https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/issue/feed e-NERS 2013-05-11T16:32:41+08:00 Dr. dr. Sunny Wangko, MSi, SpA(K) swangko@yahoo.com Open Journal Systems <p>Jurnal e-NERS diterbitkan oleh Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia Komisariat Manado bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali setahun (Maret, September). Jurnal e-NERS memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang ilmu keperawatan dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.</p> https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1127 Daftar Penyunting 2013-03-11T13:25:22+08:00 Daftar Penyunting paai_manado@yahoo.com <p><strong>JURNAL </strong><strong>e-NERS</strong><strong> </strong><strong> (eNS)</strong></p><p>Terbit dua kali setahun pada bulan Maret dan September. Tulisan yang dimuat dapat berupa hasil penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dalam bidang ilmu keperawatan.</p> <p>ISSN 2337-7526</p> <p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Ketua Penyunting</strong></p> <p>Sunny Wangko</p> <p> </p> <p><strong>Wakil Ketua Penyunting</strong><strong> </strong></p> <p>Sonny J. R. Kalangi</p> <p> </p> <p><strong>Penyunting Pelaksana</strong><strong> </strong></p> <p>Erwin Kristanto</p> <p>John J. Soucy</p> <p>Henoch Awaloei</p> <p><strong> </strong></p> <p> </p><p><strong>Pengeset</strong></p> <p>Gunawan Pratama</p> <p><strong> </strong></p> <p> </p><p><strong>Pelaksana Tata Usaha</strong></p> <p>Donny Kaligis</p> <p>Joko Ariyono</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p> </p><p><strong>Alamat Penyunting dan Tata Usaha: </strong>Sekretariat PAAI-Bagian Anatomi-Histologi, FK UNSRAT Kampus Bahu Manado. Email: <a href="mailto:paai_manado@yahoo.com">paai_manado@yahoo.com</a><strong> </strong></p> <p><strong> </strong><strong> </strong></p> <p>Jurnal e-NERS diterbitkan oleh Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia Komisariat Manado bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali setahun (Maret, September). Jurnal e-NERS memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang ilmu keperawatan dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.</p> <p>Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di atas kertas berukuran A4 berspasi ganda sepanjang tidak lebih dari dua puluh halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman belakang (”<strong>Petunjuk bagi Calon Penulis </strong><strong>eNS</strong>”). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1760 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) BAGI AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS JAILOLO 2013-05-11T12:29:28+08:00 Johana D. Bernadus Bernadusdiana@yahoo.com Agnes Madianung paai_manado@yahoo.com Gresty Masi paai_manado@yahoo.com <p><strong>A</strong><strong>bstract: </strong>One strategy of the implementation of the family planning program stated in the Medium Term Development Plan in 2004-2009 was the increasing use of the long-term contraceptive method (LTM) such as the intra uterine device (IUD). IUD is one type of long term contraceptives that is ideal in order to space pregnancies. This study aimed to determine the factors associated with the selections of IUDs for family planning acceptors in Jailolo Health Center. This was a cross sectional design. The population was all active family planning acceptors in Jailolo Health Center. Sampling was done by using simple random sampling. Data were processed by using univariate, bivariate, and multivariate tests, analyzed with SPSS Ver.20 and chi-square with a significance of α = 0.05. The results showed that based on the bivariate analysis there was a relationship between the variables of age, education, knowledge, service rates, partner approval, and culture with the selection of IUD; while job, economic status, and service rates showed no relationship with the selection of an IUD at the Jailolo Health Center. Multivariate analysis of five related independent variables showed that education was the most dominant in the selection of  IUD with <em>P</em> = 0.161. <strong>Conclusion: </strong>among the active family planning acceptors in Jailolo Health Center from December 27, 2012 until January 19, 2013, age, education, knowledge, service rate, partner approval, and culture were related to the selections of IUDs;  and education was the most dominant one.<strong> </strong></p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> factors, selection of IUD.</p><p> </p><p><strong>Abstrak: </strong>Salah satu strategi pelaksanaan program KB seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 ialah meningkatnya penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD (<em>Intra Uterine Device</em>, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, AKDR). AKDR merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan AKDR oleh akseptor KB di Puskesmas Jailolo. Desain penelitian dengan menggunakan <em>cross sectional</em>. Populasi ialah seluruh akseptor KB aktif di Puskesmas Jailolo 27 Desember 2012 sampai dengan 19 Januari 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan <em>simple random sampling</em>. Data diolah secara univariat, bivariat dan multivariat menggunakan SPSS Ver.20 dengan uji <em>Chi-Square</em> dan kemaknaan α= 0,05. Dari hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara variabel usia, pendidikan, pengetahuan, tarif pelayanan, persetujuan pasangan, budaya dengan pemilihan AKDR di Puskesmas Jailolo sedangkan pekerjaan, ekonomi dan tarif pelayanan tidak berhubungan. Hasil analisis multivariat dari lima variabel independen yang berhubungan menunjukkan bahwa pendidikan yang paling dominan dalam pemilihan AKDR dengan nilai <em>P</em> = 0,161. <strong>Simpulan: </strong>pada akseptor KB aktif di Puskesmas Jailolo 27 Desember 2012 - 19 Januari 2013, faktor usia, pendidikan, pengetahuan, tarif pelayanan, persetujuan pasangan, dan budaya mempunyai hubungan dengan pemilihan AKD; dan yang paling berperan ialah faktor pendidikan.<strong> </strong></p> <p><strong>Kata Kunci</strong><strong>:</strong> Faktor-faktor, Pemilihan AKDR.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p><br /> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1761 HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN 2013-05-11T12:34:22+08:00 Yunita Saban Yunitasaban@gmail.com Mona P. Wowor paai_manado@yahoo.com Rivelino S. Hamel paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract</strong>: Hypertension is a condition characterized by the increase of blood pressure in the arteries. In the elderly population, hypertension is defined as systolic pressure of 160 mmHg and a diastolic pressure of 90 mmHg. A description of diet consists of the kind, amount, and composition of food, consumed in a particular group of people. This study aimed to determine the relationship between diet and the incidence of hypertension among the elderly of outpatients clinic in Tidore Islands. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. The entire population (55 patients) were used as samples. Data were analyzed by using chi-square test, with a significant level α = 0.005. The results showed that the frequency of eating was not related to the incidence of hypertension (<em>P</em> = 0.392 &gt;α = 0.05) while the kind of food was related to the incidence of hypertension (<em>P</em> = 0,021 &lt;α = 0,05). <strong>Conclusion</strong>: there was a relationship between diet (kinds of food) and the incidence of hypertension in the elderly of outpatients clinic in Tidore Islands.<strong> </strong></p> <p><strong>Keywords: </strong>frequency of meals, food, hypertension, elderly.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Hipertensi adalah keadaan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah dalam arteri. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Pola makan adalah gambaran mengenai jenis, jumlah dan komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh seseorang yang merupakan ciri khas dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan kejadian hipertensi pada lansia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan <em>cross sectional</em>. Tekhnik pengambilan sampel yaitu <em>total sampling</em> sebanyak 55 orang. Analisis data dengan menggunakan uji <em>chi-square</em> dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan jenis makanan dan kejadian hipertensi (<em>P</em> = 0,021 &lt; α = 0,05), sedangkan frekuensi makan tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi (<em>P</em> = 0,392 &gt; α = 0,05). <strong>Simpulan:</strong> terdapat hubungan antara pola makan (jenis makanan) dan kejadian hipertensi pada lansia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>frekuensi makan, jenis makanan, hipertensi, lansia.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1762 PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN PADA ANAK PRA SEKOLAH DI WILAYAH PUSKESMAS ONDONG KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013-05-11T12:37:57+08:00 Sry Nur Hasana Sain srysain@gmail.com Amatus Yudi Ismanto paai_manado@yahoo.com Abram Babakal paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstrak</strong> Alat Permainan Edukatif adalah jenis permainan yang mengandung nilai pendidikan yang berfungsi untuk merangsang daya imajinasi anak dalam proses perkembangan kongnitif, proses kegiatannya yaitu pemberian stimulasi sehingga dapat meningkatkan aspek perkembangan dalam proses tumbuh kembang anak yang dinilai dari perkembangan motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosisalisasi dan kemandirian. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh alat permainan edukatif terhadap aspek perkembangan anak pra sekolah. Metode penelitian<em> one group pre-post test</em> dimana peneliti mengobservasi sebelum dan sesudah perlakuan. Sampel yang digunakan <em>purposive sampeling</em>, besar sampel 17 responden. Data yang diperoleh dianalisa dengan uji <em>wilcoxon signed ranks </em><em> test.<strong> </strong></em><strong>Hasil penelitian </strong>menunjukkan (p=0,000 &lt; α=0,05) artinya ada pengaruh alat permainan edukatif terhadap aspek perkembangan anak pra sekolah. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada orang tua dan pemimbing lebih memperhatikan masa perkembangan anak pra sekolah khususnya kemampuan berbicara dan berbahasa serta sosialisasi dan kemandirian.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Anak pra sekolah, Aspek perkembangan, Permainan edukatif.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrac</strong><strong>t: </strong>Educated gane tool is a kind of gane which consists of educational value it is functioned to stimuli children’s imagination cognitively. The process is to give stimulus so it can increase the development skill and socializing a independency. The purpose of this research is to know the effect of educated game tool to preschool children development. The method of this research is one pre-post test group which the researcher observed before and after treatment. The sample is purposive sampling, total of the sampling is 17 respondent. Data which was gotten then analyzed by using wilcoxon signed ranks. <strong>The result </strong>of the research shows (p=0,000 &lt; α=0,05), it means that there is effect from educated game tool to pre school childreen. From these result, it is suggested to parents a school to pay more attention to pre school children’s development especially speaking, language, socializing a independence ability.</p> <p><strong>Keyword</strong> : Pre school children, aspect of development, educated games.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1763 HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN PERAWAT PELAKSANA DI RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA 2013-05-11T12:41:20+08:00 Ram Marnex Tampilang ramtampilang@Gmail.com J. S.B. Tuda paai_manado@yahoo.com Herman Warouw paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract: </strong>Supervision is an act of direct observations and periodically by the supervisor of the work performed by subordinates and then if there are any problems, immediately given guidance or assistance that is directly in order to cope. Satisfaction is a person's emotional response to the work he does. Job satisfaction is also inseparable from the role of the various parties, and one of them is the role of supervision. Aim for the head room supervision relationship is known to nurse satisfaction in hospitals implementing Liunkendage Tahuna. The study design is observational analytic cross-sectional approach. The population of the entire nurse practitioner working in eight wards in hospitals Liunkendage Tahuna. Sampling using purposive sampling. Data processed through the analysis of univariate and bivariate Chi Square. The results obtained by the analysis of the probability (p) = 0.001 &lt;α (0.05). Conclusion, the relationship supervision chief nurse executive room with satisfaction. Advice, For the hospital in order to make improvements to the quality of head room to be included in the training and special education for the head of the room.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> supervision, head room, nurse satisfaction.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Supervisi merupakan tindakan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya. Kepuasan merupakan suatu respons emosional seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Kepuasan kerja ini juga tidak terlepas dari peranan berbagai pihak, dan salah satunya merupakan peran dari supervisi. <strong>Tujuan</strong> untuk diketahui hubungan supervisi kepala ruangan dengan kepuasan perawat pelaksana di RSUD Liunkendage Tahuna. <strong>Desain</strong> penelitian observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi yaitu seluruh perawat pelaksana yang bekerja di delapan ruang rawat inap di RSUD Liunkendage Tahuna. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Data diolah secara univariat dan bivariat melalui analisis <em>Chi Square</em>. <strong>Hasil</strong> analisis diperoleh probabilitas (<em>p</em>)= 0.001 &lt; α (0,05). <strong>Kesimpulan</strong>, adanya hubungan supervisi kepala ruangan dengan kepuasan perawat pelaksana. <strong>Saran</strong>, Bagi pihak rumah sakit agar dapat melakukan peningkatan mutu kepala ruangan dengan diikut sertakan pada pelatihan dan pendidikan khusus bagi kepala ruangan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> supervisi, kepala ruangan, kepuasan perawat.<strong></strong></p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1764 HUBUNGAN KEBIASAAN DAN ALASAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA MASA REMAJA DI SMU NEGERI 2 JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROPINSI MALUKU UTARA 2013-05-11T12:52:52+08:00 Junaidi Masuku junaidi.masuku@gmail.com Amatus Yudi Ismanto paai_manado@yahoo.com Franly Onibala paai_manado@yahoo.com <p><strong>A</strong><strong>bstract: </strong>Smoking is one habit that commonly encountered in everyday life. Everywhere, it is easy to see people smoking, male-female, young-old and weak, rich and poor, is no exception. How smoking is a part of life, and particularly among older children. Smoking begins with the first cigarette, and the longer the intensity increased. Habits associated with smoking behavior and social reasons. Many diseases have proven to be poor due to smoke, either directly or indirectly. You should attempt to stop smoking is the duty and responsibility of all levels of society. The purpose of this research is the identification of relationships and social reasons habits with smoking behavior in adolescence in high school 2 Jailolo South West Halmahera of North Maluku. Have done a descriptive analytic study using cross-sectional design with purposive sampling technique sampling. Data obtained through the questionnaire (Questionnaire) were processed using the computer program SPSS. From the research carried out by the number of respondents 142 people obtained results: the behavior of smoking habits with 12 people (5%) and social reasons as many as 61 people (29%). This study shows that there is a social habit and reason with smoking behavior in adolescence in high school 2 Jailolo Halmahera South West District of North Maluku with p = 0.000 The results of this study are expected to be useful for parents and teachers and adolescents in order to avoid smoking behavior.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> customs and social reasons with smoking behavior.</p><p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak: </strong>Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Di mana-mana, mudah menemui orang merokok, lelaki-wanita, anak kecil-tua renta, kaya-miskin; tidak ada terkecuali. Betapa merokok merupakan bagian hidup masyarakat dan khususnya di kalangan anak remaja.Merokok dimulai dengan adanya rokok pertama dan semakin lama intensitas makin meningkat. Perilaku merokok berhubungan dengan kebiasaan dan alasan sosial. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini adalah identifikasi hubungan kebiasaan dan alasan sosial dengan perilaku merokok pada masa remaja di SMU Negeri 2 Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat Propinsi Maluku Utara. Telah dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode desain <em>cross sectional </em>dengan teknik pengambilan sampel secara <em>purposive sampling</em>. Data diperoleh melalui daftar pertanyaan (Kuesioner) yang diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 20.00. Dari penelitian yang dilaksanakan dengan jumlah responden 142 orang diperoleh hasil: kebiasaaan dengan perilaku merokok sebanyak 12 orang (5 %) dan alasan sosial sebanyak 61 orang (29 %). Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kebiasaan dan alasan sosial dengan perilaku merokok pada masa remaja di SMU Negeri 2 Jailolo Selatan Kabupaten Halmhera Barat Propinsi Maluku Utara dengan nilai <em>p = 0,000</em><em>.</em><em> </em>Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat orang tua dan guru serta para remaja agar dapat menghindari perilaku merokok.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong><em> </em>kebiasaan dan alasan sosial dengan perilaku merokok.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1765 HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOASIO KOTA TIDORE KEPULAUAN 2013-05-11T13:04:56+08:00 Saiful Salim saifulsalim808@gmail.com Sarah M. Warouw paai_manado@yahoo.com Julia Rottie paai_manado@yahoo.com <p><strong>A</strong><strong>bstract: </strong>One of the fundamental efforts to ensure the achievement of the highest quality of child development is the provision of breast milk (milk) from birth until the age of two years. Mother's Milk (<em>Air Susu Ibu, ASI</em>) is the most perfect food for babies because it contains many nutrients that are high-value required for the growth and development of the nerves and brain and gives substances immunity against some diseases. Breast milk can meet the nutritional needs of infants during the first six months (exclusive breastfeeding). The government up until now continues to promote the program through the promotion of increased use of exclusive breastfeeding, but unexpectdly still there are mothers, who do not exclusively breastfeed their babies. The purpose of this study is to know the relationship between maternal characteristics and the successfulness of exclusive breastfeeding.<strong> </strong>The desaigned study was Analytic Observational, with cross sectional approach, with a sample of 65 people. Determination of the samples was done by using a non-probability (purposive sampling). Data collection was accomplished by using questionnaires. Processing data using the computer program SPSS version 20 was presented in narrative form and table. Statistical test used was chi-square with significance level α = 0.05. The results of statistical tests showed that the obtained maternal characteristics values ​​are as follows: for Age characteristic the p-value = 0.25 (p &gt; α), the education characteristic p-value = 0.04 (p &lt; α), a job characteristic p-value = 0.015 (p &lt; α), and the knowledge characteristic p-value = 0.042. (P &lt; α). There is no relationship or association between the age and the exclusive breastfeeding success. There is a relationship of education, employment, knowledge of the mother and the success of exclusive breastfeeding. However the relationship obtained is a significant negative relationship because highly educated mothers, mother who work or carier women and mothers who are actually more knowledgeable are there who fail to braestfeed exclusively. From this this study it can be suggested to the clinic to have to do counseling/ training or dairy feeding for working mothers <em>(Pegawai Negeri Sipil / Swasta)</em>, proposed to the Government, the mayor and the head of private institutions to be able to grant permission or instructions to all employees mothers who have a six months old baby to be given permission to go home for breastfeeding while still on the working hours.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Maternal characteristic, exlusive breastfeeding. <em><br /> <br /> </em></p> <p> </p> <p><strong>A</strong><strong>bstrak: </strong>Salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian tertinggi kualitas tumbuh kembang anak adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak lahir hingga usia dua tahun. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi karena mengandung banyak zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit. Air susu ibu dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama (ASI eksklusif). Sampai sekarang pemerintah terus berupaya mempromosikan program ASI eksklusif melalui gencarnya promosi peningkatan penggunaan ASI eksklusif, namun masih saja didapatkan ibu menyusui bayinya tidak secara eksklusif sesuai yang diharapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik Observasional dengan pendekatan <em>Cross Sectional</em>, dengan jumlah sampel 65 orang. Penentuan besar sampel dengan menggunakan<em> Non probability (purposive Sampling)</em>. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan komputer dengan program SPSS versi 20 yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Uji statistik yang digunakan adalah<em> Chi-Square </em>dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Hasil uji statistik menunjukan bahwa karakteristik ibu (umur) diperoleh nilai p-value = 0,25 (p &gt; α), pendidikan diperoleh nilai p-value = 0,04 (p &lt; α), pekerjaan diperoleh nilai  p-value = 0,015 (p &lt; α), dan pengetahuan diperoleh nilai p-value = 0,042. (p &lt; α). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan umur dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan ada hubungan pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Namun hubungan yang didapatkan adalah hubungan yang bermakna negatif dikarenakan ibu yang berpendidikan tinggi, ibu yang bekerja dan ibu yang berpengetahuan baik justru lebih banyak yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif. Dari penelitian ini dapat disarankan kepada pihak puskesmas untuk perlu dilakukannya penyuluhan/pelatihan tentang pemberian ASI perah kepada ibu-ibu pekerja (PNS/Swasta), mengusulkan ke Pemerintah Daerah dalam hal Wali Kota dan pimpinan instansi swasta untuk dapat memberikan izin/intruksi kepada seluruh pegawai ibu-ibu yang mempunyai bayi enam bulan kebawah agar dapat diberi izin pulang ke rumah untuk menyusui bayinya meskipun masih jam kerja.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Karakteristik Ibu, ASI eksklusif.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1766 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGUNAAN KB SUNTIK, IUD DAN IMPLANT DI DESA FIDY JAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS WEDA KECAMATAN WEDA KABUPATEN HALMAHERA TENGAH PROPINSI MALUKU UTARA 2013-05-11T13:15:56+08:00 Nurfaidah . paai_manado@yahoo.com Benny Wantouw paai_manado@yahoo.com Julia Rottie paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract</strong><strong>:</strong> To optimize the health benefits of family planning, services should be combined with reproductive health services that have been provided. Prevention of maternal mortality and morbidity is the main reason the need for family planning services (KB). There are many other reasons, such as freeing women from anxiety to an unwanted pregnancy, physical or psychological disturbances due to unsafe abortion actions and the demands of social development to improving the status of women in society. With Research Objectives To determine the level of knowledge of mothers about family planning Injection, IUD and implants at the village health center Fidy Jaya Weda subdistrict middle of regency Halmahera province of North Maluku . Research of methods: The design used in this studyis a descriptive analytic with approachcross sectionala sample of 33 respondents, sampling techniques using total sampling. Data collection using questionnaires. Processing data using SPSS 20 are presented in the form of narrative and tables. Statistical test used was chi-square with the significant level of α = 0.05.<strong> Result of methods</strong> : knowledge level acceptor injection KB, IUD and Implant in category mother with good knowledge used contraception injection there are 7 people (63,3%), contraception implant there are 2 people (18,2%) and contraception IUD 2 people (18,2). Be base on result test Chi-Square the result value p = 0,436 (p &gt; 0,05).<strong> Conclusion</strong>: There is no relationship between level knowledge mother with used contraception device. Suggestion: specially midwife need to increase within give illumination according comprehensive to acceptor KB (family planning) injection, IUD and Implant. And at to acceptor KB within choose and used contraception that will choosy and used and active for follow illumination health for add to knowledge about health specially knowledge about KB.</p> <p><strong>Keywords</strong>: mother’s knowledge, injection KB, IUD, implant.</p><p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak: </strong>Untuk mengoptimalkan manfaat KB bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah tersedia. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan KB. Masih banyak alasan lain, misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, terjadinya gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman serta tuntutan perkembangan social terhadap peningkatan status perempuan di masyarakat. Dengan <strong>Tujuan Penelitian </strong>Diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang KB Suntik, IUD dan Implant di Puskesmas Desa Fidy Jaya Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.<strong> Metode Penelitian : </strong>Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 33 responden, tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20 yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Uji statistik yang digunakan adalah <em>Chi-square</em> dengan tingkat signifikan α = 0,05. <strong>Hasil Penelitian: </strong>Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik, IUD dan Implant pada kategori baik yang menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 7 orang (63,3%), kontrasepsi implant sebanyak 2 orang (18,2%) dan kontrasepsi IUD 2 orang (18,2). Berdasarkan hasil uji <em>Chi-Square</em> diperoleh nilai p = 0,436 (p &gt; 0,05). <strong>Kesimpulan: </strong>Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi. <strong>Saran: </strong>Khususnya Bidan perlu meningkatkan dalam memberikan penyuluhan secara komprehensif kepada Akseptor KB suntik, IUD dan Implant. Dan pada para akseptor KB dalam memilih dan menggunakan kontrasepsi sebaiknya mencari informasi sebanyak mungkin tentang kontrasepsi yang akan dipilih dan digunakan dan aktif untuk mengikuti penyuluhan kesehatan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan khususnya pengetahuan tentang KB.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> Pengetahuan Ibu, KB Suntik, IUD, Implant.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1767 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI POSYANDU KELURAHAN PANIKI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONDONG KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO 2013-05-11T13:34:53+08:00 Martha Revy Sarame paai_manado@yahoo.com A. Y. Ismanto paai_manado@yahoo.com Abram Babakal paai_manado@yahoo.com <p><strong>A</strong><strong>bstract: </strong>Immunization is the vaccine into the body in the form of weakened germs that cause the body to produce antibodies but not cause disease, even children become immune.  The research objective was to determine the relationship of maternal knowledge about immunization with complete basic immunization in infants at IHC Health Center Village Paniki working area Ondong Tagulandang Biaro Siau Islands District . The study design was cross sectional method and using Chi-Square test on the value of the Fisher Exact Test. The study was conducted on 32 mothers of infants aged 9-12 months. Sampling with a total sampling instrument in the form of a questionnaire study to determine the motherʾs knowledge and KMS (Card Towards Health) to determine the completeness of immunization. The analysis shows there is a significant relationship between maternal knowledge about immunization with complete basic immunization in infants (p = 0,000). Conclusion that mothers with a good knowledge of immunization will do complete basic immunization in children compared to mothers with less knowledge about immunization.<strong> </strong><strong> </strong></p> <p><strong>Keywords: </strong>Knowledge mother, Completed Basic Immunization.</p><p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>A</strong><strong>bstrak: </strong>Imunisasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh berupa bibit penykit yang dilemahkan yang menyebabkan tubuh memproduksi antibodi tetapi tidak menimbulkan penyakit, bahkan anak menjadi kebal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Posyandu Kelurahan Paniki wilayah kerja Puskesmas Ondong Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional dan menggunakan uji Chi-Square pada nilai Fisher Exact Test. Penelitian dilakukan pada 32 ibu yang memiliki bayi berusia 9-12 bulan. Pengambilan sampel secara total sampling dengan instrument penelitian berupa kuesioner untuk mengetahui pengetahuan ibu dan KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk mengetahui kelengkapan imunisasi. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi (p=0.000). Kesimpulan yaitu ibu dengan pengetahuan tentang imunisasi yang baik akan melakukan pemberian imunisasi dasar lengkap pada anaknya dibandingkan ibu dengan pengetahuan tentang imunisasi yang kurang.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Pengetahuan ibu, Kelengkapan Imunisasi Dasar.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1768 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI PADA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP A BLU RSU PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO 2013-05-11T13:46:14+08:00 Rusmini . srysain@gmail.com Jeavery Bawotong paai_manado@yahoo.com Gresty Masi paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Good nutritional status is important in wound healing. Mal nutritionin surgical patients can affect the morbidity due to disruption of wound healing and decreased resistance to infection. The research objective was to identification of nutritional status relationship with the speed of wound healing in children Installing A BLU Hospital In patient Prof. DR. R.D. Kandou Manado. This study uses correlation, cross-sectional approach. The <strong>sample of</strong> 25 patients. The collection of data through observation and questionnaires. The results showeda no rmalnutritional status as many as 10 patients (40%) showed healing of wounds ≤5 days, while only 1 patient (4%) with sufficient nutrition having wound healing ≥5 days. Based on statistical tests there was no association between nutritional status at speeds wound healing in children (p=0.825) and the correlation coefficient or (r=0.047) indicating that indicates the level of a weak association with the positive pattern. Conclusions The clinical studyis very influential on the nutritional status of wound healing in which nutritional support showed a betterhealing process in surgical outcomes were good but the Stats test showed there was no correlation between the two variables.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> Nutritional Status, Children, Wounds Operations, Wound healing.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Status gizi yang baik merupakan hal penting dalam penyembuhan luka operasi. Malnutrisi pada pasien bedah dapat mempengaruhi morbiditas karena terganggunya penyembuhan luka dan menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. <strong>Tujuan penelitian</strong> adalah untuk teridentifikasinya hubungan status gizi dengan kecepatan penyembuhan luka operasi pada anak di Instalasi Rawat Inap A BLU RSU Prof. DR. R. D. Kandou Manado. <strong>M</strong><strong>etode</strong><strong> penelitian</strong><strong> </strong>korelasi dengan pendekatan cross sectional. <strong>S</strong><strong>ampel</strong> 25 pasien. Pengumpulan data melalui pengamatan dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan status gizi yang normal sebanyak 10 pasien (40%) menunjukan penyembuhan luka ≤ 5 hari sedangkan hanya 1 pasien (4%) dengan gizi yang cukup memiliki penyembuhan luka ≥ 5 hari. Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kecepatan penyembuhan luka operasi (p = 0,825) dan koefisien korelasi atau (r = 0,047) yang menunjukan tingkat hubungan yang lemah dengan pola positif. <strong>Kesimpulan</strong> dalam penelitian Secara klinis status nutrisi sangat berpengaruh pada penyembuhan luka dimana dukungan nutrisi menunjukan proses penyembuhan yang lebih baik pada hasil bedah yang baik tetapi pada uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara kedua variabel.</p> <p><strong>Kata Kunci </strong>: Status Gizi, Anak, Luka Operasi, Penyembuhan luka.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1769 HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI IRINA A RSUP PROF DR R D KANDOU MANADO 2013-05-11T13:51:36+08:00 Angela Christin Tiwa anggelachristintiwa@yahoo.co.id Jimmy Posangi paai_manado@yahoo.com Herman Warouw paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract: </strong>A service although can be counted satisfy to patient but the aplication do not according to the ethical code and atandart, it is not a quality service. It is, therefore very important the role of nursing care is very important the affect the patient's satisfaction. <strong>The purpose of research </strong>know is to the relationship of quality nursing care to the level of satisfaction of hospitalized patients at the department of Irina A Prof Dr R D Kandou Manado. <strong>The study design</strong> is using observational analytic cross-sectional approach. <strong>The</strong> <strong>Population</strong> of the patients who cared at department of Irina A Prof Dr R D Kandou Manado with the average of 180 patients a month. <strong>Sixtyvive</strong> samples were used in this research<strong> </strong>. The data is processed by using univariate and bivariate chi square calculations. The results show the relationship of quality nursing care to inpatient satisfaction majority of good quality (58.5%) and poor (41.5%) and to the satisfaction of the majority of the patients were less satisfied (50.8%) and the satisfied (49.2%). <strong>As a</strong> <strong>Conclusion, </strong>there is a significant correlation between the quality of nursing care with the patient satisfaction and quality of serviceis assumed as good. <strong>As a suggestion </strong>the quality of nursing care services of hospital management should be further enhance which can support the profesionalism of the nurses, so the patient satisfaction archieved can be maximized.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>: </strong>nursing service, patient satisfaction.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak: </strong>Suatu pelayanan sekalipun di nilai dapat memuaskan pasien tetapi penyelenggaraannya tidak sesuai dengan kode etik dan standar bukanlah pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu perawat sangat berperan penting dalan pelayanan keperawatan karena berpengaruh dengan kepuasan pasien. <strong>Tujuan penelitin </strong>mengetahui hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Irina A RSUP Prof Dr R D Kandou Manado. <strong>Desain penelitian </strong>observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. <strong>Populasi</strong> seluruh pasien yang berada di ruang rawat inap Irina A RSUP Prof Dr R D Kandou Manado dengan rata-rata pasien per bulan sebanyak 180. <strong>Sampel penelitian </strong>65 pasien. Data diolah secara univariat dan bivariat dengan menggunakan perhitungan <em>chi square. </em>Hasil penelitian menunjukkan hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap mayoritas kuaitas pelayanan keperawatan yang baik (58,5%) dan yang kurang baik (41,5%) dan untuk kepuasan mayoritas pasien kurang puas (50,8%) dan yang puas (49,2%). <strong>Kesimpulan </strong>terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien dan kualitas pelayanannya sudah baik. <strong>Saran </strong>pihak manajemen rumah sakit hendaknya lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan keperawatan yang dapat menunjang profesionalitas seorang perawat sehingga tingkat kepuasan pasien bisa maksimal.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>pelayanan keperawatan, kepuasan pasien.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1770 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRANING PADA ANAK USIA TODDLER DI RUANG RAWAT INAP E BLU RSUP Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO 2013-05-11T13:57:13+08:00 Hanny Ronald Mokorimban paai_manado@yahoo.com Amatus Yudi Ismanto paai_manado@yahoo.com Rivelino Hamel paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Toilet training is an attempt to train children in urination and defecation. Ability to toilet training toddler age children need treatment as possible. Impacts affecting toilet training in children as the importance of the child,s nadines before initiating toilet training. The purpose of this study was to determine the relationship between mothers knowledge with the ability to toilet training toddler age children (1-3 years). This research was conducted by cross sectional method, the selection of samples with purposive sampling. Sample of 40 mothers withchildren aged 1-3 years. The research was carried out in December 2012 to Januari 2013. Data collection was done by filling koesioner made by researcher and completed by respondents. The results showed that there is a relationship between mothers knowledge with the ability to toilet training toddler age children. Conclusion there is a relationship with the mothers knowledge with the ability toilet training the toddler-age children in the inpatient department of E BLU Prof. dr. R.D. Kandou Manado. Advice for parents who have toddler 1-3 yearsin order to better prepare the children in the implementation of toilet training. Where is the knowledge, support and patience and agood example to help children in making toilet training independently.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Toilet Training, and mothers knowledge.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak:</strong> Toilet Training adalah usaha untuk melatih anak dalam buang air kecil dan air besar. Kemampuan dalam pelaksanaan <em>toilet training</em> pada anak usia toddler perlu penanganan sedini mungkin. Dampak yang mempengaruhi toilet training pada anak adalah pengetahuan ibu dan pentingnya kesiapan anak sebelum memulai toilet training.<strong>Tujuan </strong>penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kemampuan <em>toilet training</em> pada anak usia toddler (1-3 tahun). Penelitian ini dilaksanakan dengan <strong>metode </strong><em>cross sectional </em>, pemilihan sampel dengan <em>purposive sampling</em>. <strong>Sampel </strong>40 Ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan desember 2012 sampai januari 2013.Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian koesioner yang dibuat oleh peneliti dan diisi oleh responden.<strong>Hasil penelitian</strong> menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler. <strong>Kesimpulan</strong> Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kemampuann toilet training pada anak usia toddler di ruang rawat inap E BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado. <strong>Saran </strong>bagi para orang tua yang mempunyai anak usia 1-3 tahun agar sedini mungkin mempersiapkan anak dalam pelaksanaan toilet training. Dimana pengetahuan, dukungan dan kesabaran serta contoh yang baik dapat membantu anak dalam melakukan toilet training secara mandiri.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Toilet Training, dan pengetahuan ibu.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1771 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN RESPON ANAK USIA PRASEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RUANG ANGGREK RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA 2013-05-11T14:27:37+08:00 Maya Eyke Katilahe mayakatilahe@mail.com Amatus Yudi Ismanto paai_manado@yahoo.com Abram Babakal paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Hospitalization is a procces for a planned or emergency reasons, requires the child to stay in hospital undergoing treatment until their return back home. In general, children have difficulty understanding whi they are sick, can not play with their friends, why they hurt and plain that makes them have go to the hospital and required hospitalization. To overcome this problems in the child care service focused on the philosophy of which is atraumatic care. <strong>The purpose of</strong> this study was to determine the relationship between the aplication of the response atraumatic child care during hospitalization.<strong> The study</strong> design was cross sectional of pre school chidren while being treated with a sample of 40 children. Data collection was made through filling the qustionnaires and data sheets processed using univariate and bivariate calculation of chi square significance level of 95% or 0,05.<strong>The results</strong> <em>p</em>-value 0,015. <strong>The conclusion</strong> showed a significant relationship between the application of atraumatic care with response per school children during hospitalization in the Orchid Room Liunkendage Hospital Tahuna.</p> <p><strong>Keywords: </strong>Nursing atraumatic care, pre school age children respons.</p><p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;"> </span></strong></p> <p><strong>Abstrak:</strong> Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Pada umumnya anak mempunyai kesulitan pemahaman mengapa mereka sakit, tidak bisa bermain dengan temannya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga membuat mereka harus pergi ke rumah sakit dan harus mengalami hospitalisasi. Untuk mengatasi masalah tersebut dalam pelayanan perawatan anak ditekankan pada filosofi keperawatan anak diantaranya adalah <em>atraumatic care</em>. <strong>Tujuan</strong> penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara penerapan <em>atraumati care</em> dengan respon anak selama hospitalisasi. <strong>Desain</strong> penelitian adalah <em>cross sectional</em> dengan populasi anak usia prasekolah sementara dirawat yang berjumlah 40 orang. Pengumpulan data diambil melalui pengisian lembar kusioner dan data diolah secara univariat dan bivariat dengan menggunaka perhitungan <em>chi-square </em>pada tingkat kemaknaan 95% atau 0,05. <strong>Hasil</strong> penelitian <em>p-value </em>0,015. <strong>Kesimpulan </strong>menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara penerapan <em>atraumatic care</em> dengan respon anak usia prasekolah selama hospitalisasi di Ruang Anggrek RSUD Liunkendage Tahuna.<em> </em></p> <p><strong>Kata kunci: </strong>perawatan atraumatic care, respon anak usia prasekolah.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1772 PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE-OPERATIF DI IBS BLU RSUP Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO 2013-05-11T14:31:54+08:00 Reychie Janis Sanggel sanggel_2nd@yahoo.com Jeavery Bawotong paai_manado@yahoo.com Gresty Masi paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstrak:</strong> Dalam menyiapkan pasien yang akan dioperasi, maka perawat dituntut mampu menyiapkan pasien untuk siap menjalani tindakan pembedahan. Sehingga komunikasi terapeutik dapat diterapkan oleh perawat untuk mengurangi kecemasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre-operatif di IBS BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. Desain dalam penelitian ini adalah pra-eksperiment <em>one group pretest-posttest design</em>. Sampel adalah pasien yang akan menjalani operasi di IBS BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado yang mempunyai kecemasan. Variabel independen adalah komunikasi terapeutik dan variabel dependen adalah tingkat kecemasan pasien pre-operatif. Analisa data menggunakan uji-T sampel berpasangan pada tingkat kemaknaan 95% (α ≤0,05) dengan bantuan program SPSS versi 20. Hasil analisa didapatkan nilai p=0,000, artinya p &lt;α. Hal ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan kata lain terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan komunikasi terapeutik pada pasien pre-operatif di IBS BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> kecemasan, komunikasi terapeutik, pasien pre-operatif.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstract:</strong> In preparing the patient to be operated, the nurses are able to prepare patients to readily undergo surgery. So that therapeutic communication can be applied by nurses to reduce anxiety. This study aimed to determine the effect of therapeutic communication to the decline in the level of patient pre-operative anxiety in IBS BLU Dr Prof.Dr.RDKandou Manado. The design in this study were pre-experimental one group pretest-posttest design. Samples are patients who will undergo surgery in the department of Prof.Dr.RDKandou Manado BLU IBS who have anxiety. The independent variable was therapeutic communication and the dependent variable is the level of pre-operative patient anxiety. Analysis of data using paired samples T-test at 95% significance level (α ≤ 0.05) with SPSS version 20. Analysis results obtained p=0.000, meaning that p &lt;α. This means that the null hypothesis (H0) is rejected. In other words, there are different levels of anxiety before and after therapeutic communication in pre-operative patients in the IBS BLU Dr Prof.Dr.RD. Kandou Manado.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> anxiety, therapeutic communication, pre-operative patients.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1773 GAMBARAN IMPLEMENTASI STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HALUSINASI DI RUANGAN MAENGKET DAN RUANGAN KATRILI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L RATUMBUYSANG PROPINSI SULAWESI UTARA 2013-05-11T14:35:54+08:00 Nirmala A.H. Kalengkongan paai_manado@yahoo.com Jeavery Bawotong paai_manado@yahoo.com Ferdinand Wowiling paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> The implementation of nursing is the execution actions plan which have been determined, with a view to the needs of patients are met optimally. Provision of nursing care must be according to the standard practice that has been set. The purpose of this study was to describe the conduct of implementation of Nursing Care Standards of hallucinations patients in the Mental Hospital Prof. Dr. V.L Ratumbuysang Manado. This study uses descriptive Surveying to 23 nursing documentation in the room Katirli and Maengket. The results showed that the implementation of standardized of nursing care on clients in the Mental Hospital of hallucinations Prof. DR. VL Ratumbuysang Manado which includes the assessment, diagnoses, planning, implementation and evaluation has not been carried out according to standard. It is associated by a factor of education, length of work, motivation, and the training have been followed by nurses. So that it is advisable to enhance knowledge of nurses through the training which is expected to developing the ability and skill of nurses in applying standardized of nursing care, and socialization adoption according to standard of nursing care.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>: </strong>Hallucinations, Nursing Standard.</p><p> </p><p> </p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>Abstrak:</strong> Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. Pemberian asuhan keperawatan harus sesuai dengan standar praktek yang sudah ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pelaksanan implementasi Standar Asuhan Keperawatan pada pasien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang Manado. Penelitian ini menggunakan metode Suvei Deskriptif terhadap 23 dokumentasi keperawatan di ruangan Katirli dan Maengket. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi standar asuhan keperawatan pada klien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof DR. V.L Ratumbuysang Manado yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi belum dilakukan sesuai dengan standar. Hal ini dihubungkan dengan faktor pendidikan, lama kerja, motivasi, dan pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat. Sehinga disarankan untuk meningkatkan pengetahuan perawat melalui pelatihan yang diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan perawat dalam menerapkan standar asuhan keperawatan, serta sosialisasi penerapan ashuan keperawatan sesuai dengan standar asuhan.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Halusinasi, Standar Asuhan Keperawatan.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1774 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN PEMANFAATAN KLINIK DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS KALUMPANG KOTA TERNATE 2013-05-11T14:40:39+08:00 Nurjaya Hi. Ibrahim paai_manado@yahoo.com Agnes Madianung paai_manado@yahoo.com Franly Onibala paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Diabetes mellitus is metabolic disorder caused by some factors, with signs chronic hyperglicemic dan metabolic disorder of carbohydrate, fat and protein. In age about 40 years old, we must concern about this very dangerous degenerative disorder, namely diabetes mellitus. Many patient do not know that they have this disorder. Knowledge about the right healthy and sickness concept will help people understand how to live healthy and their will to use health facility. This study aimed to know relationship about knowledge level and attitude of diabetic patient to diabetic clinic useness at public health center in Ternate. This study use cross sectional design where independent and dependent variable measure at the same time. Population is diabetic patients have checked at public health center in Kalumpang Ternate from January 2012 to December 2012 with number 428 patients. Sample of this study is 43 patient which is 10% of population, with sampling method is puposive sampling. Data is analyzed by SPSS v.16 using chi-square (X<sup>2</sup>) test, with α&lt;0,05. Result shows that there is a significant relation between knowledge level about diabetic clinic useness to clinic useness with p=0,033 (&lt;0,05). There is a significant relation between attitude about diabetic clinic useness to clinic useness with p=0,017 (&lt;0,05).</p> <p><strong>Keywords:</strong> knowledge level, attitude, diabetic clinic useness.</p> <p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak:</strong> Diabetes mellitus atau kencing manis adalah kelainan metabolisme yang disebabkan oleh berbagai faktor, dengan gejala-gejala berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme pada karbohidrat, lemak dan protein. Ketika memasuki usia 40 tahun, kita harus mewaspadai timbulnya salah satu penyakit degeneratif yang sangat berbahaya, yaitu diabetes mellitus. Banyak penderita diabetes mellitus yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit ini. Pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat dan sakit yang benar akan membantu masyarakat mengerti bagaimana memberdayakan diri untuk hidup sehat dan kebiasaan mereka untuk mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk Diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap pasien Diabetes Mellitus dengan pemanfaatan klinik Diabetes Mellitus di Puskesmas Kalumpang Kota Ternate. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>cross sectional</em> dimana variabel bebas dan terikatnya diukur dalam waktu yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus yang pernah berobat di Puskesmas Kalumpang kota Ternate mulai dari bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 yang berjumlah sekitar 428 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 orang yang diperoleh 10% dari total populasi yang ada, serta yang termasuk dalam kriteria inklusi dengan pengambilan sampel secara <em>Puposive</em><em> Sampling</em>. Analisis data dengan <em>sofware Statistic Program for Social Science</em> <em> </em>(SPSS) versi 16, dengan menggunakan <em>uji chi-square (X<sup>2</sup>)</em>, pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapatnya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang pemanfaatan klinik DM dengan pemanfaatan klinik dimana nilai <em>ρ</em>= 0,033 &lt; 0,05. Ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang pemanfaatan klinik DM dengan pemanfaatn klinik dimana nilai <em>ρ</em>=0,017 &lt;0,05.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Tingkat Pengetahuan, Sikap, Pemanfaatan Klinik Diabetes Mellitus.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1775 HUBUNGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD MALA KABUPATEN TALAUD 2013-05-11T14:45:43+08:00 Engrith Binilang Engrithbinilang@yahoo.com Agnes Madianung paai_manado@yahoo.com Gresty Masi paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstrak:</strong> BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yang bisa menyebabkan asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum merupakan suatu kondisi bayi yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Berdasarkan studi pendahuluan yang diakukan di RSUD Mala pada periode Januari sampai dengan November 2011 terdapat 70 bayi yang lahir dengan BBLR dan mengalami Asiksia Neonatorum. <strong>Tujuan</strong> penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Bayi BBLR dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Mala Kabupaten Talaud. <strong>Desain</strong> yang digunakan adalah <em>cross sectional</em>. Populasi adalah seluruh bayi yang lahir dengan BBLR pada periode Januari sampai November 2012 di RSUD Mala Kabupaten Talaud dengan teknik total sampling. Pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data sekunder dari rekam medis bayi BBLR pada periode Januari sampai November 2012. <strong>Analisia data</strong> yang digunakan adalah Uji <em>Chi Squre</em> dengan computer. <strong>Hasil penelitian</strong> menunjukkan bahwa sebagian dari responden (48,6%) kejadian BBLR premature, sedangkan hasil penelitian tentang asfiksia neonatorum sebagian besar responden (71,4%) mengalami kejadian asfiksia neonatorum dan sebagian kecil (28,6%) tidak mengalami asfiksia neonatorum. Berdasarkan hasil uji statistic <em>Chi square </em>diperoleh nilai p 0,017, atau nilai p &lt; α 0,05 sehingga <strong>kesimpulan</strong> dari penelitian ini ada hubungan bayi BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Mala Kabupaten Talaud. <strong>Hasil penelitian </strong>ini dapat digunakan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya agar meneliti dengan mencari faktor penyebab bayi BBLR Dismatur dan BBLR Prematur dengan secara langsung melakukan observasi atau menggunakan metode penelitian <em>case control</em>.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> BBLR, Asfiksia Neonatorum.</p> <p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstract: </strong>BBLR infants are born weighing less than 2500 grams, which can cause asphyxia neonatorum. Asphyxia neonatorum is a condition in which the baby can not breathe spontaneously and regularly soon after birth. Based on preliminary studies that transactions are carried out in hospitals Mala in the period January to November 2011 there were 70 babies born with low birth weight and having Asphyxia Neonatorum. The purpose of this study was to determine the relationship with the incidence of LBW babies in hospitals Mala Asphyxia Neonatorum Talaud district. The design is cross sectional. Population is all children born with low birth weight in the period January to November 2012 in the Hospital District of Talaud Mala total sampling techniques. Data retrieval is done by collection of secondary data from the medical records of LBW infants in the period January to November 2012. Analysis data used is the Chi Squre the computer. The results showed that the majority of the respondents (48.6%) incidence of low birth weight premature, while the results of research on neonatal asphyxia majority of respondents (71.4%) had neonatal asphyxia events and a small portion (28.6%) had no asphyxia neonatorum. Based on the test results obtained by Chi square statistic p value 0.017, or p-value &lt;α 0.05 so that the conclusions of this study no association with the incidence of LBW babies in hospital neonatal asphyxia Mala Talaud district. The results of this study can be used as input for further research in order to examine the causes of infant looking Dismatur LBW and preterm LBW by direct observation or using the case control study.</p> <p><strong>Keywords:</strong> low birth weight, Asphyxia Neonatorum.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1776 HUBUNGAN PENGETAHUAN, NILAI DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PEMBERIAN DUKUNGAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI POLIKLINIK PSIKIATRI RSJ PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG PROPINSI SULAWESI UTARA 2013-05-11T14:49:41+08:00 Marshaly Makaghee Shalymakaghee@yahoo.com Jeavery Bawotong paai_manado@yahoo.com Julia Rottie paai_manado@yahoo.com <p><strong>A</strong><strong>bstract</strong><strong>: </strong>Mental disorder is a disturbance in the way of thinking, will, emotion and action, where individuals are not able to adjust themselves to others and the environment. Familiy is the closest to the patient, can be a big influence for the healing process of mental patients, which can contribute to patient care, either at home or in the hospital, support provided has several functions : informational support, appraisal support, instrumental support and emotional support. To provided support needed good knowledge, positif value and good attitude within any family members of patients in order to apply to the purpose.<strong> Purpose of this study</strong> was to find correlation between knowledge, value and family attitude in providing support to patients with mental disorders. <strong>Number of samples</strong> obtained as many as 40 people, using purposive sampling technique. <strong>Study design</strong> <strong>used</strong> is descriptive correlatif with Cross Sectional approach.<strong> The result</strong> of chi square statistical test obtained ρ = 0,002 for family knowledge, ρ = 0, 014 for the value of the family and ρ = 0,007 for a family attitude. The third factor has a value of ρ &lt;α, in other words there is an influence between knowledge, value and family attitude in supporting the mental disorder patients at the Psychiatric Clinic RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang North Sulawesi Province.<strong> Conclusion of this study </strong>is the knowledge, values and attitudes of the family had an influence on the motivation of the family in providing support for inspection at mental disorder patients. <strong>Suggesting </strong>that health is expected to be more active providing counseling to families of the patients in the context of patient care, in order to prevent the recurrence of a mental disorder.</p> <p><strong>Key Words: </strong>Mental Disorder, Family Support, Knowledge, Value and Attitude.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>A</strong><strong>bstrak</strong><strong>: </strong>Gangguan jiwa merupakan gangguan dalam cara berpikir, kemauan, emosi dan tindakan dimana individu tidak mampu menyesuaikan diri sendiri, orang lain serta lingkungan. Keluarga merupakan pihak yang terdekat dengan pasien yang dapat memberi pengaruh yang besar bagi proses penyembuhan pasien gangguan jiwa, yang mendukung dalam setiap proses perawatan pasien, baik di Rumah Sakit maupun di rumah, seperti dapat mengurangi stress dan meningkatkan penyesuaian diri pasien terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan. Dalam memberikan dukungan diperlukan pengetahuan yang baik, nilai yang positif dari anggota keluarga serta sikap yang positif dari tiap anggota keluarga.<strong> Tujuan</strong> dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, nilai dalam keluarga serta sikap keluarga dengan pemberian dukungan pada pasien gangguan jiwa. <strong>Jumlah sampel</strong> yang didapatkan yaitu sebanyak 40 orang responden, dengan menggunakan teknik purposive sampling.<strong> Desain penelitian </strong>yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan <em>Cross Sectional</em>.<strong> Hasil </strong>Uji statistic <em>Chi-Square</em> yang dilakukan, diperoleh nilai ρ = 0,002 untuk pengetahuan keluarga, ρ = 0, 014 untuk nilai dalam keluarga dan ρ = 0,007 untuk sikap keluarga. Ketiga factor tersebut memiliki nilai ρ &lt; α, dengan kata lain terdapat hubungan antara pengetahuan, nilai dan sikap keluarga dengan pemberian dukungan pada pasien gangguan jiwa di Poliklinik Psikiatri RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Propinsi Sulawesi Utara. <strong>Kesimpulan/saran</strong> dari pelaksanaan penelitian ini yaitu diharapkan kepada para petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan yang perlu diketahui keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa di rumah agar dapat mencegah kekambuhan kembali penderita gangguan jiwa.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Gangguan jiwa, Dukungan Keluarga, Pengetahuan, Nilai, Sikap.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1777 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA 2013-05-11T15:06:17+08:00 Ruth S. Y. Aso vannyaso@yahoo.co.id Agnes Madianung paai_manado@yahoo.com Gresty Masi paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstrak:</strong> Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya penurunan angka kematian bayi.Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini, bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya (Depkes, 2008). <strong>Tujuan penelitian:</strong> untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Wori Kabupaten Minahasa Utara. <strong>Desain penelitian:</strong><strong> </strong>observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi yang diambil adalah bayi berumur 0-6 bulan dan sampel penelitian menggunakan tekhnik purposive sampling dengan jumlah 69 bayi.Pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder. <strong>Hasil penelitian:</strong> menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif hanya 30,4%. Cakupan ini masih sangat jauh dari target yang telah ditetapkan yaitu 80%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara fisik ibu, psikologis dan tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif, sedangkan sosial budaya, pekerjaan dan tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI eksklusif. <strong>Saran:</strong> perlunya dukungan dari keluarga agar ibu tetap memberikan ASI eksklusif, dengan memenuhi kebutuhan zat gizi selama laktasi sehingga menghasilkan produksi air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup, perlu ditingkatkan peranan dan dukungan dari petugas kesehatan melalui penyuluhan kepada ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui tentang cara menyusui yang benar, manfaat ASI serta pentingnya menjaga kondisi psikis selama proses menyusui serta perlunya peningkatan pengetahuan petugas kesehatan dalam rangka mempromosikan pentingnya penggunaan dan pemberian ASI secara eksklusif.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>ASI eksklusif, bayi, ibu.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1778 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANGPENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKUSEKSUAL PADA SISWA KELAS IISMK NEGERI I MANADO 2013-05-11T15:10:46+08:00 Revony Yulli Turang paai_manado@yahoo.com Agnes Madianung paai_manado@yahoo.com Franly Onibala paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstrak:</strong> Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru. Rasa ingin tahu itu kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional dan pemahaman pendidikan seks yang cukup akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Kurangnya informasi tentang seks dari orang tua dan sekolah atau lembaga formal serta berbagai informasi seks dari media massa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusan yang diambil mengenai cinta dan seks kurang baik.TujuanPenelitian iniuntuk mengetahi hubungan antara pengetahuan pendidikan seks dengan perilaku seksual pada siswa kelas II di SMK Negeri 1 Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian <em>cross sectional</em> untuk mempelajari dinamika korelasi antara pengetahuan pendidikkan seks dengan perilaku seksual siswa berumur 15 sampai 18 tahunyang dilakukan terhadap 100 sampel yang diperoleh dengan menggunakan teknik <em>random sampling</em>. Pengumpulan data diperoleh dengan teknik pengisian kuesioner oleh responden, selanjutnya data diolah dengan menggunakan bantuan komputer program <em>Software Statistic Program For Social Science</em> (SPSS).Hasil analisis data diperoleh nilai <em>p </em>= 0,018 &lt; 0,05, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan pendidikan seks dengan perilaku seksual pada siswa kelas II SMK Negeri 1 Manado.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Hubungan Pengetahuan Seks, Perilaku Seksual.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1779 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEKUBITUS DI IRINA F NEUROLOGI BLU RSUP Prof dr DR R. D. KANDOU MANADO 2013-05-11T15:17:39+08:00 Meibie M Taghulihi meibietaghulihi@ymail.com Karel Pandelaki paai_manado@yahoo.com Rivelino Hamel paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstrak: </strong>Pemberian asuhan keperawatan merupakan aspek utama dalam mempertahankan integritas kulit. hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit yang terencana dan konsisten. dekubitus adalah luka tekan yang terlokalisir karena adanya kompresi jaringan bila hal ini berlangsung lama dapat meningkatkan hari rawat, dan biaya perawatan serta memperlambat program rehabilitasi. Tujuan<strong> </strong>penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dekubitus. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode<strong> </strong><em>cross sectional, </em>pemilihan sampel dengan <em>purposive sampling</em>. Sampel 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi. selanjutnya data diolah dengan menggunakan computer Spss versi 20, untuk dianalisa dengan uji<strong> </strong><em>Fisher exact test </em>dengan tingkat kemaknaan (α) ≤0.05. Hasil penelitian menunjukan telah teridentifikasi pasien dengan dekubitus 18 orang, hasil uji menunjukan nilai p=0,020, dan pasien dengan kulit yang lembab beresiko 7kali lebih tinggi mengalami dekubitus, ada hubungan bermakna antara usia dengan dekubitus dengan nilai p=0.042 dan OR= 5,2 yang berarti bahwa pasien dengan usia ≥60 tahun beresiko 5,2kali lebih tinggi mengalami dekubitus. dan ada hubungan yang bermakna antara immobilisasi , nilai albumin dengan kejadian dekubitus dengan nilai p=0.000 dan pasien dengan immobilisasi ≥6 jam beresiko 88kali lebih tinggi mengalami dekubitus, dan pasien dengan nilai Albumin&lt;3mg/dl beresiko 40 kali lebih tinggi mengalami dekubitus.Kesimpulan kelembaban, usia, immobilisasi, nutrisi(nilai albumin) merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dekubitus.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Dekubitus, immobilisasi, kelembaban, nutrisi (nilai albumin).</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1780 PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER (Lavandula Angustifolia) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI IRINA F RSUP. Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO 2013-05-11T15:22:00+08:00 Maya Adhistya adhistyamaia@gmail.com Mona Wowor paai_manado@yahoo.com Rivelino S. Hamel paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract</strong><strong>:</strong> Hypertension is linearly related to the morbidity and mortality of cardiovascular disease. Aromatherapy is one method of relaxation techniques in the nonpharmacologic management of hypertension. Various types of plants can be used for aromatherapy, one of them is lavender. Lavender as an aromatheraphy giving relaxation and sedation effects. <strong>Objective</strong> this research was conducted to determine the influence of lavender aromatherapy to decrease blood pressure in hypertensive patients. <strong>Methods</strong> this study used pre-experimental with one pre-posttest design. The selected 20 respondents used purposive sampling technique. First of all, respondents’ blood presure was measured by Riester Nova Presameter<sup>@ </sup>mercury sphygmomanometer and stethoscopes and then recorded. Five drops of lavender oil was given on cotton, and then respondents were asked to inhale it for 10 minutes. After that, their blood pressure was measured again and recorded. Data analysis used wilcoxon signed rank test (α=0,05). <strong>Result</strong> the average decrease in systolic blood pressure after inhaling lavender aromatherapy is 19.75 mmHg and the average diastolic blood pressure is 9.75 mmHg. <strong>Conclusion</strong> lavender aromatheraphy decreased blood pressure of hypertension patients.</p> <p><strong>Keyword</strong><strong>s</strong>: aromatherapy, blood pressure, hypertension, lavender.</p><p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak:</strong><strong> </strong>Hipertensi berhubungan secara linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Aromaterapi merupakan salah satu metode teknik relaksasi dalam penatalaksanaan hipertensi secara nonfarmakologis. Berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan untuk aromaterapi, salah satunya adalah lavender. Lavender sebagai aromaterapi memberikan efek relaksasi dan sedasi. <strong>Tujuan penelitian </strong>untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi. <strong>Metode penelitian </strong>menggunakan jenis<strong> </strong><em>pre</em>-eksperimental<strong> </strong>dengan<strong> </strong><em> one group pre-posttest design. </em>Responden berjumlah 20 orang dipilih menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Mula-mula, tekanan darah responden diukur dengan<em> sphygnomanometer</em> air raksa Riester Nova Presameter<sup>@</sup> dan stetoskop lalu dicatat. 5 tetes minyak lavender diberikan pada kapas, kemudian responden diminta menghirupnya selama 10 menit, lalu tekanan darah diukur kembali dan dicatat. Analisa data menggunakan uji <em>Wilcoxon signed rank test</em> (α=0,05). <strong>Hasil</strong> Rata-rata penurunan tekanan darah sistolik setelah menghirup aromaterapi lavender sebesar 19,75mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah diastolik sebesar 9,75mmHg. <strong>Simpulan</strong> aromaterapi lavender menurunkan tekanan darah pasien hipertensi.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: aromaterapi, tekanan darah, hipertensi, lavender.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1781 PENGARUH PERAN PERAWAT SEBAGAI KONSELOR TERHADAP RESPON BERDUKA PASIEN HIV/AIDS DI BLU RSU PROF. DR. R. D.KANDOU MANADO 2013-05-11T15:26:09+08:00 Chinta A. D Sepang chinta_sepang@yahoo.com Esrom Kanine paai_manado@yahoo.com Ferdinand Wowiling paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstrak:</strong> Perubahan fisik serta stigma negatif di masyarakat menyebabkan tekanan psikologis pada pasien dengan HIV/AIDS berupa respon berduka terhadap penyakit, sehingga perawat diharapkan dapat membina hubungan interpersonal yang terapeutik mencakup perannya sebagai konselor. Penelitian ini mencoba mencari ada tidaknya pengaruh peran perawat sebagai konselor terhadap respon berduka pasien HIV-AIDS di BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Metode penelitian menggunakan <em>pre </em>eksperimental dengan <em>one group pre-post test design. </em>Responden berjumlah 15 orang dipilih menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Mula-mula diukur dengan menggunakan kusioner respon berduka, selanjutnya diberikan konseling oleh perawat dalam tiga sesi pertemuan kemudian respon berduka pasien diukur lagi dengan kuisioner yang sama. Hasil Analisa data menggunakan uji <em>Wilcoxon Signed Ranks Test</em>(α=0,05) didapatkan Nilai probabilitas=0,001. Hal ini menunjukkan nilai p &lt;nilai α sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh signifikan konseling perawat terhadap respon berduka pasien HIV/AIDS.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Pasien HIV-AIDS, peran perawat sebagai konselor, respon berduka pasien.</p><p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstract:</strong> Physicial changes as well as the negative stigma in society causes psychological distress in patients with HIV/AIDS responses in the form of mourning of the disease, so the nurses are expected to develop a therapeutic interpersonal relationship includes her role as a counselor. This study tried to find whether or not the influence of the nurse’s role as grief counselor’s response to HIV/AIDS patients in the departement of BLU RSUP prof. Dr. R. D. Kandou Manado. The method uses pre experimental research with one group pre-post test design. Respondents totaled 15 people selected using purposive sampling technique. At first the response was measured using grieving questionnaire, than given counceling by nurse in three session later grieving response was measured again with the same questionnaire. The results of the data analysis using the wilcoxon Signed Ranks Test (a=0.05) obtained probability value=0.0001. This shows the value of p &lt;values so that we can conclude the existence of a significant effect of the rsponse of gief counseling caregiver of patients with HIV/AIDS</p> <p><strong>Keywords:</strong> HIV/AIDS patients, the role of nurses as counselors, grief responses of patients.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1782 HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN KEBERSIHAN PERORANGAN PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK KARTIKA MANADO 2013-05-11T15:32:25+08:00 Nurfiana Matfikih nmatfikih@yahoo.co.id Sarah M. Warouw paai_manado@yahoo.com Julia Rottie paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Independence of self is one of the most important aspects that should be possessed by each individual and the child, because in addition to affect performance, it also serves to help achieve the goal of life, achievements, success and earn rewards. Without the support of an independent nature, the individual and the child will be difficult to reach something in the maximum, and it will also be difficult to achieve succes. The support of parents and the right of parenting, in accordance with conditions expected to establish children in pre-school indepedence in the exercise of an daily personal hygiene. This research to know the relationship of parenting parents with personal hygiene independence to children in pre-school at Kindergarten of Kartika Manado. The design of this study using the <em>cross sectional </em> approach. The method of sampling in this study is a <em>total sampling </em>way that some 50 parents/guardians of students. This study used a questionnaire instrument and analys <em>Chi-Square </em>statistical test at a significance level of 95 %: (α 0,05). The result showed there were 19 samples that had authotitarian parents, 12 samples didn’t have the independence in maintaining personal hygiene and 7 samples are independent. There are 31 samples that have parents democratic, 7 samples don’t have the independence in maintaining personal hygiene and 24 samples are independent. Result of <em>Chi-Square</em> test (X<sup>2</sup>) at 95 % confidence level (α 0,05), showed an association with parenting parents with personal hygiene independence to children in pre-school at Kindergarten of Kartika Manado, where the value of ρ=0,004, smaller than α=0,05. Democratic parenting was able to indepedence to children to maintain personal hygiene, it’s expected that managers at Kindergarten of Kartika Manado to promote democratic parenting to parents, so that parents can implement it in the family life.</p> <p><strong>Keywords:</strong> The Parenting Parents, personal hygiene independence to children in pre-school.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak, karena selain dapat mempengaruhi kinerja, juga berfungsi untuk membantu mencapai tujuan hidup, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, maka individu maupun anak akan sulit untuk mencapai sesuatu secara maksimal, dan akan sulit pula untuk meraih kesuksesan. Dukungan orangtua serta pola asuh yang tepat, sesuai dengan keadaan anak diharapkan mampu membentuk kemandirian anak pra sekolah dalam pelaksanaan kebersihan perorangan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kemandirian kebersihan perorangan<em> </em>pada anak pra sekolah di Taman Kanak-Kanak Kartika Manado. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan <em>cross sectional</em>. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara <em>total sampling</em> yaitu sejumlah 50 orangtua/wali siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dan dianalisa menggunkan uji statistic <em>Chi-Square</em> pada tingkat kemaknaan 95 %: (α 0,05). Hasil penelitian menunjukkan dari 19 sampel yang memiliki orang tua otoriter, 12 sampel tidak memiliki kemandirian dalam menjaga kebersihan perorangan dan 7 sampel memiliki kemandirian. Dari 31 sampel yang memiliki orang tua demokratis, 7 sampel tidak memiliki kemandirian dalam menjaga kebersihan perorangan dan 24 sampel memiliki kemandirian. Hasil uji <em>Chi Square </em>(X<sup>2</sup>) pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05), menunjukkan ada hubungan hubungan pola asuh orangtua dengan kemandirian kebersihan perorangan<em> </em>pada anak pra sekolah di Taman Kanak-Kanak Kartika Manado, dimana nilai <em>ρ</em>= 0,004, lebih kecil dari α=0,05. Pola asuh demokratis ternyata mampu memandirikan anak pra sekolah untuk menjaga kebersihan perorangan, diharapkan agar pengelola Taman Kanak-Kanak Kartika Manado mensosialisasikan pola asuh demokratis kepada orang tua, agar orang tua dapat mengimplementasikannya di dalam kehidupan berkeluarga.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Pola Asuh Orangtua, Kemandirian Kebersihan Perorangan Anak Pra Sekolah.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1783 GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI IGD BLU RSUP Prof.dr.R.D.KANDOU MANADO 2013-05-11T15:37:38+08:00 Etin Abdulrahman etin.abdulrahman@gmail.yahoo.co.id Jeavery Bawotong paai_manado@yahoo.com Ferdinand Wowiling paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Unxicty is cognitive phenomenom, where someone will feel something happened in our beyod expection and can not be predicted. The unxicty will be got if someone feel able to face it against because impugning it self. The goal of this research to get the level illustration of nurse unxicty at IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado. The selection of sample uses random sampling by ethnic simple random sampling. The number of sample that deived 40 people. Variable that deived is level illustration of nurse unxicty at IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado by category of symptom scor &lt; 14 there’s no unxicty, scor 14 – 28 light unxicty, scor 29 – 42 sample unxicty scor 57 – 70 the most heavy unxicty or panic. From the result of research shows that level nurse unxicty at IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado by simple category (57,5%). Expected there’s no attension from the member of hospital because will bwe able to infivence the service in generally and more spesificly on nurse in doing duty as profescy.</p> <p><strong>Keyword</strong><strong>s</strong><strong>:</strong> Nurse unxicty.</p><p> </p><p> </p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak:</strong> Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif, dimana seseorang merasa akan terjadi sesuatu di luar kehendak dan tidak bisa diprediksi. Kecemasan akan diperoleh jika seseorang merasa tidak sanggup menghadapinya karena meragukan kemampuan diri sendiri.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tingkat kecemasan perawat di IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif. Pemilihan sampel menggunakan random sampling dengan teknik simple random sampling. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 orang. Variabel yang diteliti yaitu memerikan tingkat kecemasan perawat di IGD BLU RSUP Prof.dr. R.D Kandou Manado dengan kategori gejala skor &lt;14 tidak ada kecemasan, skor 14-28 kemasan ringan, skor 29-42 kecemasan sedang, skor 43-56 kecemasan berat, dan skor 57-70 kecemasan berat sekali aatau panic.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan perawat di IGD BLU RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado dengan kategori sedang (57,5%). Diharapkan adanya perhatian dari pihak rumah sakit karena akan dapat mempengaruhi pelayanan secara umum dan lebih khusus pada perawat dalam melaksanakan tugas profesi.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Kecemasan Perawat.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1784 HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN LANSIA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA KLIEN GOUT ARTHRITIS DI PUSKESMAS INOBONTO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2013-05-11T15:42:12+08:00 Moh. Hamdi Adam mohammadhamdiadam@gmail.com Yudi Ismanto paai_manado@yahoo.com Franly Onibala paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Elderly as faulth one groups sensitive in family, then necessary attention because susceptible to problems health. Family constitute unit smallest from society who self from heads family and some person who assemle and stay certain one roof or one house with situation interdependent. <strong>Object research</strong>: knowing relationship family about nursing adherence medication in client gout arthritis in Health Center Inobonto. <strong>Observational method</strong>: Case Control, sampling was done by <em>purposive Sampling, </em>as much 35 person. Statistical quiz utilized is <em>Chi-Square<strong>. </strong></em><strong>Observational</strong> result that getting to point out that points out that largest protentations is knowledge family at category good with adherence medication is 25 person or 71,4 %. Of subjective analiysis result both of above variable by use of statistic quiz Chi-Square point signifikansi of second relationship variabel that is (<em>p</em>) = 0,018 one that point out that point &lt; α = 0,05 thuses H1 accepted or available relationship knowledge family with adherence medication in Healt Center Inobonto.<strong> Observational</strong> conclusion which is: 1) knowledge family about nursing in health center Inobonto partly large at category fine. 2) adherence medication at client gout arthritis in health center Inobonto partly large obedient medication . 3) there is relationship knowledge family about nursing with adherence medication at client gout arthritis in Health Center Inobonto.</p> <p><strong>Keyword</strong><strong>s</strong><strong>:</strong> Knowledge family, Adherence Medication, Client Gout Arthritis.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Lanjut usia sebagai salah satu kelompok rawan dalam keluarga, maka perlu mendapat perhatian karena kerentanannya terhadap gangguan kesehatan. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluargadan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap atau satu rumah dengan keadaan saling ketergantungan. <strong>Tujuan</strong> penelitian: Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia dengan kepatuhan berobat pada klien gout arthritis di Puskesmas Inobonto. <strong>Metode</strong> penelitian: kasus kontrol, sampling dilakukan secara teknik <em>purposive Sampling</em>, sebanyak 35 orang. Uji Statistik yang digunakan adalah <em>Chi-Square<strong>. </strong></em><strong>Hasil</strong> penelitian yang didapat menunjukan yang paling besar presentasinya adalah pengetahuan keluarga pada kategori baik dengan kepatuhan berobat yaitu 25 orang 71,4%. Dari hasil analisa hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji statistik<em> Chi-Square </em>menunjukan signifikansi dari hubungan kedua variabel tersebut adalah (<em>p</em>) = 0,018 yang Menunjukan nilai tersebut &lt; α = 0,05 dengan demikian H1 diterima atau ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kepatuhan berobat di Puskesmas Inobonto<strong>. Kesimpulan</strong> penelitian yaitu :1) pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia di Puskesmas Inobonto sebagian besar berada pada kategori baik. 2) kepatuhan berobat pada klien gout arthritis di Puskesmas Inobonto sebagian besar patuh berobat. 3) ada hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia dengan kepatuhan berobat pada klien gout arthritis di Puskesmas Inobonto.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Pengetahuan Keluarga, Kepatuhan Berobat, Klien Gout Arthritis.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1785 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEMAMPUAN MELAKUKAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA ORANG DEWASA DI INSTALASI GAWAT DARURAT BEDAH RSUP Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO 2013-05-11T15:46:46+08:00 Hendra Sandag sandaghendra@gmail.com Jimmy Posangi paai_manado@yahoo.com Herman Warouw paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract: </strong>One indicator of bad good health services is reflected in the language of quality emergency services at installations. <strong>Destination </strong>of this research was done to know the nurses knowledge and do get help basic life support to humans<strong>. The design</strong> of this research is cross sectional study<strong>. The sample</strong> are 40 respondents,the data intake tecnique was by questionnaires and observation directly conducted nurses on midget. <strong>The experiment result hipotesis</strong> using Fisher’s Exac Test with level of mistake 0,05% and level of confidence 95% so ρ value 0,01 &lt; 0,05, Ha is accepted. <strong>Concluded</strong> that knowledge nurses nem article ability to get help equity living in emergency in, initial studies were categorized less. <strong>Recommendation</strong> : Develope knowledge of nursing about getting help during equity life education, required the exercise of the well’s method of analysis laboratory skills tu produce nurses able to perform in sequence and appropriate resucitation.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Nurse knowledge, Get help with basic life support.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak: Hendra Sandag,</strong> Hubungan pengetahuan Perawat Dengan Kemampuan melakukan Bantuan Hidup Dasar Pada Orang Dewasa Di Instalasi Gawat Darurat Bedah BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado, Karya Tulis Ilmiah Sarjana, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Pembimbing (1) Prof dr. Jimmmy Posangi,MSc.PhD.SpFK, (2) Herman Warouw, SKM, M.Kep. Salah satu indikator baik atau buruknya pelayanan kesehatan, tercermin dari kualitas pelayanan pada instalasi gawat darurat sebagai gerbang terdepan bagi pasien yang membutuhkan pertolongan kesehatan di institusi rumah sakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengetahuan perawat berhubungan dengan bantuan hidup dasar pada orang dewasa. Penelitian ini bersifat cross sectional, Variable independen yaitu pengetahuan perawat dan variable dependen yaitu kemampuan melakukan bantuan hidup dasar. Data didapatkan melalui kuesioner dan observasi secara langsung yang dilakukan perawat pada manikin. Data dianalisa dengan menggunakan uji Fhisher’s Exac Test dengan table 2 x 2 dengan nilai kemaknaan α = 0.05. Hasil uji Fisher’s Exack Test didapatkan nilai P = 0,001 yang berarti lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan kemampuan melakukan bantuan hidup dasar pada orang dewasa.</p> <p><strong>Kata kunci</strong><strong>: </strong>Pengetahuan perawat, Bantuan Hidup Dasar.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1787 HUBUNGAN PANJANG TELAPAK KAKI KANAN IBU HAMIL DENGAN UKURAN PANGGUL SEMPIT DI PUSKESMAS AIRMADIDI 2013-05-11T15:50:14+08:00 Silvane Linny Malingkonor vanelinny@yahoo.com Agnes Madianung paai_manado@yahoo.com Gresty Masi paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstra</strong><strong>k</strong>: Upaya penurunan kematian ibu dan anak dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Jalannya persalinan dipengaruhi oleh 3P yaitu<em> power, passage, passenger</em> dimana gangguan persalinan akibat<em> passage</em> biasanya berkaitan dengan kelainan panggul wanita. Ada berbagai cara untuk memprediksi apakah seorang wanita berpanggul sempit atau tidak salah satunya dikemukakan oleh Soedarto dalam Kartu Prakiraan Persalinan Soedarto (KPPS), yaitu lewat pengukuran panjang telapak kaki kanan ibu hamil. <strong>Tujuan </strong>penelitian ini untuk mengetahui hubungan panjang telapak kaki kanan ibu hamil dengan ukuran panggul sempit. <strong>Metode Penelitian </strong>yaitu observasional analitik dengan menggunakan <em>cohort. </em>Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu 30 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yang memeriksakan kehamilannya pada tanggal 20 Desember 2012 sampai 23 Januari 2013 di Puskesmas Airmadidi. Data yang didapat dianalisa menggunakan <em>SPSS</em> secara univariat yaitu dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan secara bivariat yaitu dengan menggunakan rumus <em>korelasi Pearson Product Moment</em>. Hasil uji statistik <em>pearson </em>ditemukan r hitung sebesar 0,535 &gt; r tabel sebesar 0,361 (n = 30 dan taraf signifikan atau α = 0,05 = 5%) dengan didapatkan nilai signifikan (P) = 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan antara panjang telapak kaki kanan ibu hamil dengan ukuran panggul sempit. <strong>Kesimpulan </strong>ada hubungan panjang telapak kaki kanan ibu hamil dengan ukuran panggul sempit di Puskesmas Airmadidi.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Panjang Telapak Kaki Kanan Ibu Hamil, Ukuran Panggul Sempit.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1789 GAMBARAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO 2013-05-11T15:56:37+08:00 Made Ardika Wanantara made_ardika82@yahoo.com Nelly Mayulu paai_manado@yahoo.com Franly Onibala paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> One way to monitor the nutritional status of adults is by measuring body mass index. At present time has developed a body mass index chart adults (aged over 18 years) by using the index weight by height. The main purpose of this study is to reveal the nutritional status of students of the Academy of Nursing Rumkit Tk.III Manado. The <strong>method</strong> used in this research is descriptive method with cross sectional approach. The <strong>population</strong> in this study is the College Student Nursing Rumkit Tk.III Manado <strong>total sampling</strong> methods or sampling saturated totaling 265 people. This research was conducted at the campus of the Academy of Nursing Rumkit Tk.III Manado. The <strong>results</strong> says the respondents with a normal nutritional status as many as 213 people, respondents were underweight and nutritional status as many as 33 people, respondents with more weight nutritional status as many as 14 people and respondents with nutritional status obesity by 5 people. The <strong>conclusion</strong> of this study is the majority of respondents (80.4%) had normal nutritional status, nutritional status underweight (12.5%), nutritional status more weight (5.3%), and obesity (1.9%). <strong>Suggestion</strong> expected the Academy of Nursing Rumkit Tk.III Manado in this case more specifically on the student to be more attention to the nutritional importance keep maintaining the nutritional status of students.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Nutrient state, Students.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Salah satu cara untuk memantau status gizi orang dewasa ialah dengan mengukur indeks massa tubuh. Sekarang telah dikembangkan grafik indeks massa tubuh orang dewasa (umur diatas 18 tahun) dengan menggunakan indeks berat badan menurut tinggi badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi pada mahasiswa Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado. <strong>Metode</strong> yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. <strong>Populasi</strong> dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado dengan metode pengambilan sampel <strong><em>total sampling</em></strong> atau sampling jenuh yang berjumlah 265 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado. <strong>Hasil</strong> <strong>penelitian</strong> menyebutkan responden dengan status gizi normal sebanyak 213 orang, responden dengan status gizi kurus sebanyak 33 orang, responden dengan status gizi berat badan lebih sebanyak 14 orang dan responden dengan status gizi obesitas sebanyak 5 orang. <strong>Kesimpulan</strong> dari penelitian ini adalah sebagian besar responden (80,4%) memiliki status gizi normal, status gizi kurus (12,5%), status gizi berat badan lebih (5,3%), dan obesitas (1,9%). <strong>Saran </strong>diharapkan pihak Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado dalam hal ini lebih khusus pada bagian gizi kemahasiswaan agar lebih memperhatikan pentingnya menjaga status gizi mahasiswa.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Status Gizi, Mahasiswa.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1791 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK. III R.W. MONGISIDI MANADO 2013-05-11T16:03:03+08:00 Hesti Sulistia Ningsih hesti_sulistianingsih@yahoo.com Nelly Mayulu paai_manado@yahoo.com Franly Onibala paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Intravenous therapy is used to repair the condition of patients in maintaining body fluids. One of nosocomial infections that arise as a result of the infusion phlebitis. This study aims to determine the factors that influence the occurrence of phlebitis in patients who installed a drip in hospital wards. Tk. III R.W. Mongisidi Manado. The <strong>method</strong> used is the method of analytic observational cohort study. The <strong>samples</strong> used were all patients who underwent infusion in Bougenvile, Cendana and Flamboyan Rooms. Sampling method is a total sampling of 60 people with multivariate data processing. The <strong>results</strong> showed all, independent variables that have an influence on the occurrence of phlebitis is old variable infusion (p = 0.004 &lt;alpha 0.05) and the selection of the cannula (p = 0.017 &lt;alpha 0.05). Viewing of risk factors / odds ratio (Exp (B)), the selection of the cannula which increases the risk of phlebitis at 0.016 times longer while mounting cannula 4-6 x 24 hours increases the risk of phlebitis by 0.006 times. The <strong>conclusion</strong> of this research is long infusion phlebitis most influence on the odds ratio for having larger. <strong>Suggestion</strong>: It is expected for the institutions involved, in this case educational institutions and hospitals in order to further enhance education and training for nurses and prospective nurses in particular on how to minimize the occurrence of infusion phlebitis.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Risk Factors, Infusion, Phlebitis.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Terapi intravena digunakan untuk memperbaiki kondisi pasien dalam mempertahankan cairan tubuh. Salah satu infeksi nosokomial yang timbul akibat dari pemasangan infus yaitu flebitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya flebitis pada pasien yang terpasang infus di ruang rawat inap RS. Tk. III R.W. Mongisidi Manado. <strong>Metode</strong> yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan studi kohort. <strong>Sampel </strong>yang digunakan adalah semua pasien yang dilakukan pemasangan infus di Ruang Bougenvile, Cendana dan Flamboyan dengan metode pengambilan sampel yaitu <em>total sampling</em> sebanyak 60 orang dengan pengolahan data secara multivariat. <strong>Hasil penelitian </strong>menunjukkan bahwa secara bersama-sama, variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap terjadinya flebitis adalah variabel lama pemasangan infus (p = 0,004 &lt; alpha 0,05) dan pemilihan kanula (p = 0,017 &lt; alpha 0,05). Melihat dari faktor risiko/odds ratio (Exp(B)), pemilihan kanula yang besar meningkatkan risiko terjadinya flebitis sebesar 0,016 kali sedangkan lama pemasangan kanula 4-6 x 24 jam meningkatkan risiko terjadinya flebitis sebesar 0,006 kali. <strong>Kesimpulan </strong>dalam penelitian adalah lama pemasangan infus lebih beresiko terhadap terjadinya flebitis karena memiliki <em>odds ratio</em> lebih besar. <strong>Saran</strong> : Diharapkan bagi institusi yang terkait, dalam hal ini institusi pendidikan dan rumah sakit agar lebih meningkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para perawat dan calon perawat khususnya tentang cara pemasangan infus untuk meminimalisasi terjadinya flebitis.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Faktor Resiko, Infus, Flebitis.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1793 GAMBARAN UNGKAPAN MARAH TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUANGAN WARANEY RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG PROPINSI SULAWESI UTARA 2013-05-11T16:15:28+08:00 Debby Dianetrice Pontoh paai_manado@yahoo.com Jeavery Bawotong paai_manado@yahoo.com Julia Rottie paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Schizophrenia is a severe mental disorder types of most commonly found with the main symptoms the most easily recognized and the reason for families to bring the client to treated at the hospital that is violence behavior. Violent behavior is a mal adaptive response of anger.when expressed in correctly may lead to hostility and aggression are not able to assertively expressed, extends to the most maladaptive response. The purpose of this study was to describe the expression o fangry at the ability to control violent behavior of schizophrenia clients in psychiatric hospital Prof. Dr. V. L Ratumbuysang Propinsi Sulawesi Utara. This study uses descriptive Survey in go n= 30 patients with schizophrenia in the room Waraney. The results showed that the response appropriately expressed of anger impact on ability to control violence behavior in patients with schizophrenia. It isassociated with the abilityof patients affected by a lack of confidence against disclosure angrily of patients experienced. angrily expressi on that can express precisely in behavior can reduce the frustration that is caused by the response failed to reach the goal.So that it is advisable to improve training for example disclosure of appropriately angrily with pillow batting practice, chatted with others so that patients capable of ondoing on their own which impact on the ability to control violence behavior.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>: </strong>BehaviorViolence, AngerExpression, Schizophrenia.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak: </strong>Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan jiwa berat yang paling banyak ditemukan dengan gejala utama yang paling mudah dikenali dan menjadi alasan keluarga membawa klien untuk berobat ke rumah sakit yaitu perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif dari marah. apabila diungkapkan secara tidak tepat dapat menimbulkan permusuhan dan agresi yang tidak mampu diungkapkan secara asertif, dapat memanjang hingga respon yang paling maladaptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan ungkapan marah terhadap kemampuan mengontrol perilaku kekerasan pada klien skizofrenia di ruang Waraney Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang Propinsi Sulawesi Utara. <strong>Metode : </strong>Penelitian ini menggunakan desain Survei Deskriptif terhadap 30 klien Skizofrenia di ruangan Waraney. <strong>Hasil penelitian: </strong>Menunjukan bahwa ungkapan marah yang diungkapkan secara tepat berdampak pada kemampuan mengontrol perilaku kekerasan pada klien Skizofrenia. Hal ini dihubungkan dengan kemampuan klien yang dipengaruhi oleh kurangnya percaya diri klien terhadap pengungkapan marah yang dialami. <strong>Kesimpulan : </strong>Ungkapan marah yang mampu di ungkapkan secara tepat mampu menunjukankan perilaku frustasi yang merupakan respons yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan. <strong>Saran : </strong>Untuk meningkatkan latihan pengungkapan marah secara tepat misalnya dengan latihan memukul bantal, bercakap-cakap dengan orang lain sehingga klien mampu untuk melakukan secara mandiri yang berdampak pada kemampuan dalam mengontrol perilaku kekerasan.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Perilaku Kekerasan, Ungkapan Marah, Skizofrenia.</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1795 HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DENGAN INISIASI MENYUSU DINI PADA IBU POST PARTUM DI RUANG VK IRINA D BLU RSUP PROF R.D. KANDOUMANADO 2013-05-11T16:24:30+08:00 Fransisca M.A. Wowiling siscareichi@ymail.com Benny Wantouw paai_manado@yahoo.com Julia Rottie paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> Early Initiation of Breastfeeding is the baby starts to suckle his own soon after birth, as long as the skin is left in contact with his mother, at least 1 hour after birth. How to initiate early breastfeeding baby was named after the breast crawl or crawl seek his own breast. This study<strong> aims </strong>to gain an overview of the relationship between knowledge and attitude of mothers VK (maternity) Prof Dr Irina D BLU. R.D. Kandou Manado. Design of this study used cross sectional<strong> method</strong> where the entire population is a normal post partum mothers in space VK (Maternity) Prof Dr Irina D BLU. R.D. Kandou Manado with a <strong>sample </strong>size of 30 responden. Data responde collected using questionnaires and observation sheets then the data presented preformance cross tabulation tables and chi square test with a significance level of 0.05. <strong>Based </strong>on the<strong> results </strong>of the study showed that of the chi square test results obtained ρ value ​&gt; 0.05.<strong> </strong>It states that there is no correlation between knowledge and attitude with the implementation of early breastfeeding initiation (IMD) in mothers post partum in space VK (maternity) Prof. Dr Irina D BLU R.D. Kandou Manado.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Knowledge and Attitude Post Partum Mom, Implementation of Early Initiation of Breastfeeding (IMD).</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>Abstrak:</strong> Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir, asalkan dibiarkan kontak dengan kulit ibunya, setidaknya 1 jam setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan <em>the breast crawl </em>atau merangkak mencari payudara sendiri. Penelitian ini<strong> bertujuan</strong> memperoleh gambaran mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu post partum dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) di Ruang VK (bersalin) Irina D BLU RSUP Prof. R.D. Kandou Manado. Desain penelitian ini menggunakan<strong> metode </strong><em>cross sectional</em> dimana populasinya adalah keseluruhan ibu post partum secara normal di Ruang VK (Bersalin) Irina D BLU RSUP Prof. R.D. Kandou Manado dengan besar<strong> sampel</strong> 30 responden.Data dikumpulkan dari responde dengan menggunakan lembar kuisioner dan observasi kemudian data disajikan dalm tabel tabulasi silang dan uji <em>chi square </em>dengan derajat kemaknaan 0,05. Berdasarkan <strong>hasil </strong>penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji <em>chi square </em>didapatkan nilai ρ &gt; 0,05. Ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) pada ibu post partum di Ruang VK (bersalin) Irina D BLU RSUP Prof.Dr. R.D. Kandou Manado.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> PengetahuandanSikapIbuPost Partum, Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).</p> Copyright (c) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eners/article/view/1796 PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN PERISTALTIK USUS PASIEN PASCABEDAH SECTIO CAESAREA DENGAN ANESTESIUMUM DI RR CITO BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOUMANADO 2013-05-11T16:32:41+08:00 Enjalita Karujan enjelitakarujan@yahoo.co.id Karel Pandelaki paai_manado@yahoo.com Rivelino S. Hamel paai_manado@yahoo.com <p><strong>Abstract:</strong> At any surgery is necessary to relieve pain called anesthesia. Once the surgery is completed, the digestive function is not immediately recovered. This can be known from the sound of an unheard of intestinal peristalsis. A patient who has not recovered his gut peristalsis is recommended not to eat and drink as they may suffer from ileus (obstruction or paralysis). This situation makes patients often complain about having to wait a long time to be able to eat and drink. Therefore, it is necessary to act to accelerate intestinal peristalsis recovery, one of which is through early mobilization. From the observation in RR Cito of BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Manado Kandou found the absence SOP mobilization Sectio Caesarea postoperative patients under general anesthesia. The research <strong>objective</strong> was to determine the effect of earlymobilization to the speed of recovery of intestinal peristaltic Sectio Caesarea postoperative patient under general anesthesia. Research is Pre-experiment design using Static-Group comparsion. <strong>Samples</strong> were taken with accidental sampling technique and obtained 30 respondan. Processing data using Independent Samplest-Test spaces at a confidence level = 0.05. <strong>The results</strong> showed an average recovery time of intestinal peristalsis in postoperative patients under general anesthesia Sectio Caesarea that early mobilization is 3,200 hours, while patients who did early mobilization is 4267 hours. Significance values ​​were obtained by T-Test Independent Samples are 0000 spaces smaller than the value of a = 0.05. <strong>Conclusion</strong> early mobilization affect the speed of recovery of intestinal peristaltic Sectio Caesarea post-surgery patient under general anesthesia in RR Cito BLU Prof Dr Dr. R. D. Kandou Manado.</p> <p><strong>Keywords:</strong> early mobilization, recovery speed intestinal peristaltic.</p><p> </p><p> </p> <p class="Default"><strong> </strong></p> <p class="Default"><strong> </strong></p> <p class="Default"><strong>Abstrak:</strong> Pada setiap pembedahan diperlukan upaya untuk menghilangkan nyeri yang disebut anestesi. Setelah pembedahan selesai, fungsi pencernaan tidak langsung pulih. Hal ini bisa diketahui dari bunyi peristaltik usus yang belum terdengar. Seorang pasien yang belum pulih peristaltikususnya dianjurkan untuk tidak makan dan minum karena dapat menderita<em> ileus </em>(obstruksi atau paralisis). Keadaan ini membuat pasien seringmengeluh karena harus menunggulama untuk dapat makan dan minum.Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk mempercepat pemulihan peristaltik usus, salah satunya yaitu melalui mobilisasi dini. Dari hasil pengamatan di BLU RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado menunujukkan belum adanya protap tentang mobilisasi pasien pasca bedah Sectio Caesarea dengan anestesi umum. <strong>Tujuan</strong> penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap kecepatan pemulihan peristaltik usus pasien pasca bedah Sectio Caesarea dengan anestesi umum. Penelitian bersifat Pra-Eksperimen menggunakan desain <em>Static-Group Comparsion</em>. <strong>Sampel</strong> diambil dengan teknik <em>accidental sampling</em> dan diperoleh 30 respondan. Pengolahan data menggunakan Uji-t Dua Sampel Bebas pada tingkat kepercayaan α=0.05. <strong>Hasil </strong>penelitian menunjukkan rata-rata waktu pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca bedah Sectio Caesarea dengan anestesi umum yang melakukan mobilisasi dini adalah 3.200 jam sedangkan pasien yang tidak melakukan mobilisasi dini adalah 4.267 jam. Nilai signifikansi yang diperoleh melalui Uji-t Dua Sampel Bebas adalah 0.000 lebih kecil dari nilai α=0.05. <strong>Kesimpulan</strong> mobilisasi dini berpengaruh terhadap kecepatan pemulihan peristaltik usus pasien pasca bedah Sectio Caesarea dengan anestesi umum di RR Cito BLU RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Mobilisasi dini, kecepatan pemulihan peristaltik usus.</p> Copyright (c)