Jurnal MIPA
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmuo
<p> </p> <table class="data" width="100%" bgcolor="#f0f0f0"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="20%">Journal title</td> <td width="80%"><strong>Jurnal MIPA</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Initials</td> <td width="80%"><strong>JM</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Email</td> <td width="80%"><a title="Email Jurnal" href="https://mail.google.com/mail/u/0/?ogbl#inbox/FMfcgzGqPpXKsfdSkXrhGtpWJFxRnGCS?compose=new"><strong>mipa.unsrat.online@gmail.com</strong></a></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Frequency</td> <td width="80%">twice a year on <strong>February and August</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">DOI</td> <td width="80%"> <table class="data" width="100%" bgcolor="#f0f0f0"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="80%"><a href="https://doi.org/10.25139" target="_blank" rel="noopener"><strong>Prefix 10.</strong><strong>37559</strong></a></td> </tr> </tbody> </table> </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Online ISSN</td> <td width="80%"><strong><strong title="e-issn gulawenah"><strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1347251749" target="_blank" rel="noopener">2302-3899</a>(online)</strong></strong></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Managing Editor</td> <td width="80%"><strong>Nio Song Ai, <a tabindex="-1" href="http://www.scopus.com/inward/authorDetails.url?authorID=57200108003&partnerID=MN8TOARS" target="_blank" rel="me nofollow noopener noreferrer">Scopus Author ID: 57200206117</a></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Editor-in-chief</td> <td width="80%"><strong>Verna Albert Suoth, <a tabindex="-1" href="http://www.scopus.com/inward/authorDetails.url?authorID=57200108003&partnerID=MN8TOARS" target="_blank" rel="me nofollow noopener noreferrer">Scopus Author ID: 57200108003</a></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Publisher</td> <td width="80%"><strong><strong><strong><a href="https://www.unsrat.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Unversitas Sam Ratulangi Manado</a></strong></strong></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Accreditation</td> <td width="80%"><strong>Peringkat 5 SINTA Certificate</strong></td> </tr> </tbody> </table> <p><em><strong>JURNAL MIPA</strong></em> is a peer-reviewed journal dedicated to the promotion and dissemination of scholarly research on</p>Sam Ratulangi Universityen-USJurnal MIPA2302-3899Identifikasi Sebaran Suhu Air Panas Terhadap Manivestasi Panas Bumi di Desa Tempang Dua Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmuo/article/view/56937
<p>Panas bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Adanya sumber panas bumi bawah permukaan tanah tergambar dari munculnya manifestasi panas bumi. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan sebaran temperatur permukaan tanah dan mengetahui pola gradien temperatur di sekitar manifestasi panas bumi Desa Tempang Dua, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan dengan mengukur temperatur air sumur, mata air panas dangkal, dan tanah beruap menggunakan termometer yang dilakukan pada siang hingga sore hari. Hasil penelitian di dapatkan sebaran suhu air dengan temperatur 28<sup>o</sup>C-90<sup>o</sup>C dengan elevasi berkisar 724-760 m dan kedalaman permukaan air sumur 0-23 meter. Pola sebaran suhu yang diperoleh menunjukkan kecenderungan di area yang lebih tinggi pada peta kontur memiliki suhu air paling tinggi.</p> <p>Geothermal is one of the natural resources that has great potential to be utilized as a renewable energy source. The existence of subsurface geothermal sources is illustrated by the emergence of geothermal manifestations. This study was conducted to map the distribution of land surface temperature and determine the temperature gradient pattern around the geothermal manifestation of Tempang Dua Village, Minahasa Regency, North Sulawesi. This study used a field observation method by measuring the temperature of well water, shallow hot springs, and steamy soil using a thermometer conducted in the afternoon to evening. The results of the study obtained the distribution of water temperature with a temperature of 28<sup>o</sup> C-90<sup>o</sup>C with an elevation ranging from 724-760 masl and a depth of the well water surface of 0-23 meters. The temperature distribution pattern obtained shows a tendency in the higher areas on the contour map to have the highest water temperature.</p>Verna Albert SuothAs'ariYusmadi H.M SaidHesky Stevi Kolibu
Copyright (c) 2024 Verna Albert Suoth, As'ari, Yusmadi H.M Said, Hesky Stevi Kolibu
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-10-312024-10-3114161010.35799/jm.v14i1.56937Analisis Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Pekarangan Desa Sondaken Kabupaten Minahasa Selatan Propinsi Sulawesi Utara
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmuo/article/view/57577
<p>Tanaman obat keluarga (TOGA) banyak ditanami di pekarangan rumah masyarakat desa yang berfungsi untuk mengobati beberapa penyakit. Tanaman obat keluarga telah digunakan sejak dahulu sebagai sumber pengobatan alami dan alternatif untuk berbagai masalah kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis-jenis tanaman obat keluarga di pekarangan rumah masyarakat Desa Sondaken Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode <em>purposive sampling</em>. Jumlah sampel keseluruhan adalah sebanyak 40 lahan pekarangan rumah yang di dalamnya memiliki tanaman obat keluarga. Banyaknya organ tanaman obat yang digunakan dihitung berdasarkan presentase. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yang diuraikan dalam bentuk gambar, tabel dan diagram. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 28 spesies tanaman obat keluarga (TOGA) dan 18 Famili di pekarangan masyarakat Desa Sondaken Kabupaten Minahasa Selatan. Jenis tanaman yang banyak yang digunakan sebagai tanaman obat keluarga adalah Jambu (<em>Psidium guajava</em>), Kunyit (<em>Curcuma longa</em>), dan Lengkuas (<em>Alpinia galanga</em>). Organ tanaman yang paling banyak digunakan sebagai obat keluarga adalah daun dengan nilai presentase 82 % dan rimpang dengan nilai presentase 21 %.</p> <p>Family medicinal plants are widely planted in the yards of village communities which function to treat several diseases. Family medicinal plants have been used since ancient times as a source of natural and alternative medicine for various health problems. The aims of this research was to analyze the types of family medicinal plants in the home gardens of Sondaken village community, South Minahasa Regency, North Sulawesi Province. The method used in this research was the purposive sampling method. The total number of samples was 40 home yards which had family medicinal plants. The number of medicinal plant organs used was calculated based on the percentage. The data obtained were analyzed descriptively which were described in the form of figures, tables and diagrams. The results showed that there were 28 species of family medicinal plants and 18 families in the community yard of Sondaken Village, South Minahasa Regency. The types of plants that are widely used as family medicinal plants are Guava (<em>Psidium guajava</em>), Turmeric (<em>Curcuma longa</em>), and Galangal (<em>Alpinia galanga</em>). The most widely used plant organs as family medicine are leaves with a percentage value of 82% and rhizomes with a percentage value of 21%.</p>Aprillya Pravitasari Chintya SulikanRegina Rosita ButarbutarHenny Lieke Rampe
Copyright (c) 2024 Aprillya Pravitasari Chintya Sulikan, Regina Rosita Butarbutar, Henny Lieke Rampe
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-11-212024-11-21141111510.35799/jm.v14i1.57577Biodiversitas Biodiversitas Semut di Pohon Mangrove Pesisir Palaes, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara ada
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmuo/article/view/57670
<p>Semut merupakan salah satu jenis serangga yang termasuk ke dalam Ordo Hymenoptera yang memiliki peranan penting sebagai bioindikator kesehatan lingkungan. Data keanekaragaman semut (Formicidae) di pohon mangrove Desa Palaes belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman dan jenis semut yang ada di pohon mangrove Desa Palaes, Provinsi Sulawesi Utara. Pengambilan sampel secara <em>purposive sampling</em> atau ditentukan dengan sengaja dengan menggunakan perangkap umpan (<em>Bait trap</em>), tangkap tangan (<em>Hand</em> <em>collecting</em>) dan tadahan. Data penunjang yang diukur dalam penelitian ini melibatkan faktor lingkungan seperti suhu udara dan kelembaban udara. Hasil penelitian di dapatkan lima jenis semut yaitu <em>Oecophylla smaragdina</em>, <em>Polyrhachis dives</em>, <em>Camponotus </em>sp., <em>Dolichoderus thoracicus</em>, dan <em>Camponotus festinus</em>. Jenis semut yang didapatkan dianalisis dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dan diperoleh hasil H’≤ 1 yaitu tingkat keanekaragaman rendah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting untuk pemahaman lebih lanjut tentang peran dan Biodiversitas semut (Formicidae) dan bermanfaat dalam pengelolaan ekosistem pohon mangrove di Sulawesi Utara.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Biodiversitas; Semut; Palaes; Formicidae; Mangrove.</p> <p> </p>Jesicca LohoPience Veralyn MaabuatRoni Koneri
Copyright (c) 2024 Jesicca Loho, Pience Veralyn Maabuat, Roni Koneri
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-12-022024-12-02141162010.35799/jm.v14i1.57670Pemetaan Potensi Energi Matahari di Sulawesi Utara menggunakan Machine Learning K-Means
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmuo/article/view/57778
<p>Penelitian ini mengkaji potensi energi matahari di Sulawesi Utara dengan menganalisis parameter lingkungan seperti suhu, kelembaban relatif, jumlah awan, dan radiasi matahari selama periode 2018 hingga 2022. Metode <em>machine learning</em> K-Means digunakan untuk mengelompokkan data secara optimal, dengan penentuan jumlah klaster terbaik melalui metode siku. Penggunaan <em>machine learning</em> ini penting untuk menangani data yang besar dan kompleks, serta mengidentifikasi pola tersembunyi yang membantu pemetaan potensi energi matahari. Hasil analisis menunjukkan bahwa Klaster 2, yang terdiri dari wilayah dengan suhu tinggi dan radiasi matahari yang optimal, memiliki potensi terbesar untuk instalasi tenaga surya skala besar, didukung oleh infrastruktur tenaga surya yang sudah ada di wilayah pada klaster tersebut. Penelitian ini menghasilkan peta energi surya hingga tingkat desa, yang dapat digunakan untuk pengembangan energi surya di Sulawesi Utara</p> <p>This study examines the solar energy potential in North Sulawesi by analyzing environmental parameters such as temperature, relative humidity, cloud cover, and solar irradiance over the period of 2018 to 2022. The machine learning K-means method was used to optimally cluster the data, with the best number of clusters determined through the elbow method. The use of machine learning is important for handling large and complex datasets, as well as identifying hidden patterns that aid in mapping solar energy potential. The analysis results show that Cluster 2, which consists of areas with high temperatures and optimal solar irradiance, has the greatest potential for large-scale solar power installations, supported by existing solar infrastructure in the region. This study produces a detailed solar energy map down to the village level, which can be used for the development of solar energy in North Sulawesi</p> <p> </p>Afrioni Roma RioBerton Maruli SiahaanErnawatil Gani
Copyright (c) 2024 Afrioni Roma Rio, Berton Maruli Siahaan, Ernawatil Gani
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2024-09-102024-09-101411510.35799/jm.v14i2.57778Uji Pemanfaatan Bottom Ash Sebagai Media Tanam dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayam pada Tanaman Bayam
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmuo/article/view/58792
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji pemanfaatan bottom ash sebagai media tanam dengan pemberian pupuk kandang ayam pada tanaman bayam. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 satuan percobaan. Variabel yang diamati setiap minggu adalah tinggi tanaman dan jumlah daun untuk berat segar berat segar tanaman diukur saat panen. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan sidik ragam jika ada pengaruh nyata dilanjutkan dengan uju BNT 5%. Hasil Penelitian menunjukkan Pemanfaatan bottom ash sebagai media tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman, dan berat segar tanaman tanaman. Hasil uji lanjut dengan menggunakan uji BNT 5 % menunjukkan perbedaan yang nyata antara perlakuan yang diberi pupuk kandang dengan tanpa pupuk kandang pada tinggi tanaman, dan berat segar tanaman.</p> <p>The aim of research is to test the utilization of bottom ash as plant media by giving the chicken manure in spinach plant(<em>Amaranthus</em>), as astudy of waste management in order to preserve the environment. The research has used Completed Random Design in five treatments and three replications in totally 15 pot samples, Variables have observed in every week were plant height and number of leaves, however the fresh weight has measured at the period of harvesting. Data analyses were used Analysis of Variance if there was significantly affected, then continued to BNT 5% test. Results showed that the bottom ash as plant media by giving chicken manure was significant effect. The BNT 5 % test has shown that by giving the chicken manure 30 of t/Ha gave the highest results and significantly affected among all treatments</p> <p>Kata Kunci: Bottom Ash; Pupuk kandang ayam.</p>Wiesje J.N. KumolontangMeldi Tineke Magdalena SinolunganRafli Irland Kawulusan
Copyright (c) 2025 Wiesje J.N. Kumolontang, Meldi Tineke Magdalena Sinolungan, Rafli Irland Kawulusan
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-01-312025-01-31141252710.35799/jm.v14i1.58792Uji Efektivitas Pupuk NPK Compaction DGW Pada Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmuo/article/view/58956
<p>Penelitian dilakukan di rumah kaca bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK compaction DGW terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah. Penelitian menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial AxB di mana faktor A adalah dosis pupuk NPK Compaction DGW yang terdiri dari 4 taraf dosis (A1= 0 kg/ha; A2 = 100 kg/ha; A3 = 200 kg/ha; A4 = 300 kg/ha) dan faktor B adalah ukuran butir pupuk yang terdiri atas 2 taraf (B1 = > 1 mm; B2 = < 1 mm). Diulang tiga kali, sehingga terdapat 24 pot percobaan. Variabel yang diamati adalah: tinggi dan produksi tanaman padi. Hasil analisis statistik dari delapan kombinasi perlakuan yang diteliti menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata dari semua perlakuan. Tetapi terdapat kecenderungan perbedaan tinggi tanaman dan produksi tanaman padi pada perlakuan yang diujikan. Dosis dan ukuran butir pupuk yang sesuai terdapat pada pelakuan A2B2. Hasil penelitian juga memberikan petunjuk bahwa pemberian pupuk NPK Compaction DGW yang dihaluskan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan tidak dihaluskan sebesar 33,48 %.</p> <p>The research was conducted in a greenhouse with the aim of determining the effect of NPK compaction DGW fertilizer on the growth and production of paddy fields. The research used a Completely Randomized Design (CRD) experimental design with the AxB Factorial pattern where factor A is the fertilizer dose of NPK Compaction DGW fertilizer consisting of 4 dose levels (A1 = 0 kg / ha; A2 = 100 kg / ha; A3 = 200 kg / ha; A4 = 300 kg / ha) and factor B is the size of the fertilizer grains consisting of 2 levels (B1 = > 1 mm; B2 = < 1 mm). Repeated three times, so there were 24 experimental pots. The variables observed were: height and production of rice plants. The results of statistical analysis of the eight treatment combinations studied showed that there were no significant differences between all treatments. However, there was a tendency for differences in plant height and rice production in the treatments tested. The appropriate dose and size of fertilizer grains can be found in the A2B2 implementation. The results of the research also provide indications that applying finely ground NPK Compaction DGW fertilizer gives higher results than not grinding it by 33.48%.</p> <p>Kata Kunci: Pupuk NPK; Compaction DGW: Produksi padi sawah</p>Yani KamagiDiane Debie PiohRafli Irland Kawulusan
Copyright (c) 2025 Yani Kamagi, Diane Debie Pioh, Rafli Irland Kawulusan
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-01-292025-01-29141212410.35799/jm.v14i1.58956