ANALISIS STRUKTUR RUANG BERDASARKAN DISTRIBUSI DAN PROFIL DENSITAS DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
DOI:
https://doi.org/10.35793/matrasain.v19i1.45894Abstract
Abstrak
Struktur ruang kota dapat ditetapkan dan diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator, antara lain;
distribusi kepadatan populasi, profil densitas dan pola pergerakan harian. Namun dari ketiga indikator
diatas, hanya 2 (dua) indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini. Indikator pertama yaitu, distribusi
kepadatan populasi. Dalam indikator ini, parameter yang paling penting adalah jumlah lahan yang
dikonsumsi. Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan salah satu dari 12 wilayah administratif di Provinsi
Sulawesi Utara. Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Minahasa
Selatan yang diresmikan pada tahun 2007. Dengan melakukan analisis struktur ruang Kabupaten Minahasa
Tenggara menggunakan 2 indikator, yaitu distribusi kepadatan populasi dan profil densitas diharapkan
dapat mampu memberikan gambaran struktur ruang Kabupaten Minahasa Tenggara. Adanya gambaran ini
akan membantu mengembangkan strategi atau rencana yang kompatibel/sesuai dengan struktur ruang kota,
dapat memprediksi arah perkembangan kota dimasa yang akan datang dan dengan mengetahui struktur
ruang kota maka akan membantu planner dalam membatasi pilihan- pilihan yang akan diambil dalam
mengembangkan suatu kota. Dan karna alasan-alasan tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengangkat
topik ini.Tujuan penelitian ini adalah bagaimana struktur ruang Kabupaten Minahasa Tenggara
berdasarkan distribusi densitas dan profil Desa. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yang secara cermat mengamati suatu kegiatan tertentu melalui kumpulan data yang telah
ditentukan. Hasil dari penelitian ini adalah telah teridentifikasi bahwa struktur ruang Kabupaten Minahasa
Tenggara adalah kota yang cenderung polisentris dapat dilihat dari pola persebaran lahan terbangun tidak
terpusat pada suatu wilayah dan pola persebaran kepadatan penduduk tidak memiliki hubungan signifikan
dengan jarak suatu wilayah ke pusat Kota (CBD).
Kata Kunci: Struktur ruang, Distribusi, Profil Densitas, Kabupaten Minahasa Tenggara.
Abstract
The spatial structure of the city can be determined and measured using 3 (three) indicators, including;
population density distribution, density profile and daily movement patterns. However, of the three indicators
above, only 2 (two) indicators will be used in this study. The first indicator is the distribution of population
density. In this indicator, the most important parameter is the amount of land consumed. Southeast Minahasa
Regency is one of 12 administrative regions in North Sulawesi Province. Southeast Minahasa Regency is the
result of division of South Minahasa Regency which was inaugurated in 2007. By analyzing the spatial
structure of Southeast Minahasa Regency using 2 indicators, namely the distribution of population density
and density profile, it is expected to be able to provide an overview of the spatial structure of Southeast
Minahasa Regency. The existence of this picture will help develop a strategy or plan that is compatible/in
accordance with the structure of urban space, can predict the direction of urban development in the future
and knowing the spatial structure of the city will help planners in limiting the choices that will be taken in
developing a city. And because of these reasons, the authors feel interested in bringing up this topic. The
purpose of this study is how the spatial structure of Southeast Minahasa Regency is based on density
distribution and village profiles. The analytical method used in this research is descriptive qualitative which
carefully observes a certain activity through a predetermined data set. The results of this study have identified
that the spatial structure of Southeast Minahasa Regency is a polycentric city that can be seen from the
distribution pattern of built-up land that is not concentrated in an area and the distribution pattern of
population density does not have a significant relationship with the distance of an area to the city center
(CBD).
Keywords: Spatial Structure, Distribution, Density Profile, Southeast Minahasa Regency