PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DANA PIHAK KETIGA DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP KREDIT INVESTASI PERBANKAN
Abstract
Bank adalah lembaga intermediasi yang banyak dikenal masyarakat  Indonesia yang dapat membantu memperlancar aktivitas ekonomi melalui jasa yang disediakan. Bank memiliki peran penting terhadap perekonomian nasional, sehingga upaya menjaga stabilitas sektor perbankan tetap dilakukan agar keberadaan bank mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat Indonesia. Umumnya bank berperan sebagai intermediasi (intermediary role) dan lembaga transmisi (tranmision role) dalam perekonomian. Peran inilah yang menjadi alasan mengapa bank disebut sebagai agen pembangunan dalam proses pembangunan nasional (Sutomo dan Johadi, 2004). Tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimana pengaruh suku bunga SBI, Dana Pihak Ketiga dan non performing loan  berpengaruh terhadap kredit investasi perbankan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan program Eviews 8. Hasil penelitian menunjukan bahwa suku bunga Sertifikan Bank Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit investasi perbankan. Hasil ini tidak sesuai dengan tori yang menyatakan adanya hubungan negative antara suku bunga dengan kredit. Akan tetapi, hal ini menunjukan bahwa meskipun terjadi kenaikan suku bunga SBI namun perbankan masih memiliki likuiditas yang cukup untuk disalurkan ke dalam bentuk kredit investasi selain pada alternatif penempatan dana yang relatif lebih aman yakni SBI. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit investasi perbankan. Tersalurnya dana pihak ketiga ini ke dalam bentuk kredit investasi mengindikasikan berjalannya fungsi intermediasi perbankan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Non Performing Loan berpengaruh negative dan signifikan terhadap kredit investasi perbankan. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Non Performing Loan dan Kredit Investasi memiliki hubungan yang negatif. Apabila rasio NPLnya meningkat maka pemberian kredit investasi akan menurun. Karna jika rasio resiko kreditnya besar bank akan lebih berhati-hati untuk memberikat kerdit investasi kepada nasabah.