https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/issue/feedJURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS2024-12-03T18:35:44+08:00Dr. Erly Kaligis, S.Pi., M.Sijplt@unsrat.ac.idOpen Journal Systems<p>The Coastal and Tropical Marine Journal accommodates scientific studies in the fields of coastal and marine bio-ecology, hydro-oceanography and coastal morphology, toxicology and pharmaceuticals, studies of biota chemical substances, and other marine biotechnology developments in coastal and marine coverage in tropical areas. Scientific studies can be in the form of research results or critical reviews. This journal is published 3 (three) times a year (February, June, October).</p> <p> </p> <p>Sinta, Garuda, and Google Scholar have indexed the Tropical Coastal and Marine Journal.</p> <p>Credited Tropical Coastal and Marine Journal Ranked 5 (Sinta 5) for 2018-2023, based on the Decree of the Ministry of Research, Technology and Higher Education Number: 28/E/KPT/2019 (26 September 2019).</p>https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/58042PREDIKSI PASANG SURUT PERAIRAN SEKITAR KOTA BITUNG DENGAN PENAMBAHAN KONSTANTA HARMONIK PERAIRAN DANGKAL2024-09-16T20:17:59+08:00Citra Tambunanroy_rampengan@unsrat.ac.idRoyke Rampenganroy_rampengan@unsrat.ac.idWilmy Pelleroy_rampengan@unsrat.ac.idPing Angmalisangroy_rampengan@unsrat.ac.idSandra Tilaarroy_rampengan@unsrat.ac.idRobert Bararoy_rampengan@unsrat.ac.id<p>Bitung is a city with the most intensive marine space utilization activities in North Sulawesi Province. Therefore, information regarding oceanographic conditions is very important in relation to development in this city. One of the important information regarding oceanographic conditions is tides. This study was conducted with the aim of assessing the accuracy of tidal prediction with the addition of shallow water harmonic constituents and examining the amplitude fluctuations of the main harmonic component due to the addition of the shallow water constituents. The least squares method was used to calculate the amplitude and phase of tidal harmonic constituents, followed by data prediction. The data used is the measurement data of BMKG Bitung City tidal station in January, February and March 2024. The results obtained are the addition of shallow water harmonic constituents to the tidal analysis around Bitung City increases the accuracy of the prediction data. The best RMSE value for January data is 3.8323 cm; February 4.1902 cm; and March 4.2558 cm. The correlation coefficient increases and the percentage of predicted data with differences < 3 cm and < 6 cm with the observation data becomes larger. It is also found that when processing with few harmonic constituents, the amplitudes of constants M2, S2, K1, and O1 fluctuate. The addition of harmonic constituents in the analysis results in more constant amplitudes of constituents M2, S2, K1, and O1.</p>2024-10-05T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/57842KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI GRANULOMETRI SEDIMEN DI PADANG LAMUN DESA MOKUPA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA2024-09-07T11:59:30+08:00Melisa Lahimaderoy_rampengan@unsrat.ac.idRoyke Rampenganroy_rampengan@unsrat.ac.idCalvyn Sondakroy_rampengan@unsrat.ac.idInneke Rumenganroy_rampengan@unsrat.ac.idJoice Rimperroy_rampengan@unsrat.ac.idRignolda Djamaluddinroy_rampengan@unsrat.ac.id<p>Informasi menyangkut kondisi substrat di padang lamun merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan ekosistem lamun. Pantai Desa Mokupa memiliki kawasan padang lamun yang infomasi menyangkut ukuran butir sedimennya belum pernah dihadirkan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan komposisi dan menganalisis distribusi granulometri sedimen di padang lamun Desa Mokupa Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Pengambilan sedimen dilakukan menggunakan metode sistematis di mana sedimen yang diambil pada kawasan padang lamun adalah pada area berkategori tutupan lamun jarang, sedang, padat dan sangat padat. Hasil yang diperoleh adalah komposisi sedimen padang lamun sekitar Desa Mokupa terdiri dari sedimen berukuran debu sampai kerakal. Pada kawasan dengan kategori tutupan lamun padat dan sangat padat, sedimen pasir halus berada pada proporsi yang terbesar. Sebaliknya sedimen kerakal proporsinya mengecil dibandingkan dengan yang terdapat pada kawasan dengan kategori tutupan sedang dan jarang. Berdasarkan nilai rataan empirik, granulometri sedimen pada kawasan berkategori tutupan sangat padat adalah yang paling halus. Nilai penyortiran menunjukkan hampir keseluruhan sampel sedimen kawasan padang lamun berada pada kriteria buruk sampai buruk sekali. Kemencengan umumnya berada pada kriteria asimetris kuat ke ukuran besar. Kriteria peruncingan pada kawasan berkategori tutupan padat adalah leptokurtik, sedangkan pada kategori tutupan sangat padat adalah sangat leptokurtik.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Padang lamun, Komposisi sedimen, Distribusi granulometri, Mokupa</p>2024-10-07T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/58285KONDISI PADANG LAMUN DI PERAIRAN SEKITAR DESA BULO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA2024-10-02T11:26:28+08:00Rezykita Tulungreztulung@gmail.comCalvyn F.A. Sondakcalvyn_sondak@unsrat.ac.idVeibe Warouwcalvyn_sondak@unsrat.ac.idDeislie R.H Kumampungcalvyn_sondak@unsrat.ac.idBilly T. Wageycalvyn_sondak@unsrat.ac.idAgung B. Windartocalvyn_sondak@unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi padang lamun yang berada di Perairan Sekitar Desa Bulo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Lamun (<em>Seagrass</em>) adalah salah satu tumbuhan ada di ekosistem atau lingkungan laut. Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi (<em>Anthophyta</em>) yang hidup dan berkembang di lingkungan laut serta berkembang biak secara generatif dan vegetatif. Lamun adalah tumbuhan berbunga (<em>Angiospermae</em>) yang hidup dan berkembang di kolom perairan yang dangkal. Tumbuhan lamun ini memiliki akar, batang yang menjalar yang disebut (<em>Rhizome</em>), daun, bunga, dan buah. Padang lamun yaitu tumbuhan yang menutupi suatu areal pesisir laut dangkal pada pasang surut intertidal maupun subtidal yang dapat terbentuk oleh satu spesies lamun atau lebih dengan kerapatan jarang atau padat. Metode yang dilakukan dalam pengambilan data menggunakan metode line transek kuadrat yang terdiri dari transek dan frame yang berbentuk kuadrat. Hasi dari penelitian ini menemukan kondisi atau tutupan lamun di stasiun I dengan rata-rata 10%, pada stasiun II 10,34%, dan pada stasiun III 11,25, dengan rata-rata persentase tutupan dari ketiga stasiun yaitu 10,53% dapat di simpulkan lamun di Perairan Desa Bulo dalam dikategorikan dalam kondisi miskin/jarang. jenis lamun yang di temukan <em>Enhalus acoroides</em>.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Desa Bulo, Kondisi, Lamun</p> <p> </p>2024-10-08T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/59329KESESUAIAN EKOWISATA MANGROVE DI WILAYAH PESISIR DESA SONSILO KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA2024-11-27T10:34:02+08:00Renaldy Alexander Marpaungdmh_mantiri@unsrat.ac.idDesy M. H. Mantiridmh_mantiri@unsrat.ac.idAntonius P. Rumengandmh_mantiri@unsrat.ac.idDeislie R. H. Kumampungdmh_mantiri@unsrat.ac.idRignolda Djamaluddindmh_mantiri@unsrat.ac.idSuria Darwisitodmh_mantiri@unsrat.ac.id<p>Mangrove adalah pepohonan atau komunitas tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh di garis pantai yang mempengaruhi pasang surut air laut. Kawasan mangrove menjadi sumber daya alam dan dapat dikembangkan dengan kegiatan ekowisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam dan memberikan manfaat ekonomi serta kebutuhan budaya bagi masyarakat dalam menjaga kelestarian mangrove. Tujuan Penelitian ini mengetahui nilai indeks kesesuaian parameter di Desa Sonsilo. Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer dan sekunder diperoleh di lapangan, meliputi kerapatan mangrove, ketebalan mangrove, jenis mangrove, objek biota, dan data sekunder pengambilan data pasang surut. Teknik pengumpulan kerapatan mangrove menggunakan <em>line transect</em> pada setiap transek yang diamati tarik terlebih dahulu garis transek dengan panjang 100 m dan setiap transek akan diberikan jarak 50 m, pada setiap garis diberikan sebanyak 5 plot, kemudian dalam setiap plot diberikan ukuran 10x10 m. Hasil nilai rata-rata paramaeter kesesuaian ekowisata pada ketebalan mangrove rata-rata di Desa Sonsilo 535,25 m. jumlah pada individu mangrove yaitu 8 spesies <em>Avicennia marina, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Nypa fruticans, Rhizopora apiculata</em>, <em>Rhizopora</em> sp., <em>Sonneratia alba</em>, <em>Xylocarpus</em> sp. pada objek biota asosiasi terdapat ikan, udang, kepiting, moluska dan burung, dan nilai rata-rata pasang surut 0 - 1 m.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Desa Sonsilo, Ekowisata, Mangrove, Kepadatan, Ketebalan</p>2024-10-14T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/59390KESESUAIAN SUMBER DAYA PANTAI PULISAN UNTUK WISATA REKREASI PANTAI BERKELANJUTAN 2024-12-03T18:35:44+08:00Tommy M. Kontuoktalintongpnm@yahoo.co.idOktavianus Lintongoktalintongpnm@yahoo.co.idVesty L. Sambekaoktalintongpnm@yahoo.co.idDannie R. S. Orohoktalintongpnm@yahoo.co.idEfendy Rasjidoktalintongpnm@yahoo.co.id<p>Pantai Pulisan terletak di region paling ujung utara semenanjung Minahasa dan telah lama dikenal memiliki sumber daya alam yang dikelola untuk sektor perikanan, jasa lingkungan, terutama pariwisata. Namun dalam beberapa dekade terakhir telah berubah menjadi objek wisata masal. Termasuk dalam kawasan destinasi pariwisata super prioritas dan menjadi objek wisata rekreasi pantai yang ramai dikunjungi. Penelitian ini bertujuan mengukur indeks kesesuaian sumber daya pesisir di pantai Pulisan dalam peruntukannya sebagai objek wisata rekreasi pantai berdasarkan penilaian terhadap beberapa parameter sumber daya. Pengukuran indeks kesesuaian sumber daya pantai Pulisan bermanfaat untuk menilai apakah sumber daya yang ada sekarang masih sesuai bagi peruntukan pantai Pulisan sebagai objek wisata rekreasi pantai. Apalagi pantai Pulisan telah menjadi objek yang ramai dikunjungi sehingga diasumsikan mengalami banyak tekanan dan berpengaruh terhadap keberlanjutan. Indeks kesesuaian wisata diukur dengan cara melakukan penilaian terhadap sepuluh parameter kesesuaian (Yulianda, 2019). Hasil penelitian menunjukkan indeks kesesuaian wisata (IKW) sumber daya pantai Pulisan berada pada nilai 2,395 dan dikategorikan ‘sesuai’. Tipe pantai, kecepatan arus, keberadaan biota berbahaya, ketersediaan air tawar, terutama penutupan lahan pantai, merupakan komponen-komponen yang menurunkan indeks kesesuaian pantai Pulisan sebagai objek wisata rekreasi pantai, sehingga perlu penanganan untuk keberlanjutan.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: pantai pulisan, indeks kesesuaian wisata, rekreasi, pantai</p>2024-10-14T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Tommy M. Kontu, Oktavianus Lintong, Vesty L. Sambeka, Dannie R. S. Oroh, Efendy Rasjid