia alata L.) as inhibitor of Escherichia coli growth. J Major. 2015;4(4):100-104.

Taufiq S, Umi Y, Siti H. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji buah pepaya (Carica papaya L.) terhadap Escherichia coli dan Salmonella typhi. Pros Penelit Spes Unisba. 2015;1(2):45.

Dianita. Mekanisme senyawa kimia antibiotik. J Kaji Vet. 2012;1(2):78-80.

Sapara TU, Waworuntu O, Juliatri. Efektivitas antibakteri ekstrak daun pacar air (Impatiens balsamina L.) terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis. Pharmacon. 2016;5(4):10-17.

Utomo SB. Uji aktivitas antibakteri senyawa C-4-Metoksifenil kaliks resorsinarena termodifikasi Hexadecyltrimethylammonium-Bromide terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. J UNS. 2018;1(2):77.

Diniyah N, Lee SH. Komposisi senyawa fenol dan potensi antioksidan dari kacang-kacangan: review. J Agroteknologi. 2020;14(01):91. Doi:10.19184/j-agt.v14i01.17965

Ndruru EFC Perbandingan efektivitas berkumur larutan probiotik dan klorheksidin terhadap akumulasi plak dan jumlah Streptococcus mutans pada anak usia 12-15 tahun di Yayasan SOS Children’s Village. J Kedokt Gigi Univeristas Sumatera Utara. 2021;1(2):56.

Nurzaman F, Djajadisastra J, Elya B. Identifikasi kandungan saponin dalam ekstrak kamboja merah (Plumeria rubra L.) dan daya surfaktan dalam sediaan kosmetik. J Kefarmasian Indones. 2018; 8(2):85-93. Doi:10.22435/jki.v8i2.325

Haqi H. Aktivitas antibakteri ekstrak metanol serbuk biji kluwih (Artocarpus communis J.R. & G) terhadap pertumbuhan methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA). J Fak Kedokt Gigi Univ Muhamadiyah. 2018;1(1):56.

Manik DF, Hertiani T, Anshory H. Analisis korelasi antara kadar flavonoid dengan aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi-fraksi daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Staphylococcus aureus. Khazanah. 2014;6(2):1-11. Doi:10.20885/khazanah.vol6.iss2.art1

Nomer N, Duniaji A, Nociantri K. Kandungan senyawa flavonoid dan antosianin ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) serta aktivitas antibakteri terhadap vibrio cholerae. J Ilmu dan Teknol Pangan. 2019;8(2):216-220.

Downloads

Published

2023-02-14

How to Cite

Sihite, G. S., Setiadhi, R., & Sugiaman, V. K. (2023). Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium ascalonicum) terhadap Streptococcus sanguinis. E-GiGi, 11(2), 152–160. https://doi.org/10.35790/eg.v11i2.44467

Issue

Section

Articles