Fitokimia Dan Aktivitas Antibakteri Dari Daun KAF(Chisocheton sp. (C. DC) HARMS)
DOI:
https://doi.org/10.35799/jm.8.2.2019.23514Abstract
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak daun kaf menggunakan tiga jenis pelarut yakni n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak yang diperoleh diuji aktivitas antibakterinya dengan metode difusi yang menggunakan bakteri Staphylococcusaureus dan Escherichia coli. Dari hasil pengujian fitokimia, ketiga ekstrak tersebut menunjukan bahwa sampel mengandung senyawa; alkaloid, saponin, steroid, flavonoid dan tanin. Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi menunjukan hasil yang paling tinggi aktivitas antibakteri adalah estrak etil asetat dengan zona hambat 35,75 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada ekstrak metanol memiliki zona hambat 23,75 mm terhadap bakteri Escherichia coli
Research has been carried out aimed at identifying secondary metabolites of kaf leaf extract using three types of solvents, namely n-hexane, ethyl acetate, and methanol.The obtained extracts were tested for antibacterial activity by diffusion method using Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. From the results of phytochemical testing, the three extracts showed that the sample contained compounds; alkaloids, saponins, steroids, flavonoids and tannins. Antibacterial activity testing with diffusion method showed the highest antibacterial activity was estracethyl ethyl acetate with 35.75 mm inhibition zone against Staphylococcus aureus bacteria, whereas methanol had 23.75 mm inhibitory zone against Escherichia coli bacteria