TATALAKSANA BRACING PADA ADOLESCCENT IDIOPATHIC SCOLIOSIS

Authors

  • Jonathan Prayogi Suyono Physical Medicine and Rehabilitation Department of Sam Ratulangi University Manado
  • Joudy Gessal Physical Medicine and Rehabilitation Department of Sam Ratulangi University Manado
  • Gloria Elisabet Rondonuwu Physical Medicine and Rehabilitation Department of Sam Ratulangi University Manado

Abstract

Skoliosis merupakan deformitas spine yang paling sering ditemukan, terutama pada anak dan remaja. The National Scoliosis Foundation USA menyebutkan, skoliosis ditemukan pada 4,5% populasi umum dan skoliosis lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki- laki, dengan perbandingan 9:1. Skoliosis dapat menyebabkan abnormalitas struktural pada pelvis, vertebrae, thoracic cage dan hendaya/disabilitas pada fungsikehidupan si penderita yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Skoliosis terbagi menjadi beberapa tipe, seperti skoliosis kongenital, early onset scoliosis, Adolescent Idiopathic Scoliosis (AIS), skoliosisdegeneratif, skoliosis neuromuskular, dan syndromic scoliosis. Sekitar 80% dari kasus skoliosis merupakan idiopatik. Prevalensi AIS dengan Cobb angle diatas 10o mulai dari 0.93% hingga 12%, dengan nilai 2-3% adalah yang terbanyak ditemukan pada literatur di seluruh dunia. Sekitar 10% kasus yang terdiagnosis   ini  hanya   membutuhkan   terapi konservatif, sedangkan sekitar 0.1-0.3% membutuhkan tindakan operatif untukkoreksi deformitas. Panduan Scientific Society on Scoliosis Orthopaedic Treatment (SOSORT) 2016merekomendasikan berbagai jenis terapi konservatif pada skoliosis salah satu nya penggunaan brace, yang secara spesifik menargetkan koreksi deformitas, kontrol postural, dan gangguan fungsi. Pada kepustakaan ini, akan dibahas terkait spine, skoliosis idiopatik, serta penggunaan brace pada adolescent idiopathic scoliosis- termasuk diantaranya tujuan, dasar penggunaan, waktu, dosis, evaluasi, serta komplikasi penggunaan brace.

Published

2024-03-27