SEJARAH PERKEMBANGAN GEREJA PANTEKOSTA DI INDONESIA (GPDI) PUSAT SILIAN (1956-2014)

Authors

  • ANDRE KRISTIAN WATANIA

Abstract

ABSTRACT

Penulisan ini menceritakan Sejarah Perkembangan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Pusat Silian tahun 1956-2014. Dalam penulisan ini mengunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu, Heuristik, Kritik dan Analisa, Interpretasi dan Historiografi. Selain menggunakan metode sejarah, penulisan ini juga mengunakan landasan konsep dan pendekatan sebagai kekuatan penulisan sehingga dapat menjawab dengan detel sesuai dengan masalah yang diangkat.                                                            Pantekosta di sulawesi utara khusunya di tanah minahasa pertama kali masuk tahun 1929 oleh dua misionaris asal minahasa, yaitu pendeta Alexius Tambuwun dan Julianus Reppi. Kedua misionaris ini adalah taburan dari pendeta Cornelius Groesbeck dan Van Claveren yang memperkenalkan ajaran Pantekosta pertama kali di Indonesia pada tahun 1920. Kemudian tanggal 14 februari 1932 khusunya di desa silian, ajaran Pantekosta ini diperkenalkan oleh pendeta Markus Tumigolung.                                                                 Gedung gereja pantekosta pusat silian pertama kali berdiri sekitar tahun 1934 dengan konstruksi semi permanen, dinding gereja terbuat dari kayu dan lantai gereja dari batu beton. Panjang gereja sekitar 12 meter, lebar bagian depan 10 meter, lebar bagian belakang 8 meter dan tinggi sekitar 6 meter. Kemudian di tahun 1956 di tengah pelayanan pendeta Rudolft Rumohoy terjadi perkembangan yang pesat sehingga pembangunan gedung gereja dibangun dengan bentuk permanen dengan kedalaman pondasi sekitar 3 meter, panjang 40 meter, lebar 24 meter, dan tinggi 10 meter.

Downloads

Published

2015-08-10

Issue

Section

Articles