JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt
<p>The Coastal and Tropical Marine Journal accommodates scientific studies in the fields of coastal and marine bio-ecology, hydro-oceanography and coastal morphology, toxicology and pharmaceuticals, studies of biota chemical substances, and other marine biotechnology developments in coastal and marine coverage in tropical areas. Scientific studies can be in the form of research results or critical reviews. This journal is published 3 (three) times a year (February, June, October).</p> <p> </p> <p>Sinta, Garuda, and Google Scholar have indexed the Tropical Coastal and Marine Journal.</p> <p>Credited Tropical Coastal and Marine Journal Ranked 4 (Sinta 4) for 2023-2026, based on the Decree of the Ministry of Research, Technology and Higher Education Number: 10/C/C3/DT.05.00/2025 (21 Maret 2025).</p>Sam Ratulangi Universityen-USJURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS2339-1537IDENTIFIKASI KOPEPODA DARI PERAIRAN BATU LUBANG, LEMBEH SELATAN, BITUNG
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/60829
<p>Pulau Lembeh merupakan bagian dari wilayah administratif Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Secara administratif, pulau ini terbagi menjadi dua kecamatan, yakni Kecamatan Lembeh Utara dan Kecamatan Lembeh Selatan. Masyarakat yang tinggal di Pulau Lembeh sangat bergantung pada transportasi laut, terutama kapal, untuk mendukung aktivitas sehari-hari mereka. Aktivitas-aktivitas tersebut berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem, khususnya mengancam populasi plankton Plankton, organisme kecil yang hidup di perairan, memiliki peran penting dalam ekosistem perairan. Mengubah bahan anorganik menjadi organik dan memproduksi oksigen, serta menjadi indikator kualitas perairan. Informasi tentang plankton di Kawasan Perairan Batu Lubang Lembeh Selatan, Kota Bitung, masih terbatas, sehingga penelitian tentang inventarisasi jenis zooplankton perlu dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8 genus zooplankton dari kelas Copepoda di Perairan Batu Lubang Lembeh Selatan Bitung Perairan. Suhu rata-rata perairan berkisar antara 28,04°C hingga 28,59°C, yang normal untuk ekosistem perairan. Salinitas, yang juga penting bagi kehidupan plankton, berada dalam kisaran yang normal di stasiun penelitian. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang komposisi zooplankton dan kondisi lingkungan di Perairan Batu Lubang Lembeh Selatan Bitung, serta menyoroti pentingnya pemantauan terus-menerus terhadap kesehatan ekosistem perairan.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Zooplankton, Identifikasi, Lembeh, Plankton</p>Cristio SingonJoice R.T.S.L RimperVeibe WarouwAntonius P. RumenganStenly WullurKurniati Kemer
Copyright (c) 2025 Cristio Singon, Joice R.T.S.L Rimper, Veibe Warouw, Antonius P. Rumengan, Stenly Wullur, Kurniati Kemer
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-202025-02-201311610.35800/jplt.13.1.2025.60829KARAKTERISTIK SAMPAH LAUT DI PERAIRAN PANTAI TIWUDE PULAU BEENG DARAT KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/59141
<p>Sampah laut adalah sampah yang berasal dari daratan, badan air, dan pesisir yang mengalir ke laut, atau sampah yang berasal dari kegiatan di laut. Sampah laut terdapat di seluruh bagian di laut, mulai dari kawasan-kawasan padat penduduk hingga lokasi-lokasi terpencil yang tak terjamah manusia dari pesisir dan kawasan air dangkal hingga palung-palung laut dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkuantifikasi ukuran (berat dan jumlah), komposisi, dan kepadatan sampah laut di Pantai Tiwude, Pulau Beeng Darat, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Dalam penelitian ini, digunakan metode pemantauan sampah pantai (<em>beach litter</em>). Pengambilannya menggunakan metode <em>line transek</em> mengikuti panduan/pedoman tentang pemantauan sampah pantai oleh Kementrian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan RI. Cara pengambilannya, secara singkat, dilakukan dengan menarik line transek sepanjang 100 m sejajar garis pantai, dan membagi menjadi 5 bagian dengan jarak 20 m, yang di dalamnya terdapat sub traksek dengan ukuran 5 x 5 m, yang kemudian dibagi menjadi 25 kotak dengan ukuran 1 x 1 m. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat jenis sampah makro dan sampah meso pada transek, yang berjumlah sebanyak 83 item dengan berat total 485,8 gram. Sampah plastik ditemukan dengan jumlah terbanyak, yang diikuti oleh sampah logam, kain, dan bahan lainnya. Faktor penyebab banyaknya sampah laut di Perairan Pantai Tiwude Pulau Beeng Darat diduga disebabkan oleh sampah yang berasal dari aktivitas masyarakat di darat yang masuk kelingkungan laut/perairan melalui sungai dan <em>runoff</em> kemudian terdampar di pantai. Kesimpulan penelitian ini adalah jenis sampah laut yang ditemukan di lokasi penelitian umumnya berupa sampah plastik, busa plastik, logam ,kain, kaca dan keramik, juga bahan lainnya.</p>Andrew M. SadueNatalie D.C. RumampukMarkus T. LasutRosita A.J. LintangErly Y. KaligisJane M. Mamuaja
Copyright (c) 2025 Andrew Sadue, Detty Rumampuk, Markus T. Lasut, Rosita A.J. Lintang, Erly Y. Kaligis, Jane M. Mamuaja
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-212025-02-2113171810.35800/jplt.13.1.2025.59141KARAKTERISTIK ARUS PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN MIANGAS KABUPATEN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/58468
<p>Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan sehingga menimbulkan perpindahan horizontal dan vertikal sejumlah massa air. Perairan Sangihe Talaud merupakan pintu gerbang masukanya massa air laut dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia yang dinamakan Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Massa air Samudera Pasifik masuk ke perairan Indonesia melalui dua jalur salah satunya adalah melalui jalur Barat. Pemantauan dan pemetaan tiupan angin dan arus permukaan di perairan Talaud dalam penelitian ini menggunakan data yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) khususnya dari Stasiun Maritim Kota Bitung. Data ini digunakan untuk menggambarkan dinamika arus permukaan laut di perairan Miangas yang merupakan jalur pelayaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Analisa data dilakukan pertama-tama dengan metode pengklasifikasian data ke dalam empat bulan dalam setiap tahun, kemudian data diolah menggunakan peangkat lunak WRPLOT dan ODV (Ocean Data View). Hasil penelitian menunjukan karakteristik arus permukaan laut di Perairan Miangas pada tahun 2020 secara kumulatif arah arus dominan menuju ke Barat Daya dengan kecepatan maksimum 49,86 cm/s. Selanjutnya pada tahun 2021 arah arus dominan menuju ke Timur Laut dengan kecepatan 48,69 cm/s. Pada tahun 2022 arah arus dominan menuju ke Timur Laut dengan kecepatan maksimum 48,49 cm/s dan pada tahun 2023 arah arus dominan menuju ke Timur Laut dengan kecepatan maksimum 50,42 cm/s.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> arus, kuantitatif, oseanografi, Perairan Miangas</p>Secilya NainggolanPing A, AngmalisangWilmy E. PelleDarus S. J. ParansaRoyke M. RampenganN. Gustaf F. Mamangkey
Copyright (c) 2025 Secilya Nainggolan, Ping A, Angmalisang, Wilmy E. Pelle, Darus S. J. Paransa, Royke M. Rampengan, N. Gustaf F. Mamangkey
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-212025-02-21131192910.35800/jplt.13.1.2025.58468KONDISI PADANG LAMUN DI PANTAI TASIK OKI KECAMATAN KAUDITAN KABUPATEN MINAHASA UTARA
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/60574
<p>Lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang terdiri dari rhizoma, daun, akar, dan bunga sehingga membuat lamun dikategorikan sebagai tumbuhan tingkat tinggi. Lamun <em>(seagrass)</em> merupakan salah satu komponen ekosistem pesisir yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi laut, termasuk sebagai habitat bagi berbagai biota. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis-jenis lamun dan menilai kondisi ekosistem padang lamun, dengan menghitung tutupan serta melihat kualitas parameter perairan. Metode yang digunakan yaitu survei jelajah dan line transek frame kuadrat. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan 6 jenis lamun yaitu <em>Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii</em>, dan <em>Syringodium isoetifolium. </em>Jenis lamun yang mendominasi di Pantai Tasik Oki ini adalah<em> C. rotundata </em>dengan nilai rata-rata tutupan sebesar 11,23%<em>. </em>Berdasarkan hasil perhitungan, transek 1 diperoleh nilai tutupan 19,33%, transek 2 dengan nilai tutupan 28,13% dan transek 3 dengan nilai tutupan 23,73% yang memperoleh nilai rata-rata tutupan lamun sebesar 23,73%. Berdasarkan nilai ini maka kondisi padang lamun di lokasi penelitian dikategorikan <em>jarang/miskin.</em></p> <p><strong>Kata kunci</strong>: padang lamun, identifikasi, kondisi, Pantai Tasik Oki</p>Toshiko M. ManoppoCalvyn F.A. SondakVeibe WarouwGrevo S. Gerung, Deislie R.H. KumampungRemy E.P Mangindaan
Copyright (c) 2025 Toshiko M. Manoppo, Calvyn F.A. Sondak, Veibe Warouw, Grevo S. Gerung, , Deislie R.H. Kumampung, Remy E.P Mangindaan
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-242025-02-24131303910.35800/jplt.13.1.2025.60574ANALISIS KESESUAIAN HABITAT SARANG SEMI ALAMI PENELURAN PENYU LEKANG (Lepidochelys olivacea) DI UPTD KPSDKP SUMATERA BARAT
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/60800
<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian habitat sarang semi alami dan mengukur tingkat keberhasilan penetasan telur penyu dalam upaya pelestarian penyu lekang di UPTD KPSDKP Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2024. Data primer diperoleh melalui pengukuran parameter fisik habitat, seperti suhu, kelembapan, dan kedalaman sarang. Analisis keberhasilan penetasan dilakukan pada dua kedalaman sarang berbeda, yakni 30 cm dan 35 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman sarang berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penetasan telur. Sarang dengan kedalaman 35 cm memiliki tingkat keberhasilan penetasan sebesar 52,9%, lebih tinggi dibandingkan kedalaman 30 cm yang hanya mencapai 35,3%. Suhu dan kelembapan pada kedalaman 35 cm cenderung lebih stabil, mendukung kondisi mikroklimatik yang ideal bagi perkembangan embrio. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan edukasi, pelatihan masyarakat, serta penguatan infrastruktur konservasi sebagai langkah strategis untuk mendukung keberlanjutan program pelestarian penyu lekang di UPTD KPSDKP Sumatera Barat.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: kesesuaian habitat, sarang semi alami, konservasi, penyu lekang.</p> <p> </p>Melanny ApriliaMuhammad Arhan Rajab
Copyright (c) 2025 Melanny Aprilia, Muhammad Arhan Rajab
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-242025-02-24131405110.35800/jplt.13.1.2025.60800KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI GRANULOMETRI SEDIMEN PADA BEBERAPA KAWASAN WISATA PANTAI KECAMATAN LEMBEAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/61284
<p>Kecamatan Lembean Timur di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara merupakan kecamatan sedang berkembang aktivitas wisata pantainya, memanfaatkan keberadaan lahan gisik sebagai objek utamanya. Oleh karena itu telah dilaksanakan penelitian bertujuan mendeskripsi komposisi dan menganalisis distribusi granulometri sedimen yang menghampari permukaan gisik beberapa kawasan wisata pantai di Kecamatan Lembean Timur. Pengambilan sampel sedimen dilaksanakan tanggal 6 Juni 2024 di gisik kawasan wisata Kamenti Beach, Kora-Kora Beach, dan BW Beach. Pengambilan sedimen dilakukan pada permukaan lahan gisik dengan ketebalan 1 cm. Hasil penelitian menunjukkan komposisi sedimen permukaan lahan gisik terdiri dari sedimen berukuran debu sampai dengan kerakal. Sedimen pada permukaan gisik lebih dari 90 % berupa pasir dari berbagai ukuran (pasir sangat halus sampai pasir sangat kasar) di mana kondisi ini sangat menunjang berkaitan dengan penggunaan lahan untuk wisata pantai. Peubah rataan empirik menunjukkan kecenderungan peningkatan ukuran butir sedimen untuk kawasan pantai yang berada di bagian Selatan kecamatan ini. Kriteria penyortiran umumnya tersortir sedang, kemencengan umumnya berada pada kriteria simetris granulometri sampai asimetris kuat ke ukuran kecil. Peruncingan berada pada kriteria leptokurtik sampai platikurtik di mana pada lahan gisik di kawasan wisata yang terletak semakin ke arah Selatan terjadi peningkatan proporsi kriteria platikurtik.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: sedimen gisik, komposisi sedimen, distribusi granulometri, Lembean Timur</p>Evilin PapoiwoRoyke M. RampenganAgung B. WindartoGrevo S. GerungIndri S. ManembuJane M. Mamuaja
Copyright (c) 2025 Evilin Papoiwo, Royke M. Rampengan, Agung B. Windarto, Grevo S. Gerung, Indri S. Manembu, Jane M. Mamuaja
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-02-252025-02-25131526610.35800/jplt.13.1.2025.61284