Efektivitas Aromaterapi Peppermint (Mentha Piperita L) untuk Mengatasi Kecemasan Sebelum Ekstraksi Gigi

Authors

  • Nurasisa Lestari Universitas Muslim Indonesia
  • Ardian J. Amran Universitas Muslim Indonesia
  • Besse Mawaddah Universitas Muslim Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35790/eg.v13i1.57595

Abstract

Abstract: During tooth extraction, patients sometimes feel anxious that can cause mental disorders. One way to reduce anxiety is by using peppermint-based aromatherapy. This study aimed to find out the effectiveness of peppermint aromatherapy (Mentha piperita L) before tooth extraction. This was a quasi exprimental study with a cross sectional design. Samples were patients that came to Azka Nadhifa Clinic for tooth extraction, obtained by using accidental sampling. Level of anxiety was based on pulse rate measured with oximeter. The results obtained 44 patients as samples. Before aromatherapy treatment, the mean pulse rate of patients was 105.64 (SD±2.90) meanwhile after treatment the mean pulse rate was 82.95 (SD±6.62). The T-paired showed that the mean difference of pulse rate before and after aromatherapy treatment was 22.68, with a p-value of 0.000 (p<0.05), meaning a sifnificant difference between before and after treatment. In conclusion, peppermint aromatherapy (Mentha piperita L) is effective to overcome anxiety before tooth extraction.

 

Abstrak: Saat melakukan prosedur ekstraksi gigi pasien terkadang merasa cemas hingga mengalami gangguan mental. Salah satu cara menurunkan kecemasan ialah dengan menggunakan aromaterapi berbahan peppermint (Mentha piperita L). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas aromaterapi peppermint terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum tindakan ekstraksi gigi. Metode penelitian ialah kuasi eksprimental dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah pasien yang berkunjung ke klinik Azka Nadhifa utnuk tindakan ekstraksi gigi, diperoleh dengan menggunakan accidental sampling. Tingkat kecemasan diukur berdasarkan denyut nadi dengan menggunakan oximeter. Hasil penelitian mendapatkan 44 pasien sebagai sampel penelitian. Sebelum perlakuan aromaterapi didapatkan rerata denyut nadi pasien sebesar 105,64 (SD±2,90) sedangkan setelah perlakuan didapatkan rerata denyut nadi sebesar 82,95 (SD±6,62). Hasil uji T-paired menunjukkan bahwa selisih rerata denyut nadi sebelum dan setelah perlakuan sebesar 22,68, dengan nilai p=0,000 (p<0,05), yang menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara sebelum dan setelah diberikan aromaterapi peppermint. Simpulan penelitian ini ialah pemberian aromaterapi peppermint (Mentha piperita L) efektif dalam mengatasi kecemasan sebelum ekstraksi gigi.

Kata kunci: ekstraksi gigi; kecemasan; aromaterapi; peppermint

Author Biographies

Nurasisa Lestari, Universitas Muslim Indonesia

Departemen Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia

Ardian J. Amran, Universitas Muslim Indonesia

Departemen Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia

Besse Mawaddah, Universitas Muslim Indonesia

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia

References

Taiwo AO, Ibikunle AA, Braimah RO, Sulaiman OA, Gbotolorun R. Tooth extraction: pattern and etiology from extreme Northwestern Nigeria. Eur J Dent. 2017;11(3):335–9. Doi: 10.4103/ejd.ejd_160_17

Bachri S, Cholid Z, Rochim A. Perbedaan tingkat kecemasan pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pengalaman pencabutan gigi di RSGM FKG Universitas Jember (The differences patients anxiety level based on age, sex, education level and tooth extraction experience at Dental Hospital, Faculty of Dentistry, University of Jember). Pustaka Kesehatan. 2017;5(1):138-44. Doi:https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/4087

Fragiskos FD. Oral Surgery. Berlin Heidelberg: Springer; 2007. Doi: https://doi.org/10.1007/978-3-540-49975-6

Moore UJ. Principles of Oral and Maxillofacial Surgery (6th ed). UK: Wiley Blackwell; 2011.

Ananda RS, Khatimah H, Sukmana BI. Perbedaan angka kejadian dry socket pada pengguna kontrasepsi hormonal dan yang tidak menggunakan kontrasepsi homonal. Dentino. 2016;1(1):21-6. Doi: http://dx.doi.org/10.20527/dentino.v1i1.415

Boky H, Mariati NW, Maryono J. Gambaran tingkat kecemasan pasien dewasa terhadaps tindakan pencabutan di puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. e-GiGi. 2013;1(2). Doi: https://doi.org/10.35790/eg.1.2.2013.3115

Salsabilla AR. Aromaterapi levender sebagai penurun tingkat kecemasan persalinan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 2020;12(2):761-6. Doi: 10.35816/jiskh.v12i2.407

Bangun AV, Nur’aeni S. Pengaruh aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca operasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Keperawatan Soedirman. 2013;8(2):120-6. Doi: 10.20884/1.jks.2013.8.2.478

Astuti W, Meirita DN, Novianty T. Pengaruh aromaterapi peppermint terhadap tingkat kecemasan perawatan di masa pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Kesehatan. 2021;9(2):137-41. Doi: https://doi.org/10.32831/jik.v9i2.318

Tricinta Y. Ivana T, Agustina DM. Pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tingkat stress dalam menjalani OSCE mahasiswa semester VI angkatan VIII di Stikes Suaka Insan Banjarmasin. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI). 2017;2(1):1-9. Doi: https://doi.org/10.51143/jksi.v2i1.50

Qadriya DL, Putra IPYP, Winaya IMN, Arini IGA. Tingkat kecemasan terhadap perubahan denyut nadi kerja mahasiswa fisioterapi saat menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE) pertama. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia. 2023;11(2):96-102. Doi: 10.24843/MIFI.2023. v11.i02.p06

Yahya NB, Leman MA, Hutagalung BS. Gambaran kecemasan pasien ekstraksi gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unsrat. Pharmacon. 2016;5(1):39-45. Doi: https://doi.org/10.35799/ pha.5.2016.11222

Hoem AF, Thermyr K, Elde KM. Clinical management of the adult patient with dental anxiety [Master Thesis]. Tromsø, Norway: Universitetet i Tromsø; 2012. Doi: https://hdl.handle.net/10037/4240

Arini FN, Adriatmoko W, Novita M. Perubahan tanda vital sebagai gejala rasa cemas sebelum melakukan tindakan pencabutan gigi pada mahasiswa profesi Klinik Bedah Mulut RSGM Universitas Jember. Pustaka Kesehatan. 2017;5(2):323-330. Doi: https://jurnal.unej.ac.id/ index.php/JPK/article/view/5776

Merinchiana, Opod H, Maryono J. gambaran kecemasan pasien ekstraksi gigi sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi lavender. e-GiGi. 2015;3(2):391-7. Doi:https://doi.org/10.35790/ eg.3.2. 2015.9633

Arwani, Sriningsih I, Hartono R. Pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum operasi dengan anastesi spinal di RS Tugu Semarang. Jurnal Keperawatan Jiwa. 2013;2(1):129-134. Doi: https://doi.org/10.26714/jkj.1.2.2013.%25p

Sriati A, Hernawaty T, Sundari M, Bakti SK. Penggunaan minyak lavender dalam menurunkan kecemasan pada pasien hemodialisis. Jurnal Keperawatan Silampari. 2022;6(1):601-8. Doi: https://doi.org/10.31539/jks.v6i1.4779

Sundara AK, Larasati B, Meli DS, Wibowo DM, Utami FN, Maulina S, et al. Aromaterapi sebagai stres dan gangguan kecemasan. Jurnal Buana Farma. 2022;2(2):78-84. Doi: https://doi.org/ 10.36805/jbf.v2i2.396

Pratiwi F, Subarnas A. Review Artikel: Aromaterapi sebagai media relaksasi. Farmaka. 2020;18(3). Doi: https://doi.org/10.24198/farmaka.v18i3.27910

Selina C, Darwis I, Graharti R. Peppermint (Mentha piperita) sebagai pengobatan alternatif pada irritable bowel syndrome (IBS). Majority. 2019;8(1):211-9. Doi: http://repository.lppm.unila. ac.id/id/eprint/17100

Downloads

Published

2024-09-13

How to Cite

Lestari, N., Amran, A. J., & Mawaddah, B. (2024). Efektivitas Aromaterapi Peppermint (Mentha Piperita L) untuk Mengatasi Kecemasan Sebelum Ekstraksi Gigi. E-GiGi, 13(1), 211–216. https://doi.org/10.35790/eg.v13i1.57595

Issue

Section

Articles