MEDIA MATRASAIN https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm <pre id="tw-target-text" class="tw-data-text tw-text-large XcVN5d tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Translation"><span class="Y2IQFc" lang="en"> This journal contains various scientific articles in the field of architecture</span></pre><pre id="tw-target-text" class="tw-data-text tw-text-large XcVN5d tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Translation"><span class="Y2IQFc" lang="en"> and/or urban planning in the form of research results. critical review or</span></pre><pre id="tw-target-text" class="tw-data-text tw-text-large XcVN5d tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Translation"><span class="Y2IQFc" lang="en"> contextual essay.</span></pre> Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University en-US MEDIA MATRASAIN 1858-1137 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MANOKWARI (STUDI KASUS DISTRIK MANOKWAARI BARAT) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/56037 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Distrik Manokwari Barat merupakan salah satu distrik yang ada di Kabupaten Manokwari dengan jumlah penduduk paling tinggi, dimana sebagian besar wilayahnya berfungsi sebagai kawasan permukiman yang berdekatan dengan fasilitas perdagangan dan jasa. Hal ini tentu menghasilkan jumlah volume sampah yang besar.&nbsp; Meskipun telah disiapkan berbagai fasilitas persampahan serta sistem yang telah diterapkan, nyatanya ruas – ruas jalan serta saluran drainase masih dipenuhi dengan sampah. Oleh karena itu diperlukan keterlibatan masyarakat dalam pengolahan sampah yang dapat dimulai dari rumah masing-masing dan tiap individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting sistem persampahan di Distrik Manokwari Barat serta tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode skoring dalam mengukur tingkat partisipasi masyarakat yang ditinjau dari aspek pengetahuan, kemauan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting sistem persampahan di Distrik Manokwari Barat pada sistem pewadahan dan pemilahan memiliki nilai index 66%; sistem pengumpulan dan penampungan sampah memiliki nilai index 63%; sistem pengangkutan sampah memiliki nilai index 69%; sistem pengolahan sampah adalah 36%; dan Kegiatan Pemrosesan Akhir yang dilakukan di TPA menggunakan sistem timbun. Sedangkan tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan aspek pengetahuan memiliki nilai indeks 86%; aspek kemauan sebesar 75%; dan sikap sebesar 50%. Dapat disimpulkan bahwa memiliki nilai 59% berada di interval netral. Sedangkan untuk tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah memiliki skor 353,5 yang berada pada tingkat kemitraan dengan derajat partisipasi pada kekuatan masyarakat.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Pengelolaan Sampah, Partisipasi Masyarakat, Distrik Manokwari Barat</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>West Manokwari District has the highest number of population in Manokwari Regency, with most of the territory serves as settlement area adjacent to trade and service facilities. In this case It produces a great amount of waste volumes. Despite of the various facilities and systems that have been applied, the streets and drainage canel are still filled with waste. Hence the effort of waste management requires the involvement of the public that can start from home. The study aims are to find out the condition of the waste system in West Manokwari Distrik and to analyze the level of citizen participation. This research used Qualitative descriptive with scoring method to measure the level of participation reviewed from the aspect of knowledge, willingness and attitude. The result shows that the condition of waste system in receptacle has an index value of 66%, accumulation with index value of 63%, conveyance with index value of 69%, waste treatment with index value of 36%, and final processing in landfill using open dumping. Whereaas the participation rate in knowledge aspect has an index value of 86%, willingness of 75%, and attitude of 50%. In conclusion the condition of waste system in West Manokwari Distrik has a rating of 59% which is in the neutral interval. Whereas for the rate of citizen participation has a score of 353,5 which is at the level of partnership in the degree of citizen power.</em></p> <p><em>Keywords: Waste Mangement, Citizen Participation, West Papua District</em></p> Jeniffer Austina Maleke Andy A. M. Malik Julianus A. R. Sondakh Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-10 2024-06-10 21 1 1 12 10.35793/matrasain.v21i1.56037 PERENCANAAN JALUR EVAKUASI BENCANA TSUNAMI DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA DENGAN METODE NETWORK ANALYST https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/56039 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Kecamatan Likupang Timur secara signifikan menunjukkan tingkat kerawanan yang tinggi terhadap potensi bencana tsunami. Hal ini disebabkan oleh posisinya yang terletak di sekitar lempengan tektonik, dimana potensi pergerakan atau pecahan lempengan tersebut dapat memicu kejadian gempa bumi yang berpotensi menimbulkan bencana tsunami. Untuk mengatasi ancaman ini, penyusunan jalur evakuasi dirancang sebagai strategi mitigasi yang krusial. Dalam rangka mengembangkan rencana mitigasi, penelitian ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai <em>Tools</em> utama untuk membentuk model informasi pada tahap awal. Metode Analisis Jaringan diimplementasikan sebagai pendekatan kunci, dengan keunggulan mampu mengelompokkan jalur evakuasi secara terinci dan mengestimasi waktu tempuh setiap jalur. Software ArcGIS 10.8 menjadi platform yang digunakan dalam proses analisis ini. Dengan memanfaatkan data jaringan jalan di Kecamatan Likupang Timur, serta menetapkan titik awal evakuasi pada area rawan tsunami, penelitian ini mematuhi pedoman dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait Perencanaan Titik Evakuasi Bencana Tsunami. Hasilnya mencakup penentuan 11 titik evakuasi yang menjadi destinasi utama penduduk di wilayah yang berisiko tsunami. Dengan demikian, total 27 jalur evakuasi dan 11 titik evakuasi berhasil diidentifikasi, memberikan landasan strategis bagi masyarakat dalam menghadapi potensi bencana tsunami di Kecamatan Likupang Timur.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Jalur Evakuasi Tsunami, Titik Evakuasi, Sistem Informasi Geografis, Network Analyst</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; </em><em>The sub-district of Likupang Timur significantly exhibits a high vulnerability level to the potential tsunami disaster. This is attributed to its location surrounded by tectonic plates, where the potential movement or rupture of these plates can trigger seismic events that may lead to a tsunami disaster. To address this threat, the establishment of evacuation routes is identified as a crucial mitigation strategy. In developing a mitigation plan, this research utilizes Geographic Information System (GIS) as the primary tool to construct information models in the initial phase. The Network Analysis Method is implemented as a key approach, with the advantage of being able to intricately categorize evacuation routes and estimate travel times for each route. ArcGIS 10.8 software serves as the platform used in this analytical process. By utilizing road network data in Likupang Timur Sub-district and determining the starting points for evacuation in tsunami-prone areas, this research adheres to the guidelines provided by the National Disaster Management Agency (BNPB) regarding Tsunami Evacuation Point Planning. The results encompass the determination of 11 evacuation points that serve as the primary destinations for the population in tsunami-prone areas. Thus, a total of 27 evacuation routes and 11 evacuation points have been successfully identified, providing a strategic foundation for the community in facing the potential tsunami disaster in Likupang Timur Sub-district.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Tsunami Evacuation Path, Evacuation Point, Geographic Information System, Network Analyst</em></p> Enrico M.P. Koemesan Jefrey I. Kindangen Aristotulus E. Tungka Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-10 2024-06-10 21 1 13 22 10.35793/matrasain.v21i1.56039 IMPLEMENTASI RENCANA PEMBANGUNAN PERGURUAN TINGGI DALAM PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GRESIK https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/56042 <h2>ABSTRAK</h2> <p>Rencana pemerintah dalam peraturan daerah rencana tata ruang dan wilayah (rtrw) mengenai program rencana pembangunan perguruan tinggi sesuai dengan sektor unggulan yang ada dikawasan tersebut. Rencana ini juga di dukung dengan adanya Renja Dinas Perikanan yang membutuhkan calon – calon SDM profesional di bidang kelautan dan perikanan. Penelitian ini mengenalisa rencana program perguruan tinggi yang tepat untuk dibangunan di Kab. Gresik dengan memfokuskan bidang studi kelautan dan perikanan. Metode pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan sebagai pelengkapan data penelitian ini. Kabupaten Gresik terkenal dengan sektor unggulan industri salah satunya di bidang perikanan dan lokasinya yang strategis maka dari itu didapat bahwa perguruan tinggi politeknik kelautan dan perikanan menjadi implementasi yang tepat berdasarkan isu tersebut.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Politeknik, Kelautan, Perikanan, Gresik</p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>The government plan in the regional regulation of the spatial and regional plan regarding the college development plan program is in accordance with the leading sector in the area. This plan is also supported by the Renja of the Fisheries Service which requires prospective professional human resources in the field of marine and fisheries. This research recognizes the right college program plan to be built in Gresik Regency by focusing on the field of marine and fisheries studies. Primary and secondary data collection methods</em><em> are used</em><em> to complete this research data. Gresik Regency is famous for its superior industrial sector, one of which is in the field of fisheries and its strategic location, therefore it is found that the marine and fisheries polytechnic college is the right implementation based on these issues.</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>Polytechnic, Marine, Fisheries, Gresik, Indonesia</em></p> Regina Hafidhah Haura Intan Kusumaningayu Dadoes Soemarwanto Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-10 2024-06-10 21 1 23 31 10.35793/matrasain.v21i1.56042 POLA PERILAKU MANUSIA BERDASARKAN KONFIGURASI RUANG PADA DESAIN PROTOTYPE BANGUNAN GEDUNG KANTOR https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/56043 <h1>ABSTRAK</h1> <p>Adanya batasan tingkat kemampuan pegawai dalam berinteraksi, kesesakan ruang fungsi pelayanan dan ruang kerja, kesulitan aksesibilitas bergerak sementara terdapat intensitas aktivitas pegawai yang terus menerus terjadi dalam setiap hari yang memberikan respon dan rasa yang tidak sesuai menjadi stimulus memicu perubahan perilaku manusia dalam hubungan ruang yang terjadi di dalam lingkungan kerja pada gedung Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) kabupaten Buol di Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif secara deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi dengan analisis <em>Space syntax</em>, teknik <em>Behaviour mapping </em>dengan dua analisis <em>Place-centre Mapping </em>dan <em>Person-centre Mapping</em>, dan kuesioner sebagai data pembanding dari hasil analisis penulis. Berdasarkan hasil analisis <em>space syntax</em>, Gedung DPUPR Buol dengan desain prototype, memiliki nilai konektivitas dan Integriti tinggi dalam konfigurasi ruang, menunjukkan ruang- ruang tidak saling terkoneksi dengan baik, dan terdapat intensitas pergerakan yang tinggi pada pola perilaku sesuai hasil observasi behaviour mapping, sehingga memunculkan tujuh atribut fenomena perilaku oleh weinsman, dimana kesesakan adalah atribut yang mendominasi. Konfigurasi ruang yang ada pada gedung DPUPR Buol, sehingga perlu ditata kembali dan dapat &nbsp;memenuhi standar luas Bangunan Gedung Negara (BGN) dan hirarkis fungsi kelembagaan, dengan cara menyesuaikan luas ruang kerja, ruang dengan pergerakan tinggi dikoneksikan sesuai hirarkis, menghadirkan teritori dan memisahkan pelayanan publik dan privat, sehingga membatasi aksesibilitas antara pegawai dan pengunjung sebagai kontrol aktivitas di dalam ruang kerja.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Bangunan Gedung Negara, Konfigurasi Ruang, Pola Perilaku Manusia.</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>There are limits to the level of employee ability to interact, crowded service and work space, difficulty in moving around while there is an intensity of employee activity that continuously occurs every day which provides inappropriate responses and feelings which are the stimulus that triggers changes in human behavior in the spatial relationships that occur. in the work environment at the Public Works and Spatial Planning Service (DPUPR) building in Buol district in Central Sulawesi. This research uses descriptive qualitative methods, with data collection techniques, namely observation techniques with Space syntax analysis, Behavior mapping techniques with two analyzes of Place-centre Mapping and Person-centre Mapping, and questionnaires as comparative data from the results of the author's analysis. Based on the results of space syntax analysis in Hillier's theory, the DPUPR Buol Building with a prototype design, has high connectivity and integrity values in the spatial configuration, indicating that the spaces are not well connected to each other, and there is a high intensity of movement in behavioral patterns according to the results behavior mapping observations, giving rise to seven attributes of behavioral phenomena by Weinsman, where crowding is the dominant attribute. The existing space configuration in the DPUPR Buol building needs to be reorganized and can meet the standards for the size of the State Building (BGN) and hierarchical institutional functions, by adjusting the size of the work space, spaces with high movement are connected hierarchically, presenting territories and separating public services and private, thereby limiting accessibility between employees and visitors to control activities in the work space.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: State Buildings, Space Configuration, Human Behavior Patterns</em></p> Jumiati Judy O. Waani Jefrey I. Kindangen Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-06-10 2024-06-10 21 1 32 48 STUDI PENERAPAN ARSITEKTUR BIOPHILIC DALAM PERANCANGAN EDUWISATA KEDELAI https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/56044 <h2>ABSTRAK</h2> <p>Potensi alam dan potensi pertanian lokal merupakan sebuah bibit potensi unggulan yang harus dikembangkan. Ditengah tengah maraknya pengembangan berbagai sektor pertanian di indonesia, diperlukannya pengembangan pendukung wisata edukasi mengenai pertanian tersebut, kegiatan wisata edukasi berbasis pertanian ini merupakan kegiatan dimana potensi areal pertanian dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditunjang dengan fungsi pendukung lain seperti kegiatan produksi, edukasi dan pariwisata didalamnya.&nbsp; hal tersebut bertujuan selain meningkatkan produktivitas suatu daerah, juga dapat menaikkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang ada disekitarnya. Metode yang digunakan pada penulisan jurnal ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif dan kualitatif, sehingga dapat menghasilkan data data deskriptif berupa rencana penerapan tema hubungan alam dan manusia pada rancangan kawasan wisata edukasi pertanian dengan menjadi suatu ikonik dan menjadi sarana potensial bagi masayarakat sekitar. Kawasan wisata edukasi pertanian ini merupakan tempat dimana sektor pertanian sebagai pondasi utama yang kemudian didukung oleh sarana produksi, edukasi dan sarana pariwisata didalamnya. Dengan menerapkan rencana pendekatan Arsitektur Biofilik. Rencana implementasi Arsitektur Biofilik pada kawasan ini nantinya diwujudkannya melalui orientasi pada bangunan dan mengkoneksikan antar ruang dalam dan area lingkungan sekitar, dengan berbagai aspek, baik secara visual maupun non visual yang diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dari berbagai aspek penggunan juga masyarakat yang akan dilibatkan nantinya.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Wisata Pertanian, Arsitektur&nbsp; Biofilik, Pertanian, Potensi&nbsp; Alam, Eduwisata</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>The Natural potential and local agricultural potential are&nbsp; potential fields that must be developed. In the midst of the&nbsp; intensive development of various agricultural sectors in&nbsp; Indonesia, it is necessary to develop supporting&nbsp; educational tourism regarding agriculture. This&nbsp; agricultural-based educational tourism activity is an&nbsp; activity where the potential of agricultural areas is utilized&nbsp; to the maximum extent possible and is supported by other&nbsp; supporting functions such as production, education and&nbsp; tourism activities within it. This aims to not only increase&nbsp; the productivity of an area, but also to improve the quality&nbsp; of life of the people around it. The qualitative descriptive&nbsp; method was chosen in this writing with the hope of&nbsp; producing descriptive data in the form of a plan to&nbsp; implement a nature-based theme in the design of an&nbsp; agricultural educational tourism area by becoming iconic&nbsp; and a potential facility for the surrounding community. This&nbsp; agricultural educational tourism area is a place where the&nbsp; agricultural sector is the main foundation which is then&nbsp; supported by production facilities, education and tourism&nbsp; facilities within it. By implementing a Biophilic Architecture&nbsp; approach plan. The plan to implement Biophilic&nbsp; Architecture in this area will be realized through building&nbsp; orientation and connecting the interior space and the&nbsp; surrounding environment, with various aspects, both&nbsp; visual and non-visual, which are expected to have a&nbsp; positive impact on various aspects of use as well as the&nbsp; community who will be involved later.</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>Agricultural Tourism, Biophilic&nbsp; Architecture, Agriculture,&nbsp; Natural</em></p> Alfi Ramadhan Tigor Willfritz Soaduon Panjaitan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-10 2024-06-10 21 1 49 56 10.35793/matrasain.v21i1.56044 KAJIAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DI KABUPATEN SIDOARJO https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/56045 <h2>ABSTRAK</h2> <p>Kabupaten Sidoarjo memiliki peningkatan jumlah penduduk, yang berdampak pada jumlah timbulan sampah yang diproduksi. Upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam mengatasi hal tersebut dengan fasilitas pengelolaan sampah, salah satunya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). TPST yang telah terbangun dan tersebar masih belum berjalan secara optimal. Hal ini disebabkana oleh beberapa faktor, salah satunya mengenai persyaratan terbangunnya TPST dan juga sarana dan prasarana yang masih kurang optimal dan memadahi. Tujuan adanya penelitian ini yaitu untuk mengkaji terhadap kesesuaian TPST yang tersebar berdasarkan persyaratan TPST pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2013. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskripif. Data diperoleh dari observasi, lapangan, dan wawancara, serta studi literatur dan dinas terkait. Hasil kajian tersebut menjelaskan bahwa TPST di Kabupaten Sidoarjo masih perlu adanya pemerhatian peningkatan kegiatan operasional baik meliputi sarana prasarana dan pengolahan pemeliharaan pengolahan sampah agar TPST dapat berjalan secara optimal dan bersifat keberlanjutan.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>TPST, Sarana Prasarana, Persyaratan Teknis, Fasilitas</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Sidoarjo Regency has an increase in population, which has an impact on the amount of waste generation produced. The efforts of the Sidoarjo Regency Government in overcoming this problem with waste management facilities, one of which is the Integrated Waste Treatment Plant (TPST). TPST that has been built and spread is still not running optimally. This is caused by several factors, one of which is regarding the requirements for the construction of TPST and also facilities and infrastructure that are still not optimal and crowded. The purpose of this study is to examine the suitability of TPST spread based on TPST requirements in the Minister of Public Works Regulation No. 03 / PRT / M / 2013. The research method used is descriptive. Data were obtained from observation, field, and interviews, as well as literature studies and related agencies. The results of the study explained that TPST in Sidoarjo Regency still needs attention to improve operational activities, both including infrastructure facilities and processing, maintenance, waste management so that TPST can run optimally and be sustainable.</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Keywords:&nbsp;</em></strong><em>TPST, Infrastructure, Technical Requirements, Facilities</em></p> <p>&nbsp;</p> Putri Riska Sugiarti Andarita Rolalisasi Mufidah Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-10 2024-06-10 21 1 57 62 10.35793/matrasain.v21i1.56045 KAJIAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA SITE KECAMATAN JEPON SEBAGAI FASILITAS PELATIHAN KESENIAN TRADISIONAL BLORA https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/56072 <h2>ABSTRAK</h2> <p>Kabupaten Blora memiliki beberapa potensi sosial budaya yang dapat dikembangkan, salah satunya yang berada di Kecamatan Jepon. Kecamatan Jepon ini memiliki potensi kesenian dan tradisional yang melekat pada lingkungan sekitar terutama pada Dukuh Nglobener. Adanya perkembangan zaman di era postmodern menyebabkan lingkungan sekitar site mengalami kemajuan dengan terdapat beberapa fasilitas yang mengacu pada prinsip arsitektur neo-vernakular dengan tetap mempertahankan nilai lokalitas tradisional setempat. Perkembangan pada era postmodern menyebabkan munculnya gaya arsitektur neo-vernakular. Gaya arsitektur neo-vernakular lahir pada tahun 1960-an sebagai jawaban atas kritik terhadap gaya arsitektur modern yang mengutamakan fungsionalisme dan rasionalisme yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Arsitektur neo-vernakular berkaitan dengan adaptasi dan perpaduan budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat, norma hukum, serta rasa keharmonisan dan keselarasan antara bangunan, lingkungan dan alam, dengan teknologi.Tujuan dari penelitian perancangan ini adalah untuk mengkaji dan mengadaptasi prinsip-prinsip arsitektur neo-vernakular pada lokasi Dukuh Nglobener, Kelurahan Jepon yang dapat berguna untuk adanya fasilitas pelatihan kesenian tradisional Blora. Metode yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan pendekatan metode deskriptif evaluatif melalui observasi langsung, studi literatur tentang prinsip-prinsip arsitektur neo vernakular, pengumpulan data dari sumber lainnya. Pokok pada permasalahan yang akan diselesaikan terhadap objek penelitian ini yaitu, masalah minimnya produktifitas adanya pelestarian dan pengembangan kesenian tradisional setempat yang diterapkan pada prinsip arsitektur neo-vernakular. Sehingga didapat bahwa kondisi site memenuhi prinsip arsitektur neo-vernakular karena masih terdapat beberapa bangunan atau lingkungan sekitar yang mempertahankan dan melestarikan lokalitas tradisional setempat.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Arsitektur, Blora, Jepon, Neo-Vernakular, Prinsip</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>District of </em><em>Blora has several socio-cultural potentials that can be developed, one of which is in Jepon District. Jepon District has artistic and traditional potential inherent in the surrounding environment, especially in Dukuh Nglobener. The development of the times in the postmodern era has caused the environment around the site to experience progress with several facilities that refer to neo-vernacular architectural principles while maintaining traditional local values. Developments in the postmodern era led to the emergence of the neo-vernacular architectural style. The neo-vernacular architectural style was born in the 1960s as a response to criticism of the modern architectural style which prioritized functionalism and rationalism which was influenced by technological advances. Neo-vernacular architecture is related to the adaptation and integration of local culture in social life, legal norms, as well as a sense of harmony and harmony between buildings, the environment and nature, and technology. Therefore, the aim of this</em><em> design</em><em> research is to examine and adapt the principles of neo-vernacular architecture in the Dukuh Nglobener location, Jepon Village which can be useful for providing training facilities for traditional Blora arts. The method used is qualitative analysis with a descriptive evaluative method approach through direct observation, literature study on the principles of neo-vernacular architecture, data collection from other sources. The main problem that will be resolved regarding the object of this research is the problem of minimal productivity in the preservation and development of local traditional arts which are applied to the principles of neo-vernacular architecture. So it was found that the condition of the site meets the principles of neo-vernacular architecture because there are still several buildings or surrounding environments that maintain and preserve local traditional locality.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>Architecture, Blora, Jepon, Neo-Vernacular, Principles</em></p> Hadad Alfito Maftukhosyi Farida Murti Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-11 2024-06-11 21 1 63 69 10.35793/matrasain.v21i1.56072 PUSAT PELATIHAN dan PEMENTASAN PADUAN SUARA Di KOTA MANADO - HARMONIZATION IN ARCHITECTURE https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/56073 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Paduan suara adalah sebuah seni musik yang membutuhkan kerjasama dan kolaborasi antar individu untuk menciptakan harmoni yang indah dalam nyanyian. Kota Manado adalah salah satu kota dengan jumlah peminat paduan suara yang tinggi. Kurangnya fasilitas dan wadah untuk berlatih dan menampilkan paduan suara di Manado membuat para pelaku paduan suara tidak efektif untuk meningkatkan keterampilan dalam paduan suara.</p> <p>Pusat Pelatihan dan Pementasan Paduan Suara di Manado dirancang untuk menjadi wadah bagi masyarakat yang ada sebagai fasilitas pendukung berkembangnya paduan suara yang ada di Manado dan sekitarnya. Pusat Pelatihan dan Pementasan Paduan Suara ini diharapkan dapat bermanfaat untuk lebih berkembangnya paduan suara yang ada di Manado dan sekitarnya baik dalam segi kualitas maupun kuantitas.</p> <p>Harmonization in Architecture sebagai tema perancangan merupakan sebuah upaya untuk menciptakan harmoni antara arsitektur dan musik. Arsitektur dan musik memiliki peran yang saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Sebagaimana harmonisasi dalam musik dibutuhkan untuk menyeimbangkan hati dan suara maka harmonisasi dalam arsitektur yang mencakup elemen-elemen seperti bentuk, warna, tekstur, dan suara dicocokkan dan diterapkan secara harmonis untuk menciptakan suasana dan estetika objek arsitektur yang baik.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Kata Kunci: Pusat Pelatihan, Pusat Pementasan, Paduan Suara, Hamonization in Architecture </em></strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Choir is an art of music that requires cooperation and collaboration between individuals to create beautiful harmony in singing. Manado City is one of the cities with a high number of choir enthusiasts. The lack of facilities and containers to practice and perform choirs in Manado makes choir performers ineffective in improving skills in choirs.</em></p> <p><em>The Choir Training and Performance Center in Manado is designed to be a forum for the existing community as a supporting facility for the development of choirs in Manado and its surroundings. This Choir Training and Performance Center is expected to be useful for the further development of choirs in Manado and its surroundings both in terms of quality and quantity.</em></p> <p><em>Harmonization in Architecture as a design theme is an effort to create harmony between architecture and music. Architecture and music have roles that complement and reinforce each other. Just as harmonization in music is needed to balance heart and sound, harmonization in architecture that includes elements such as shape, color, texture, and sound is matched and applied harmoniously to create a good atmosphere and aesthetics of architectural objects</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Keywords: Training Center, Performance Center, Choir, Hamonization in Architecture</em></strong></p> Abraham Taihuttu Dwight M. Rondonuwu Alvin J. Tinangon Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2024-06-11 2024-06-11 21 1 70 78 10.35793/matrasain.v21i1.56073