MEDIA MATRASAIN https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm <pre id="tw-target-text" class="tw-data-text tw-text-large XcVN5d tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Translation"><span class="Y2IQFc" lang="en"> This journal contains various scientific articles in the field of architecture</span></pre><pre id="tw-target-text" class="tw-data-text tw-text-large XcVN5d tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Translation"><span class="Y2IQFc" lang="en"> and/or urban planning in the form of research results. critical review or</span></pre><pre id="tw-target-text" class="tw-data-text tw-text-large XcVN5d tw-ta" dir="ltr" data-placeholder="Translation"><span class="Y2IQFc" lang="en"> contextual essay.</span></pre> en-US cynthia.wuisang@unsrat.ac.id (Cynthia Erlita Virgin Wuisang) brave@unsrat.ac.id (Brave A Sugiarso) Tue, 20 Dec 2022 00:00:00 +0800 OJS 3.3.0.12 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 RE-DESAIN LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II DI KOTA TOMOHON DENGAN METODE PENDEKATAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PARADOKS https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46389 <p>Di era revolusi 4.0 kecanggihan teknologi saat ini dimanfaatkan dengan secara optimal dan di gunakan oleh masyarakat terlebih juga anak-anak. Era ini merupakan peralihan generasi yaitu generasi Z dan generasi Alfa. Generasi Z adalah anak dengan kelahiran pada tahun 1990 - 2015 dan generasi Alpha adalah anak dengan kelahiran dimulai pada tahun 2015. Teknologi memberikan berbagai manfaat dan pengaruh yang baik maupun buruk. Salah pemanfaatan teknologi tersebut justru memberikan dampak negatif bagaikan “boomerang” bagi anak-anak seperti terjadinya cyberbullying, penyebaran video pornografi, penipuan (hoax) dan masih banyak lagi. Dari isu permasalahan, tujuan dari perancangan ini yaitu menghadirkan sebuah Lembaga Pembinaan Khusus Anak sebagai wadah yang layak bagi anak bermasalah (konflik hukum atau sosial), tempat mereka dibina dan didik di era revolusi 4.0 dimana kegiatan pembinaan terkait pemanfaatan teknologi pada saat ini secara layak dan semestinya sehingga dapat menjadikan anak-anak cerdas, terampil dalam berkarya serta menghadirkan ruang wadah aktivitas dengan sarana dan fasilitas yang memadai sehingga dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa anak didik bisa terlatih kreatif, telaten dan bisa diterima kembali di lingkungan masyarakat. Metode yang digunakan dalam perancangan ini yaitu metode “glassbox” dengan mempertimbangkan Data objek, analisa, sintesis serta luaran. Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II di Kota Tomohon, salah satu lembaga pemasyarakatan anak di Sulawesi Utara. Berdasarkan survey, pembinaan dari segi pendidikan, layanan kegiatan pembelajaran, ruang berinteraksi belum teroptimalisasikan. terkait dengan paradoks seperti pertentangan antara hukum dan kebebasan, Penggunaan tema Arsitektur Paradoks digunakan sebagai acuan karena paradoks identik dengan bertentangan, berbeda, berubah dari sekitar atau yang ada<em>. </em></p> <p><strong><em>Kata</em></strong> <strong><em>Kunci</em></strong> <em>–</em> <em>Pembinaan,</em> <em>Anak,</em> <em>Arsitektur, LPKA, Tomohon.</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>In the era of revolution 4.0, technological sophistication is currently optimally utilized and used by the public, especially children. This era is a generation transition, namely the Z generation and the Alpha generation. Generation Z are children born between 1990 - 2015 and Generation Alpha are children born starting in 2015. Technology provides various benefits and influences, both good and bad. Incorrect use of this technology actually has a negative impact like a "boomerang" for children such as cyberbullying, the spread of pornographic videos, fraud (hoaxes) and many more. From the problem issues, the purpose of this design is to present a Special Child Development Institution as a suitable place for troubled children (legal or social conflicts), where they are fostered and educated in the 4.0 revolution era where coaching activities are related to the use of technology at this time in a proper and appropriate manner. should be so that it can make children smart, skilled at work and present a space for activities with adequate facilities and facilities so that they can prove to the community that students can be trained creatively, painstakingly and can be accepted back into society. The method used in this design is the "glassbox" method by considering object data, analysis, synthesis and output. Class II Child Special Development Institution in Tomohon City, one of the children's correctional institutions in North Sulawesi. Based on the survey, coaching in terms of education, service learning activities, interaction space has not been optimized. related to paradoxes such as the conflict between law and freedom, the use of the theme of Paradox Architecture is used as a reference because paradox is synonymous with contradictory, different, changing from around or existing.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong> <em>–</em> <em>Development,</em> <em>Children, Architecture, LPKA, Tomohon.</em></p> Yeremi Y. R Van Rate, Cynthia Erlita Virgin Wuisang, Rachmat Prijadi Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46389 Sat, 04 Feb 2023 00:00:00 +0800 PERANCANGAN PUSAT EKO-WISATA BIOTA BAWAH LAUT DI MALALAYANG DENGAN METODE PENDEKATAN TEORI BLOB ARCHITECTURE https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46390 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Wisata kekayaan bawah laut saat ini merupakan salah satu sektor yang dikembangkan oleh pemerintah sebagai sumber pendapatan. Sulawesi utara khususnya memiliki pantai dengan 13 jenis terumbu karang dan 91 jenis ikan. Menyadari akan potensi kelautan dan perikanan ini, dibutuhkan suatu wadah yang mampu mengonservasi serta memberikan edukasi kepada masyarakat akan kekayaan alam bawah laut tersebut. Wadah ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan melihat keindahan bawah laut Sulawesi Utara. Pusat Eko-Wisata Biota Bawah Laut merupakanjawaban dari semua permasalahan tersebut. Tujuam dari perancangan objek ini adalah merancang objek yang mampu menjadi tempat wisata sekaligus tempat konservasi serta memberikan edukasi tentang keindahan bawah laut, merancang objek yang sesuai dengan potensi lingkungan sekitar site, dan menerapkan teori blob architecture kedalam perancangan. Image – present - test oleh John Zeiselmerupakan metode perancangan yang dipakai, dimana permasalahan yang muncul akan diproses secara terus menerus dalam siklus sehingga menghasilkan perancangan yang lebih optimal. Implementasi tema Blob Architecture pada objek meliputi bentuk bangunan yang menyerupai gumpalan, penggunaan sistem struktur yangmemungkinkan bangunan memiliki bentuk yang melengkung, serta penggunaan material yang mendukung bangunan agar terlihat dinamis.</em></p> <p><strong><em>Kata</em></strong> <strong><em>Kunci</em></strong><em>:</em> <em>Eko-Wisata,</em> <em>Pantai,</em> <em>Blob</em> <em>Architecture</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>Underwater wealth tourism is nowadays one of the government's income-sources sectors. North Sulawesi, in particular, features beaches with 13 different kinds of coral reefs and 91 fish species. Recognising the potential of marine and fishery resources, subsequently, it is required a place capable of conserving and educating the public about the natural treasure found beneath the sea. This place is also expected to attract tourists interested in seeing the underwater beauty of North Sulawesi. The Underwater Biota Eco-Tourism Center is the answer to all of these issues. The design of this object aimed to create an area, a tourist attraction and a conservation place,provide education about underwater beauty, create objects that follow the environment's potential around the site, and apply the theory of blob architecture to the design. The design approach employed the Image - present -test by John Zeisel, in which emerging issues are processed continuously in cycles to achieve a more optimum design. The Blob Architecture theme implementation on objects comprised of a structural system that enables the structure's form, which resembles a lump, the use of a structural system that enables the building to have a curved shape, and the use of materials that support the building to make it apears dynamic.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>Eco-Tourism, Beach, Blob Architecture</em></p> Anthony S Rares, Johannes Van Rate, Arsitotulus E Tungka Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46390 Sat, 04 Feb 2023 00:00:00 +0800 PERANCANGAN PUSAT UMKM SULAWESI UTARA DI MANADO DENGAN PENDEKATAN TEMA ARSITEKTUR SIMBIOSIS https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46391 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><em>Pertumbuhan perekonomian suatu daerah sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat didalamnya. Seperti halnya Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan suatu daerah dengan luas administrasi yang besar dan jumlah kepadatan penduduk yang tinggi. Demi mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat, terdapat beberapa sektor yang menunjang pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Utara, salah satunya ialah sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kemajuan sektor UMKM sendiri ditunjang dengan adanya kekayaan komoditas di Sulawesi Utara. Namun sektor UMKM di Sulawesi Utara cenderung belum berkembang dengan maksimal karena tidak dibarengi dengan kualitas SDM yang ada di Sulawesi Utara dan akses pasar untuk produk- produk UMKM yang belum memadai. Tujuan dari perancangan ini yaitu Menghadirkan suatu Objek Pusat UMKM Sulawesi Utara di Kota Manado yang mampu menjadi Sarana Pengembangan serta pemberdayaan Ekonomi Sulawesi Utara dengan hadirnya wadah pemasaran produk-produk UMKM dan wadah pelatihan untuk pelaku usaha demi kemajuan sektor UMKM di Sulawesi Utara. Ditunjang dengan lokasi di Kota Manado, </em><em>objek </em><em>Pusat UMKM ini</em><em> dirancang</em> <em>dengan </em><em>tujuan untuk menunjang sektor Pariwisata di Kota Manado. Metode perancangan </em><em>yang digunakan</em><em>i adalah metode image-present-test oleh John Zeisel. Pendekatan perancangan yang dilakukan ada tiga yaitu pendekatan tipologi, pendekatan kajian tapak dan lingkungan, dan pendekatan tema perancangan. Pendekatan tema Arsitektur Simbiosis digunakan untuk mengakomodir berbagai aspek yang berbeda dalam satu objek yaitu aspek kebudayaan serta aspek fungsi ruang. Aristektur Simbiosis diimplementasikan </em><em>dengan </em><em>menghadirkan ruang-ruang khusus sesuai karakteristik Arsitektur Simbiosis, menghadirkan ruang bersifat multi-purpose atau time-sharing untuk mewadahi berbagai aktivitas dalam satu ruangan, mengkolaborasikan beberapa kebudayaan yang ada di Sulawesi Utara yang diimplementasikan </em><em>dengan </em><em>ornamen pada objek bangunan baik secara indoor ataupun outdoor, serta </em><em>menerapkan </em><em>konsep Arsitektur Tradisional dan dikolaborasikan dengan konsep Arsitektur Modern.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Kata</em></strong> <strong><em>Kunci</em></strong> <strong><em>–</em></strong> <em>Ekonomi,</em> <em>UMKM,</em> <em>Arsitektur, Simbiosis, Sulawesi Utara.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>The economic growth of a region greatly determines the level of social welfare in it. As is the case with North Sulawesi Province which is an area with a large administrative area and a high population density. In order to achieve the level of social welfare, there are several sectors that support economic growth in North Sulawesi, one of which is the Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) sector. The progress of the MSME sector itself is supported by the wealth of commodities in North Sulawesi. However, the MSME sector in North Sulawesi tends to not develop optimally because it is not accompanied by the quality of existing human resources in North Sulawesi and inadequate market access for MSME products. The purpose of this design is to present a North Sulawesi UMKM Center Object in Manado City which is capable of becoming a North Sulawesi Economic Empowerment and Development Facility with the presence of a forum for marketing MSME products and a training forum for business actors for the advancement of the MSME sector in North Sulawesi. Supported by a location in Manado City, the UMKM Center object was designed with the aim of supporting the Tourism sector in Manado City. The design method used is the image-present-test method by John Zeisel. There are three design approaches taken, namely the typology approach, the site and environmental study approach, and the design theme approach. The Symbiosis Architecture theme approach is used to accommodate various different aspects in one object, namely cultural aspects and spatial function aspects. Symbiosis Architecture is implemented by presenting special spaces according to the characteristics of Symbiosis Architecture, presenting multi-purpose or time-sharing spaces to accommodate various activities in one room, collaborating several cultures in North Sulawesi which are implemented with ornaments on building objects both indoors or outdoor, as well as applying the concept of Traditional Architecture and collaborating with the concept of Modern Architecture</em><em>.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Keywords</em></strong> <strong><em>–</em></strong> <em>Economy,</em> <em>UMKM,</em> <em>Architecture, Symbiotic, North Sulawesi</em></p> Axel S.N Gultom, Vicky H Makarau Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46391 Sat, 04 Feb 2023 00:00:00 +0800 PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR NEO -VERNAKULAR DALAM RE-DESAIN TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN MANADO https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46392 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Kepariwisataan merupakan salah satu faktor pendorong ekonomi terkuat di Indonesia terlebih khusus pariwisata maritim, berhubung Indonesia merupakan suatu negara kepulauan sehingga pengadaan sarana dan prasarana transportasi laut berupa terminal pelabuhan menjadi sangat penting baik sebagai fungsi perhubungan transportasi orang antar pulau, pengembangan ekonomi daerah, serta sebagai pendukung berlangsungnya kegiatan pariwisata. Melihat kondisi terminal pelabuhan Manado sekarang, masih terdapat beberapa kekurangan yang masih dapat dioptimalkan terkait pengelolaan terminal penumpang serta fasilitas – fasilitas pendukung pada objek tersebut berupa lahan parkir, pola sirkulasi kendaraan yang terkesan tidak teratur, serta pengorganisasian ruang dalam. Terminal penumpang pelabuhan Manado juga memiliki banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah nilai historik yang terkandung pada lokasi tersebut berupa bangunan eks belandayang dapat meningkatkan nilai historik tapak sebagai suatu tujuan pariwisata, sehingga arsitektur vernakular dapat digunakan untuk mempertahankan nilai tersebut serta dapat mempresentasikan budaya – budaya rumah adat Walewangko. Namun melihat perkembangan jaman sekarang, gaya arsitektur yangsering digunakan adalah modern, serta pada masa kini sudah terdapat berbagai macam teknologi, bahan dan material yang lebih maju, sehingga arsitektur vernakular akan mudah dianggap kuno. Maka dari itu, arsitektur neo vernakular akan diterapkan agar objek dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman terkait bangunan bangunan modern. Dalam perancangan ini, metode perancangan yang digunakan adalah metode “glassbox” yang merupakan metode perancangan yang tidak timbul secara spontan melainkan dilakukan secara bertahap, dengan memperhatikan serta mempertimbangkan hal-hal tertentu berupa data, analisa dan sintesis.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Kata</em></strong> <strong><em>Kunci</em></strong> <em>–</em> <em>Pelabuhan,</em> <em>Terminal, Arsitektur, Kepariwisataan, Manado.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>Tourism is one of the strongest economic driving factors in Indonesia, especially maritime tourism, because Indonesia is an archipelagic country so that the procurement of marine transportation facilities and infrastructure in the form of port terminals is very important both as a function of inter-island transportation for people, regional economic development, and as a support to the ongoing tourism activities. Looking at the current condition of the Manado port terminal, there are still some deficiancy that can still be optimized related to the management of the passenger terminal and the supporting facilities on the object in the form of parking lots, vehicle circulation patterns that seem irregular, and the organization of indoor space. Manado Port Passenger Terminal also has a lot of potential that can still be utilized, one of which is the historical value contained at the location in the form of ex-Dutch buildings which can increase the historical value of the site as a tourism destination, therefore vernacular architecture can be used to maintain the historical value also can represent some of the traditional house Walewangko. Looking at current developments of time, the architectural style that is often used is the modern style, and nowadays there are various kinds of technology, tools and materials that are more advanced, so that vernacular architecture will easily be considered ancient. Therefore, neo vernacular architecture will be applied so that objects can adapt to the developments of the times related to modern buildings. In this design, the design method used is the "glassbox" method, which is a design method that does not arise spontaneously but is carried out in stages, taking into account and considering certain things in the form of data, analysis and synthesis.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Keywords </em></strong><em>– Port, Terminal, Architecture, Tourism, Manado.</em></p> Brando T Rengkung, Frits O. P Siregar, Johannes Van Rate Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46392 Sat, 04 Feb 2023 00:00:00 +0800 EVALUASI PENERAPAN KONSEP KELURAHAN CERDAS (SMART VILLAGE) DI KOTA MANADO https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46393 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Kelurahan Cerdas adalah upaya untuk memberdayakan kelurahan- kelurahan di Indonesia untuk secara aktif dan reaktif melakukan perencanaan secara bottom up sehingga dalam pembangunan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. penerapan program kelurahan cerdas bertujuan menciptakan terobosan baru dalam kehidupan lingkungan menghasilkan dampak positif bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan melakukan kajian evaluasi penerapan program kelurahan cerdas di kota Manado, dengan mengambil sampel lokasi penelitian di 10 kelurahan yang ada di Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metoda Deskrptif Kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, sebaran kuesioner dan wawancara stakeholder. Kuesioner disusun dengan didasarkan pada 5 Variabel penelitian yang diambil dari 5 konsep Kelurahan Cerdas Data kuesioner disebarkan kepada 80 responden dalam bentuk pertanyaan tertutup dan terbuka. Hasil kuesioner dianalisis secara kuantitatif dan disajikan dalam tabel dan grafik. Kesimpulan hasil penelitian menunjukan 90 % masyarakat di 10 kelurahan mengetahui adanya Program Kelurahan Cerdas namun belum semua masyarakat dilibatkan dalam implementasi program. Program Kelurahan cerdas sangat diperlukan masyarakat dalam proses pembangunan kota yang berkesinambungan.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci </em></strong><em>– Kelurahan Cerdas, Evaluasi, Program, Kota Manado</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>Smart Village is an effort to empower villages in Indonesia to actively and reactively carry out bottom-up planning so that development can meet the needs and expectations of the community. the implementation of the smart village program aims to create new breakthroughs in environmental life to produce a positive impact on society. This study aims to conduct an evaluation study of the implementation of the smart village program in the city of Manado, by taking samples of research locations in 10 villages in the city of Manado. This study uses a qualitative descriptive method with data collection through observation, distribution of questionnaires and interviews with stakeholders. The questionnaire was prepared based on 5 research variables taken from 5 Smart Village concepts. Questionnaire data was distributed to 80 respondents in the form of closed and open questions. The results of the questionnaire were analyzed quantitatively and presented in tables and graphs. The conclusion of the research results shows that 90% of the people in 10 urban villages are aware of the Smart Village Program, but not all of the people are involved in program implementation. The smart village program is needed by the community in the process of sustainable urban development.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Keywords</em></strong><em> – Smart Village, Evaluation, Program, Manado City</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> Hendrika Way, Cynthia E.V Wuisang, Julianus A.R Sondakh Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46393 Sat, 04 Feb 2023 00:00:00 +0800 PENERAPAN PRINSIP DISAIN ARSITEKTUR HIGH-TECH CHARLES JENCKS PADA PERANCANGAN PUSAT OLAHRAGA PANJAT TEBING DI KOTA BITUNG https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46394 <h2>Abstrak</h2> <p><em>Olahraga panjat tebing merupakan salah satu cabang olahraga ekstrim dan telah diminati banyak generasi muda karena perkembangan yang begitu pesat, Panjat Tebing mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1960, dan di Indonesia olahraga panjat tebing telah cukup </em><em>populer dan berkembang pesat. </em><em>Olah raga Panjat tebing</em><em> mempunyai beberapa kategori yaitu ; Lead, Boulder, dan Speed. Dan untuk kategori speed Indonesia saat ini yang memegang rekor Dunia, dampak yang timbul adalah tumbuhnya kompetisi yang kian banyak dan berkualitas yang memotivasi para atlit di Indonesia mulai dari tingkat Provinsi, Kota dan Daerah. Sehingga persaingan dan standar kualitas atlet pun semakin meningkat. Dalam membangkitkan minat masyarakat dalam olahraga Panjat Tebing memerlukan tempat latihan indoor dan fasiltas penunjang seperti ruangan peralatan, ruangan gym, kantor pengelola, maka perlu </em><em>dirancang objek Pusat Olahraga Panjat Tebing </em><em>dengan mengambil lokasi di Kota Bitung</em><em>, untuk dapat mewadahi serta menunjang latihan para atlet dengan skala yang lebih besar untuk mempertahankan prestasi yang telah diperoleh para atlet – atlet dan bisa menciptakan atlet – atlet baru untuk regenerasi cabang olahraga Panjat Tebing, dan dalam Perancangan “Pusat Olahraga Panjat Tebin</em><em>g ini penulis menggunakan </em><em>pendekatan konsep perancangan “</em><em>Arsitektur High Tech”</em><em>dengan mengembangkan kriteria rancangan objek dengan memaksimalkan penggunaan material dan teknologi terkini.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><em>Kata Kunci : Pusat Olahraga</em><em>, Panjat Tebing</em><em>, Kota Bitung, </em><em>Arsitektur High</em><em>-Tech </em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><em>&nbsp;Abstract</em></p> <p><em>&nbsp;</em><em>Rock climbing</em><em> sport is one of the extreme sports and has been in great demand by many young people because of its rapid development, Rock Climbing became known in Indonesia around 1960, and in Indonesia the sport of rock climbing has become quite popular and growing rapidly. Rock climbing sports have several categories, namely; Lead, Boulder, and Speed. And for the current Indonesian speed category which holds the World record, the impact that arises is the growth of more and more quality competitions that motivate athletes in Indonesia starting from the Provincial, City and Regional levels. So that the competition and quality standards of athletes are increasing. In arousing public interest in the sport of Rock Climbing, it requires an indoor training ground and supporting facilities such as an equipment room, gym room, management office, it is necessary to design a Rock Climbing Sports Center object taking place in Bitung City, to be able to accommodate and support the training of athletes on a scale to maintain the achievements that have been obtained by athletes and to be able to create new athletes to regenerate the Rock Climbing sport, and in the design of the "Roc</em><em>k Climbing Sports Center" the author used the </em><em>design concept of "High Tech Architecture" by developing object design criteria by maximizing the use of the latest materials and technology. </em></p> <p><em>K</em>eywords: Sport Centre, Rock Climbing, Bitung City, High-Tech Architecture</p> <p>&nbsp;</p> Hugo R Pade Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46394 Sat, 04 Feb 2023 00:00:00 +0800 PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DESTINASI PARIWISATA SUPER PRIORITAS LIKUPANG https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46395 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Indonesia merupakan negara kepulauan yang potensial dengan sumber daya alam yang mampu menjadi daya tarik wisata. Pariwisata menjadi andalan dalam menarik wisatawan. Dalam upaya untuk memperkenalkan kepada seluruh dunia potensi pariwisata yang di miliki Indonesia, telah ditetapkan 5 Destinasi pariwisata super prioritas, salah satunya yaitu Likupang di Provinsi Sulawei Utara. Setelah ditetapkan, Likupang mulai dikembangkan sebagai kawasan wisata, namun ditemui permasalahan terkait kurangnya pemahaman dan keterlibatan dari masyarakat lokal dalam pengembangan DPSP. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menggali dan mengkaji lebih dalam persepsi dan partisipasi dari masyarakat lokal terhadap pengembangan DPSP Likupang. Penelitian ini dilakukan di Kec. Likupang Timur, pada kawasan pariwisata pesisir di Desa Pulisan, Desa Marinsow, Desa Kinunang dan Desa Maen. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif. Sampel responden sebanyak 80 responden dari masyarakat lokal. Dikumpulkan dengan Teknik wawancara, kuesioner dan observasi. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif dengan skala Likert, didapati hasil bahwa persepsi masyarakat lokal terhadap pengembangan DPSP Likupang sudah cukup baik. Selain itu didapati hasil bahwa masyarakat lokal “Sering” berpartisipasi dalam upaya pengembangan DPSP Likupang.</p> <p><strong>&nbsp;</strong><strong>Kata Kunci: </strong>Pariwisata, Destinasi Pariwisata Super Prioritas, Persepsi Masyarakat, Partisipasi Masyarakat</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong><em>Indonesia is a potential archipelagic country with natural resources that can become a tourist attraction. Tourism is a mainstay in attracting tourists. In an effort to introduce to the world the tourism potential of Indonesia, 5 super priority tourism destinations have been set, one of which is Likupang - North Sulawesi. Once established, Likupang began to be developed as a tourist area, however, the community still lacked understanding and involvement from the local community in the development of the DPSP. For this reason, it is necessary to conduct research to explore and examine more deeply related to the perception and participation of local communities towards the development of the Likupang DPSP. This research was conducted in Kec. East Likupang, in tourism areas in Pulisan Village, Marinsow Village, Kinunang Village and Maen Village. The research method is Descriptive -Qualitative. Questionairres are distribiuted to 80 of respondents from local communities. Data also collected with interview techniques and observation. After doing the analysis, it was found that the local community's perception of the development of the Likupang DPSP was quite good. In addition, it was found that the local community “often” participated in the development of the Likupang DPSP.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Tourism, Super Priority Tourism Destinations, Public Perception, Public Participation</em></p> Eunike S Rambing, Rieneke R. E Sela Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46395 Sat, 04 Feb 2023 00:00:00 +0800 EVALUASI TINGKAT KEKUMUHAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI MOROWALI UTARA https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46396 <p>Di Kabupaten Morowali Utara pada area permukiman masih terdapat kawasan kumuh dimana apabila tidak mendapat perhatian akan memengaruhi pembangunan daerah dan tingkat kesejahteraan penduduk. Penelitian ini dilakukan dengan melihat isu kekumuhan yang belum ditangani secara komprehensif oleh pemerintah kabupaten. Lokasi penelitian ditentukan di Tiga kelurahan dan satu desa yaitu kelurahan Kolonodale, kelurahan Bahoue, kelurahan Bahontula dan desa Korolaki kecamatan Petasia kabupaten Morowali Utara. Secara administratif lokasi penelitian ini berada di pusat ibu kota kabupaten Morowali Utara. Penelitian ini&nbsp; menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini berfokus pada kondisi kehidupan di wilayah tersebut, kondisi bangunan, maupun sarana dan prasarananya. Analisis data menggunakan metode analisis pembobotan (skoring). Berdasarkan hasil dan evaluasi diketahui bahwa lokasi penelitian masuk dalam kategori kumuh ringan berdasarkan aspek-aspek tingkat kekumuhan yaitu terdiri dari kondisi bangunan, kondisi jalan lingkungan, kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase lingkungan, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan persampahan, kondisi proteksi kebakaran , legalitas lahan. Dan yang menjadi faktor dominan terjadinya kekumuhan adalah&nbsp; kondisi bangunan yang ada di daerah pinggir pantai ataupun yang dibangun diatas laut dimana bangunan berdiri secara tidak beraturan dan dibangun di tempat yang tidak semestinya menyebabkan kawasan tersebut menjadi semrawut dan kumuh.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><em>Evaluasi, Permukiman Kumuh, Tingkat Kekumuhan</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Abstract</em></p> <p><em>In North Morowali Regency, </em><em>particularly</em><em> residential areas</em><em>,</em><em> there are still slum areas which, if not given attention, will affect regional development and the level of welfare of the population. </em><em>Based on this issue, t</em><em>his research was conducted by looking at slum issues that have not been handled comprehensively by the </em><em>local </em><em>government. The research locations were </em><em>selected </em><em>in three sub-districts and one village, namely Kolonodale sub-district, Bahoue sub-district, Bahontula sub-district and Korolaki village, Petasia sub-district, North Morowali district. Administratively, the </em><em>research </em><em>location is in the center of the capital city of North Morowali district. This study used descriptive qualitative method. This research focuses on the living conditions in the area, the condition of the buildings, as well as the facilities and infrastructure. Data analysis used the method of weighting analysis (scoring). Based on the results and evaluation, it is </em><em>found</em><em> that the research location is included in the </em><em>moderate</em><em> slum category based on aspects of the slum level, </em><em>consists</em><em> of building conditions, environmental road conditions, drinking water supply conditions, environmental drainage conditions, wastewater management conditions, solid waste management conditions, fire protection conditions. , land legality. And what is the dominant factor in the occurence of slums is the condition of the buildings on the beach or those built on the sea where the buildings stand irregularly and are built in places that shouldn't cause the area to become </em><em>unclean and undevelop.</em></p> <p><strong><em>Key words: </em></strong><em>Evaluation, Slum, Level of Slum, Scoring</em></p> Reinaldy Pabuang, Loudy M. B Kalalo, Surjadi Supardjo Copyright (c) 2022 MEDIA MATRASAIN https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmm/article/view/46396 Thu, 01 Dec 2022 00:00:00 +0800