JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt <p>The Coastal and Tropical Marine Journal accommodates scientific studies in the fields of coastal and marine bio-ecology, hydro-oceanography and coastal morphology, toxicology and pharmaceuticals, studies of biota chemical substances, and other marine biotechnology developments in coastal and marine coverage in tropical areas. Scientific studies can be in the form of research results or critical reviews. This journal is published 3 (three) times a year (February, June, October).</p> <p> </p> <p>Sinta, Garuda, and Google Scholar have indexed the Tropical Coastal and Marine Journal.</p> <p>Credited Tropical Coastal and Marine Journal Ranked 5 (Sinta 5) for 2018-2023, based on the Decree of the Ministry of Research, Technology and Higher Education Number: 28/E/KPT/2019 (26 September 2019).</p> en-US jplt@unsrat.ac.id (Dr. Erly Kaligis, S.Pi., M.Si) jplt@unsrat.ac.id (Ir. Medy Ompi, M.Sc. P.hD) Tue, 06 Feb 2024 00:00:00 +0800 OJS 3.3.0.12 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 KONDISI TERUMBU KARANG dI PERAIRAN DESA WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA, SULAWESI UTARA https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55069 <p>Coral reefs are a unique ecosystem of tropical regions that are highly complex, productive, and possess a high biodiversity, serving as habitats for organisms. Essentially, coral reefs are massive deposits of calcium carbonate (CaCO3) produced by reef-building coral organisms (hermatypic corals) from the phylum Cnidaria, class Anthozoa, order Scleractinia. This study aims to assess the condition of coral reefs in the waters of Wori Village to accurately understand the status and dynamics that will determine the direction and policies regarding coral reefs in Wori Village waters. The results of the Coral Reef Condition Study in the Waters of Wori Village using the Underwater Photo Transect method revealed that at Station I, the percentage of live coral cover was 53.47% out of 12 forms of coral growth, while at Station II, the percentage of live coral cover was 47.73% out of 10 forms of coral growth, with the genus Porites being the most dominant at both observation stations. The average coral cover value in the waters of Wori Village was 50.60% based on the Standard Criteria for Coral Damage Assessment in Ministerial Regulation No. 4 of 2001. The condition of the reefs in Wori Village Beach falls under the Good category</p> <p><strong>Keywords</strong>: Wori Waters, Coral Reefs, UPT, CPCE</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Terumbu karang adalah suatu ekosistem khas daerah tropis yang sangat kompleks produktif serta memiliki keanekaragman biota yang sangat tinggi dan juga merupakan habitat bagi organisme. Pada dasarnya terumbu karang merupakan endapan masif kalsium karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh organsime karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, kelas anthozoa ordo Scleractinia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi terumbu karang yang ada di Perairan Desa Wori guna mengetahui kondisi terumbu karang di Desa Wori secara akurat dan detail mengenai status dan dinamika yang akan menentuhkan arah dan kebijakan terumbu karang di Perairan Desa Wori. Hasil Penelitian Kondisi Terumbu Karang di Perairan Desa Wori dengan Mengunakan metode Underwater Photo Transek di Ketahui pada Stasiun I Persentase tutupan karang hidup 53,47% dari 12 bentuk pertumbuhan karang sedangkan pada Stasiun II persentase karang hidup 47,73% dari 10 bentuk Pertumbuhan karang dengan genus karang Porites yang paling dominan di dua Stasiun Pengamatan dengan nilai rata-rata nilai tutupan karang di Perairan Desa Wori 50,60% berdasarkan Kriteria Baku Penilaian kerusakan terumbu dalam KepMen. 2001 No.4. kondisi terumbu di Pantai Desa Wori Masuk dalam Kategori Baik.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Perairan Wori, Terumbu Karang, UPT, CPCE</p> Kristofel Ramo Poli’i, Chatrien A.L. Sinjal, Erly Y. Kaligis, Frans Lumuindong, N. Gustaf F. Mamangkey, Kakaskasen A. Roeroe Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55069 Fri, 02 Feb 2024 00:00:00 +0800 ANALISIS PERTUMBUHAN DAUN Thalassia hemprichii DI PERAIRAN SEKITAR DESA TULUSAN KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55071 <p>Seagrass is a flowering plant that can grow well in shallow marine environments. All seagrasses are one-seed plants that have roots, rhizomes, leaves, flowers and fruit just like plants on land. This research was carried out from August to September 2023 in the nearby waters of Tulusan Village, Tagulandang District, Sitaro Islands Regency. This research aims was to determine the growth rate of <em>Thalassia hemprichii</em> leaves on two different substrate types. Analysis of seagrass growth rate was measured using the seagrass leaf growth rate test, normality test and independent T-test. The results of this research showed that the average growth rate of young leaves was 0.29 cm/day and old leaves 0.15 cm/day on the sandy substrate, while on the mixed sand substrate and dead coral fragments, young leaves were 0.24 cm/day and old leaves 0.09 cm/day with a measurement interval of 7 days. The results of the normality test using the Liliefors formula for seagrass data show that it has a normal distribution. The results of the independent T-test on mixed sandy substrate and coral fragments showed that there were significant differences in seagrass leaf growth. The results of parameter measurements on sandy substrates ranged in temperature from 30˚C - 37˚C, salinity 30 ppt - 31 ppt, pH 8 and on coral rubble sand substrates ranged from 30˚C - 35 ˚C salinity 30 - 32 ppt, pH 8.</p> <p><strong>Keywords</strong>: Seagrass, Substrate, Growth</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu yang mempunyai akar, rimpang, daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan yang ada didarat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2023 di perairan sekitar Desa Tulusan Kecamatan Tagulandang Kabupaten Kepulauan Sitaro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan daun lamun <em>Thalassia hemprichii</em> pada dua tipe substrat berbeda. Analisis laju pertumbuhan lamun diukur menggunakan uji laju pertumbuhan daun lamun, uji normalitas dan uji T independen. Hasil penelitian ini diperoleh rata-rata laju pertumbuhan daun muda yaitu 0,29 cm/hari dan daun tua 0,15 cm/hari pada tipe substrat berpasir, sedangkan pada tipe substrat pasir pecahan karang mati, daun muda 0,24 cm/hari dan daun tua 0,09 cm/hari dengan interval pengukuran 7 hari. Hasil uji normalitas dengan menggunakan rumus liliefors data lamun menunjukan mempunyai sebaran normal. Hasil uji t independen pada tipe substrat berpasir dan pecahan karang menunjukan ada perbedaan nyata pertumbuhan daun lamun. Hasil pengukuran parameter pada substrat berpasir berkisar suhu 30˚C - 37˚C, salinitas 30 ppt – 31 ppt, pH 8 dan pada substrat pasir pecahan karang berkisar suhu 30˚C -35 ˚C salinitas 30 – 32 ppt, pH 8..</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Lamun, Substrat, Pertumbuhan</p> Steven Medellu, Calvyn F.A. Sondak, Erly Y. Kaligis, Frans Lumuindong, Agung B. Windarto, Veibe Warouw Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55071 Sat, 03 Feb 2024 00:00:00 +0800 PROFIL PERTUMBUHAN MIKROALGA Chlorella vulgaris PADA MEDIA KW21 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55072 <p>Microalgae are microscopic organisms found in both freshwater and seawater. These organisms lack roots, stems, and leaves but are capable of performing photosynthesis to produce their own food. One type of microalga is <em>Chlorella vulgaris</em>, which belongs to the class Chlorophyceae. <em>Chlorella Vulgaris</em> can be cultivated as a natural feed for fish, clams, and shrimp. The aim of this research is to analyze the growth profile of <em>Chlorella vulgaris</em> cultivated in Kw21 media. Observations were conducted by counting the cell density of <em>C. vulgaris</em> from the adaptation phase to the death phase in three identical sample containers. This observation process was carried out daily at the same time and repeated three times. The cell density of <em>Chlorella vulgaris</em> in the exponential phase on the 11th day for sample A was 114.6 x 10⁴cells/ml, for sample B on the 10th day was 118.6 x 10⁴ cells/ml, and for sample C on the 7th day was 116.3 x 10⁴ cells/ml.</p> <p><strong>Keywords</strong>: Growth, <em>Chlorella vulgaris</em>, Microalgae, KW21 Media</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>&nbsp;</em><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Mikroalga adalah organisme mikroskopis yang ditemukan di air tawar maupun air laut. Mikroalga ini tidak memiliki akar, batang dan daun. Namun mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Salah satu jenis mikroalga adalah <em>Chlorella vulgaris</em> yang tergolong dalam kelas Chlorophyceae. Mikroalga ini, dapat dibudidayakan sebagai pakan alami pada ikan, kerang dan udang. &nbsp;Tujuan penelitian ini adalah menganalisis profil pertumbuhan mikroalga <em>Chlorella vulgaris</em> yang dikultivasi dalam media Kw21. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah kepadatan sel mikroalga <em>C. vulgaris</em> mulai dari fase adaptasi sampai fase kematian dari 3 wadah sampel yang sama. Proses pengamatan ini dilakukan setiap hari di jam yang sama dan dengan tiga kali pengulangan. Jumlah kepadatan sel mikroalga C. vulgaris pada fase eksponensial di hari ke-11 pada sampel A yaitu 114,6 x10⁴sel/ml pada sampel B di hari ke-10 yaitu 118,6 x10⁴sel/ml, dan pada sampel C di hari ke-7 yaitu 116,3 x10⁴sel/ml.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Pertumbuhan, <em>Chlorella vulgaris</em>, Mikroalga, Media KW21</p> Stefano Juliander Suwarsono, Kurniati Kemer, Antonius Rumengan, Hermanto Manengkey, Natalie Rumampuk, Jane Mamuaja Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55072 Sun, 04 Feb 2024 00:00:00 +0800 KONDISI PADANG LAMUN DI SEKITAR PERAIRAN DESA BOWONGKALI KECAMATAN TABUKAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55379 <p>Seagrass is a flowering plant (Angiospermae) that can live in the sea. Seagrass ecosystems have a very important role both ecologically and biologically in coastal and estuary areas. These plants provide food for many marine animals include herbivorous invertebrates, and herbivorous fish. This study aims to determine the condition of seagrass beds in the waters of Bowongkali Village, Central Tabukan District, Sangihe Islands Regency based on the percentage cover. Data collection method in this study uses the quadratic transect method with three transect lines with a length of 100m each and a distance between each transect is 50m. Data was collected by determining the percentage of seagrass cover and seagrass species composition in each small box in the quadrat frame on each transect. The results of this study obtained the total average percentage has a percentage value of seagrass cover of 48.67% and categorized as "medium". The types of seagrasses found are <em>Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis</em>. Envoronmental parameters recorded temperature range 31.5-32 ° C, salinity range 26-28‰ and pH 8.02-8.07.</p> <p><strong>Keywords</strong>: Seagrass beds, Condition, Waters of Bowongkali Village<em>.</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat hidup di laut. Ekosistem padang lamun memiliki peran sangat penting baik secara ekologi maupun biologi di kawasan pesisir dan estuari. Tumbuhan ini berperan sebagai produsen dan menyediakan makanan bagi invertebrata herbivora, dan ikan herbivora. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis lamun dan kondisi padang lamun di Perairan Desa Bowongkali, Kecamatan Tabukan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pengambilan Data pada penelitian ini mengunakan metode transek kuadrat dengan tiga line transek yang memiliki panjang masing-masing 100m dengan jarak antar tiap transek adalah 50m (100 x 100 m²). Pengambilan data dilakukan dengan cara mentukan nilai persentase tutupan lamun dan komposisi jenis lamun pada setiap kotak kecil dalam frame kuadrat pada masing-masing transek. Hasil penelitian ini didapatkan, nilai persentase tutupan padang lamun sebesar 48,67% termasuk dalam kategori “sedang”. Jenis-jenis lamun yang ditemukan yaitu, <em>Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis.</em> Parameter di Perairan Desa Bowongkali yaitu suhu, salinitas, pH, nilai suhu 31,5-32°C, nilai salinitas 26-28‰ dan nilai pH 8,02-8,07.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Padang lamun, Kondisi, Perairan Desa Bowongkali</p> Dedyes Alescandro Darui, Calvyn F. A. Sondak, Veibe Warouw, Kurniati Kemer, Grevo Soleman Gerung, Billy Theodorus Wagey Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55379 Thu, 08 Feb 2024 00:00:00 +0800 INTERPRETASI PEUBAH UKURAN BUTIR SEDIMEN https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55950 <p>Sediment characteristics are described through grain size variables so that an understanding of sediment is built based on the interpretation of these variables. The distribution of sediment grain sizes reflects the viscosity and strength of factors acting on the depositional environment. That is why, knowledge of the grain size characteristics of sediments in certain depositional environments is very necessary in relation to the management of that area. This research was conducted to determine the extent to which sediment grain size variables describe sediment character. To reveal this, sediment samples were taken from two visually different depositional environments on the beach. The sediment collection location is in the beach around the Unsrat Marine Field Station in Likupang. Sediment collection was carried out at Station 1 and Station 2, where the two stations were separated by a pier. The two sediment samples were then processed according to sediment handling procedures starting from washing to obtaining the sediment weight according to the sieve diameter. Through graphic procedures, sediment weight data is used to produce a number of values used in calculating sediment granulometric variables. The parameters of sediment granulometric variables that are calculated are mean, sorting, skewness and kurtosis. Based on the studies carried out, it was concluded that the characteristics of sediment taken from different depositional environments on the beach can be clearly differentiated through the classification values of grain size variables..</p> <p><strong>Keywords</strong>: sediment grain-size, sorting, skewness, kurtosis</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Karakteristik sedimen dideskripsikan melalui peubah ukuran butirnya sehingga pemahaman tentang sedimen dibangun berdasarkan interpretasi terhadap peubah tersebut. Sebaran ukuran butir sedimen merefleksikan ketidakstabilan dan kekuatan faktor-faktor yang bekerja pada lingkungan deposisional.&nbsp; Itulah sebabnya, pengetahuan terhadap karakteristik ukuran butir sedimen pada lingkungan pengendapan tertentu, sangat dibutuhkan dalam kaitannya dengan pengelolaan ruang tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peubah ukuran butir sedimen menggambarkan karakter sedimen. Untuk mengungkap hal tersebut, sampel sedimen diambil dari dua lingkungan pengendapan yang secara visual berbeda pada lahan gisik.&nbsp; Lokasi pengambilan sedimen berada di kawasan gisik sekitar Marine Field Station Unsrat di Likupang.&nbsp; Pengambilan sedimen dilakukan pada Stasiun 1 dan Stasiun 2, di mana kedua stasiun ini dipisahkan oleh adanya struktur bangunan berupa dermaga.&nbsp; Kedua sampel sedimen selanjutnya diproses sesuai prosedur penanganan sedimen mulai dari pencucian sampai memperoleh berat sedimen menurut ukuran diameter ayakan.&nbsp; Melalui prosedur grafik, data berat sedimen digunakan untuk menghasilkan sejumlah nilai yang digunakan dalam perhitungan peubah granulometri sedimen.&nbsp; Parameter-parameter peubah granulometri sedimen yang dihitung adalah rataan empirik, penyortiran, kemencengan, dan peruncingannya. Berdasarkan kajian yang dilakukan, disimpulkan bahwa karakteristik sedimen yang diambil dari lingkungan pengendapan yang berbeda pada lahan gisik dapat dibedakan secara jelas melalui nilai klasifikasi peubah ukuran butir.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: ukuran butir sedimen, pemilahan, kemencengan, peruncingan</p> Royke M. Rampengan Copyright (c) 2024 https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jplt/article/view/55950 Sat, 10 Feb 2024 00:00:00 +0800