REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN GERIATRI ULKUS DECUBITUS
Abstract
Abstract
Decubitus ulcers are a serious matter with high morbidity and mortality in the elderly and will be a burden on the family at high cost of care.1 Decubitus ulcers can occur at any age stage, but this is a particular problem in the elderly due to immobilization. The specialty lies in the incidence of events that are closely related to immobilization which is a major problem in geriatric patients.1,2,3
A person who is not immobilized can lie in bed for weeks without decubitus because he can change positions several times in one hour. Changing this position even if it only shifts, is enough to replace the body part that contacts the bed. While immobility certainly causes pressure sores if it lasts a long time.
The occurrence of ulcers is caused by local blood flow disorders, and also the general condition of the sufferer. Dekubitus is damage or death of the skin to the tissue under the skin, even penetrating the muscles until it hits the bone due to continuous pressure on an area resulting in a disturbance of local blood circulation. Even though all parts of the body can touch the decubitus, it is the lower part of the body that is especially at high risk and requires special attention. The area that usually occurs in pressure sores is a place above the bone protrusion and is not specifically protected with subcutaneous fat.
Advanced age has great potential for decubitus because skin changes associated with increasing age include: reduced subcutaneous fat tissue, reduced collagen tissue and elasticity, decreased capillary collateral efficiency in the skin so that the skin becomes thinner and brittle, decreased skin moisture, decreased skin sensation . Decubitus is a serious matter, with high mortality and mortality rates in elderly patients.2,4
Keywords: decubitus ulcers, immobilization, geriatric
Â
Abstrak
Ulkus dekubitus merupakan suatu hal yang serius dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada usia lanjut serta akan menjadi beban keluarga dengan biaya perawatan tinggi.1 Ulkus dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada lanjut usia akibat imobilisasi. Kekhususannya terletak pada insiden kejadiannya yang erat kaitannya dengan imobilisasi yang merupakan masalah besar pada pasien geriatri.1,2,3
Seseorang yang tidak immobil dapat berbaring di tempat tidur sampai berminggu-minggu tanpa terjadi dekubitus karena dapt berganti posisi beberapa kali dalam satu jam.Pergantian posisi ini biarpun hanya bergeser, sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh yang kontak dengan alas tempat tidur. Sedangkan immobilitas pasti menyebabkan dekubitus bila berlangsung lama.2
Terjadinya ulkus disebabkan gangguan aliran darah setempat, dan juga keadaan umum dari penderita.Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.Walaupun semua bagian tubuh dapat mengenai decubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khusus. Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan tidak dilindungi khusus dengan lemak subkutan.2
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi decubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain : berkurangnya jaringan lemak subkutan, berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas, menurunnya efisiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh, menurunnya kelembapan kulit, menurunnya sensasi kulit. Dekubitus merupakan suatu halÂ
yang serius, dengan angka mordibitas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia.2,4
Â
Kata kunci: ulkus decubitus, geriatrik, imobilisasi
References
Setia MDM. Ulkus Dekubitus Pada Usia Lanjut Fokus Pada Pencegahan dan Tatalaksana. In : Abdullah, Abubakar A, Siregar ML, editors. Proceeding the 7th Aceh Internal Medicine Symposia (AIMS). Banda Aceh: Syiah Kuala University Press; 2016. P84-94.
Pranarka K. Dekubitus. In : Martono HH, Pranarka K, editors. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015. P306-18.
Jaramillo CA. The Geriatric Patient. In : Braddom RL, Chan L, Harrast MA, Kowalske KJ, Matthews DJ, Ragnarsson KT, Stolp KA, editors. Physical Medicine and Rehabilitation 4th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company; 2016. P657.
Strax TE, Grabois M, Gonzales P at all, editors. Physical Modalities, Therapeutic Exercises, Extended Bedrest, and Aging Effect. In: Cuccurullo SJ, Lee J. Physical Medicine and Rehabilitation Board Review 3rd ed. New York: Demos Medical Publishing; 2015. p5651.
Goldman RJ, Leon JMD, Popescu A. Chronic Wounds. In : Braddom RL, Chan L, Harrast MA, Kowalske KJ, Matthews DJ, Ragnarsson KT, Stolp KA, editors. Physical Medicine and Rehabilitation 4th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company; 2016. P519-27.
Ho CH, Bogie K. Pressure Ulcers. In : Frontera RW, DeLisa JA, editors. DeLisa’S Physical Medicine & Rehabilitation Principles And Practice 5th ed Volume I. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2010. P1399-1405.
Agrawal K, Chauhan N. Pressure ulcers: Back to the basics. Indian Journal of Plastic Surgery : Official Publication of the Association of Plastic Surgeons of India. 2012;45(2):244-254.
Pryde JA. Inflammation and Tissue Repair. In : Cameron MH. Physical Agents In Rehabilitation, From Research To Practice 4th ed. Mossouri: Elsevier; 2013. P23-44.
Bhattachrya S, Mishra RK. Pressure Ulcers : Current understanding and newer modalities of treatment. Indian Journal of Plastic Surgery : Official Publication of the Association of Plastic Surgeons of India. 2015;48(1):1-16.
Qaseem A, Mir TP, Starkey M, Denberg TD. Risk Assessment and Prevention of Pressure Ulcers: A Clinical Practice Guideline From the American College of Physicians. American College of Physicians: Annals of Internal Medicine. 2015;162(5):359-69.
Tulaar ABM, Wahyuni LK, Wirawan RP at all. Editors. Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB Perdosri 2013 : 153-75.