https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/issue/feedJurnal Sipil Statik2024-10-18T10:14:25+08:00Servie O. Dapas, ST. MTservie.jo@gmail.comOpen Journal Systemshttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/51681ANALISIS POTENSI LIKUEFAKSI PADA DAERAH ENDAPAN DANAU TONDANO2023-10-08T04:42:17+08:00Joshua BanuaJoshua.Banua@gmail.comHendra RiogilangHendraRio@yahoo.comSteeva G. Rondonuwusgrondonuwu@yahoo.com<p><em>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi terjadinya likuefaksi di daerah endapan Danau Tondano, tepatnya di Desa Paslaten, Kecamatan Kakas. Analisis potensi likuefaksi dilakukan dengan metode Idriss dan Boulanger (2004) dengan cara menghitung perbandingan antara rasio tahanan siklik dan rasio tekanan siklik. Dimana nilai rasio tekanan siklik dan rasio tahanan siklik bergantung dari tiap parameter tanah seperti berat jenis, kadar air, fines content, tegangan tanah, dan tegangan efektif tanah juga dari parameter luar seperti magnitude gempa, dan kecepatan rambat gelombang tanah. Dilakukan uji standard penetration test di Desa Paslaten, Kecamatan Kakas untuk mengambil nilai N dari standard penetration test yang akan dipakai dalam analisis. Kemudian dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui jenis tanah dan tiap parameternya. Uji laboratorium yang dilakukan berupa pengujian analisa saringan, pengujian kadar air, dan pengujian batas-batas Atterberg. Setelah itu dilakukan analisis likuefaksi untuk mengetahui faktor kemanan dari likuefaksi terhadap magnitude gempa M=5, M=5.5, M=6, M=6.5, M=7, M=7.5. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan nilai faktor keamanan terhadap likuefaksi berada di bawah 1 terhadap magnitude gempa M=5, M=5.5, M=6, dan M=6.5 pada kedalaman 0.4 – 8 m, dan terhadap magnitude gempa M=7, dan M=7.5 faktor keamanan dibawah 1 untuk kedalaman 0.4 - 10 m. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah endapan Danau Tondano di Desa Paslaten, Kecamatan Kakas memiliki potensi tinggi terjadinya likuefaksi. </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci: Endapan Danau Tondano</em></strong><strong><em>, </em></strong><strong><em>Likuefaksi, Standard Penetration Test</em></strong><strong><em>.</em></strong></p>2021-01-15T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/57779ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PANTAI MOINIT AMURANG, MINAHASA SELATAN2024-09-05T03:12:32+08:00Indah Ribka Lempoyindahlempoy0@gmail.comTommy Jansentjansen@yahoo.comNicolaas J. A. TangkudungNJATangkudung@yahoo.com<p><em>Pantai Moinit, berada di Desa Tewasen, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, dan </em><em>berada pada posisi 1<sup>0 </sup>11’ 07.1” LU dan 124<sup>0</sup> 29’ 25.5” BT di Teluk Amurang. Daerah pantai ini merupakan salah satu lokasi pariwisata yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan. Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi, pada bulan tertentu terjadi gelombang yang cukup besar sehingga mengakibatkan mundurnya garis pantai yang berdampak pada lokasi tempat berjualan masyarakat setempat. Dimana pada bulan tertentu lokasi berjualan mereka digenangi air laut akibat dari gelombang yang cukup besar. </em><em>Dengan masalah yang ada, maka d</em><em>a</em><em>l</em><em>a</em><em>m penataan serta pengembangan lokasi pariwisata didaerah tersebut maka diperlukan penelitian mengenai karakteristik gelombang yang terjadi di Pantai Moinit, sehingga informasi tentang karakteristik gelombang dapat digunakan untuk menangani masalah mundurnya garis pantai pada Pantai Moinit.</em></p> <p><em>Dalam penelitian ini dilakukan survey lokasi penelitian, pendekatan teori, peramalan gelombang dan analisis transformasi gelombang yang terjadi di Daerah Pantai Moinit Amurang. Peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 10 tahun dari </em><em>Web Penyedia Data Klimatologi (ECMWF) untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang yang terjadi di pantai tersebut.</em></p> <p><em>Dari hasil perhitungan tinggi dan periode gelombang di Daerah Pantai Moinit Amurang didominasi oleh gelombang arah Barat Barat Laut (WNW) dengan gelombang maksimum terjadi pada bulan Februari 2017 dengan tinggi gelombang (H) = 1.303 m dan periode (T) = 4.353 detik. Koefisien refraksi (Kr) bekisar antara 0.9866 sampai 0.9981 dan koefisien shoaling (Ks) bekisar antara 0.9131 sampai 1.2241. Tinggi gelombang pecah yang didapat dari hasil perhitungan adalah 0.9660 m sampai 1.2532 m pada kedalaman 0.5 m sampai 10 m</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Kata kunci: Pantai Moinit, Karakteristik Gelombang, Refraksi, Shoaling, Gelombang Pecah</em></strong></p>2021-03-15T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/57780ANALISIS PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE “WHAT IF” (Studi Kasus: Pembangunan Biara Susteran Ursulin-Onolimbu, Nias Barat)2024-09-05T03:35:34+08:00Micheline Agatha Sugitan msugitan04@gmail.comJermias TjakraJtjakra@yahoo.comTisano Tj. Arsjadttjarsyad@yahoo.com<p><em>Dalam pembangunan suatu proyek konstruksi, perlu dilakukan perencanaan yang matang agar pelaksanaan pembangunan proyek tersebut dapat berjalan dengan baik. Pembatasan atau kendala ini menghambat kemajuan proyek konstruksi. Diharapkan tidak ada kendala yang mempengaruhi waktu konstruksi selama proses pelaksanaan. Salah satu metode crash yang akan digunakan adalah analisis “what if”, yang digunakan untuk mensimulasikan keterlambatan dalam model CPM atau jalur kritis. Analisis ini digunakan untuk memprediksi adanya keterlambatan dalam proses implementasi. Oleh karena itu, jika terjadi keterlambatan kerja, pekerjaan sebelumnya atau pekerjaan berikutnya yang terkena jalur kritis harus dipercepat, yaitu dengan meningkatkan total waktu kerja yang dapat dilakukan untuk memenuhi rencana awal. Untuk mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan maka perlu dilakukan penambahan jam kerja (lembur) atau penambahan tenaga, peralatan dan biaya. Adapun durasi total proyek berdasarkan time schedule adalah 230 hari. Sedangkan, durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek setelah dilakukan peninjauan terhadap salah satu waktu aktivitas yakni pada aktivitas A yang mengalami asumsi keterlambatan sebesar 10% adalah 221,6 hari, 20% adalah 210,3 hari, 30% adalah 209,5 hari, 40% adalah 199,2 hari, dan 50% adalah 232,5 hari.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Kata Kunci: Time Schedule, Crashing, Analisis “What If”, Metode CPM, Penambahan Jam Kerja</em></strong></p>2021-03-15T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/58027PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN TARATARA 3 KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON2024-09-14T14:32:50+08:00Nikita Morongmorongnikita9@gmail.comJeffry S. F. Sumarauwjsfsumarauw@yahoo.comHanny Tangkudunghtangkudung@yahoo.com<p><em>Air adalah salah satu kebutuhan yang terpenting dari makhluk hidup yang ada di bumi ini. Mata air Po’poh adalah mata air yang berada di Kelurahan Taratara 3, akan tetapi masyarakat setempat belum mengelolah system jaringan air bersih dengan baik juga menyeluruh. Oleh karena itu diperlukan perencanaan untuk system penyediaan air bersih di Kelurahan Taratara 3. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam mendisign system penyediaan air bersih, seperti studi lapangan dan literature. Sistem penyediaan air bersih direncanakan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Kelurahan Taratara 3 sampai tahun 2030. Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan analisis regresi linear karena memiliki nilai r (koefisien korelasi) yang paling mendekati 1. Debit mata air sebesar 2,027 lt/det. Dari hasil perhitungan, prediksi jumlah penduduk Kelurahan Taratara 3 berjumlah 1873 jiwa pada tahun 2030, dan untuk kebutuhan air bersih mencapai 1,559 lt/det. Perencanaan sistem penyediaan air bersih yaitu menampung air dari mata air yang terletak di Kelurahan Taratara 3, kemudian dengan menggunakan pompa air akan dinaikkan ke reservoir distribusi, selanjutnya dari reservoir distribusi air akan didistribusikan ke penduduk melalui 19 Hidran Umum dengan sistem gravitasi. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa HDPE. Untuk mendesain sistem penyediaan air bersih perpipaan menggunakan software Epanet 2.0. Secara umum, komponen sistem distribusi yang direncanakan mampu untuk melayani kebutuhan masyarakat.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci: Air Bersih, Kelurahan Taratara 3, Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih, Regresi Linear</em></strong></p>2021-10-15T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/58616PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN TARATARA 3 KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON2024-10-18T10:14:25+08:00Nikita Morongmorongnikita9@gmail.comJeffry S. F. Sumarauwjsfsumarauw@yahoo.comHanny Tangkudunghtangkudung@yahoo.com<p><em>Air adalah salah satu kebutuhan yang terpenting dari makhluk hidup yang ada di bumi ini. Mata air Po’poh adalah mata air yang berada di Kelurahan Taratara 3, akan tetapi masyarakat setempat belum mengelolah system jaringan air bersih dengan baik juga menyeluruh. Oleh karena itu diperlukan perencanaan untuk system penyediaan air bersih di Kelurahan Taratara 3. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam mendisign system penyediaan air bersih, seperti studi lapangan dan literature. Sistem penyediaan air bersih direncanakan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Kelurahan Taratara 3 sampai tahun 2030. Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan analisis regresi linear karena memiliki nilai r (koefisien korelasi) yang paling mendekati 1. Debit mata air sebesar 2,027 lt/det. Dari hasil perhitungan, prediksi jumlah penduduk Kelurahan Taratara 3 berjumlah 1873 jiwa pada tahun 2030, dan untuk kebutuhan air bersih mencapai 1,559 lt/det. Perencanaan sistem penyediaan air bersih yaitu menampung air dari mata air yang terletak di Kelurahan Taratara 3, kemudian dengan menggunakan pompa air akan dinaikkan ke reservoir distribusi, selanjutnya dari reservoir distribusi air akan didistribusikan ke penduduk melalui 19 Hidran Umum dengan sistem gravitasi. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa HDPE. Untuk mendesain sistem penyediaan air bersih perpipaan menggunakan software Epanet 2.0. Secara umum, komponen sistem distribusi yang direncanakan mampu untuk melayani kebutuhan masyarakat.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci: Air Bersih, Kelurahan Taratara 3, Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih, Regresi Linear</em></strong></p>2021-10-15T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/58028PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG TELUR SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP NILAI KUAT TARIK LANGSUNG BETON2024-09-14T16:46:09+08:00Priskah Familia Sorisifamilia.sorisi@gmail.comSteenie E. Wallahsewallah@yahoo.comRonny E. Pandalekerepandaleke@yahoo.com<p><em>Dalam penelitian ini, cangkang telur ayam dimanfaatkan untuk mengganti sebagian semen pada campuran beton. </em><em>Gas emisi karbondioksida (CO<sub>2</sub>) dihasilkan saat proses pembuatan semen</em><em> portland</em><em> yang menimbulkan dampak buruk bagi lingkunga</em><em>n. Untuk mengurangi pemakaian semen tersebut cangkang telur ayam salah satu contoh limbah rumah tangga yang dapat digunakan sebagai alternativ pengganti semen. Karena senyawa cangkang telur ayam memiliki kesamaan pada senyawa bahan pembuat semen yaitu kalsium karbonat.</em></p> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk cangkang telur terhadap kuat tekan dan kuat tarik langsung beton. </em><em>Pengujian kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm</em><em>, sedangkan benda uji kuat tarik digunakan balok I. Dalam peneltian ada variasi serbuk cangkang telur ayam yang digunakan sebesar 0%; 2.5%; 5%; 7.5%; dan 10%.</em></p> <p><em>Hasil Penelitian beton dengan substitusi parsial semen dengan menggunakan serbuk cangkang telur bahwa kuat tekan terbesar terdapat pada presentase SCT 2.5%, yaitu sebesar 22.28 MPa dan kuat tarik langsung terbesar terdapat pada presentase SCT 2.5%, yaitu sebesar 1.80 MPa.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci: Beton, Kuat Tarik Langung, Serbuk Cangkang Telur</em></strong></p>2021-02-15T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/58029PERUBAHAN GARIS PANTAI GIRIAN BAWAH KOTA BITUNG AKIBAT GELOMBANG2024-09-14T16:58:19+08:00Natanael Tantrynatanaeltantry@gmail.comArthur H. Thambasahthambas@yahoo.comTommy Jansentjansen@yahoo.com<p><em>Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang memiliki tidak kurang 17.504 yang sudah di submisi ke PBB sejumlah 16.671 (2018) dengan panjang garis pantai 108.000 km. Kerusakan ini diakibatkan oleh faktor alam dan proses dinamika pantai yang menimbulkan kekuatiran bagi masyarakat di pesisir pantai tersebut. Oleh karena itu dalam pengembangan dan pengamanan daerah pesisir serta perlindungan penduduk maka perlu mengetahui karakteristik gelombang yang terjadi di pantai tersebut. Dalam penelitian ini perlu dilakukan pendekatan teori dan analisis untuk menghasilkan uraian mendalam terkait penyelesaian masalah gelombang di pesisir pantai Girian Bawah dengan penerapan ilmu teknik sipil untuk mengetahui perubahan garis pantai akibat gelombang dengan dukungan software GENESIS CEDAS. Berdasarkan analisa yang dilakukan setelah membangkitkan data gelombang dari data angin, menginput data bathimetri dan data gelombang kedalam sotware Genesis Cedas, melakukan pemodelan kemudian “Run Animation & Run Output “ didapatkan hasil peramalan “ shoreline “ untuk 5 dan 10 tahun. Hasilnya mengalami abrasi dan juga sedikit sedimentasi dibeberapa titik. Diharapkan penelitian ini menjadi kajian alternatif dalam mengetahui perubahan garis pantai yang di akibatkan oleh abrasi.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Kata Kunci : Perubahan Garis Pantai, Genesis Cedas</em></strong></p>2021-02-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jss/article/view/58033TINJAUAN KAPASITAS PENAMPANG TERHADAP BANJIR RENCANA DI SUNGAI KARIS KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA 2024-09-15T08:02:32+08:00Theressa Martha Montolalutheressamontolalu1803@gmail.comTiny Mananomatmananoma@yahoo.comHanny Tangkudunghtangkudung@yahoo.com<p><em>Sungai Karis yang </em><em> </em><em>berada di</em><em> kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara</em><em> merupakan sungai dengan</em> <em>luas</em><em> DAS 8,1 </em><em>km<sup>2</sup></em><em>. Pada saat musim penghujan dengan intensitas yang tinggi sungai </em><em>Karis</em><em> memiliki potensi terjadi banjir. Banjir yang terjadi pada tahun 2017 lalu sangat merugikan, selain merendam rumah warga, banjir juga merusak lahan pertanian dan lahan peternakan warga. Perlu dilakukan analisis untuk mendapatkan data debit banjir dan kapasitas tampung sungai Karis. </em></p> <p><em>Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi hujan dengan metode Log Pearson III. Adapun data hujan yang digunakan berasal dari 1 pos hujan dan 1 pos klimatologi, yaitu pos hujan MRG Ranowangko Tara - Tara dan 1 pos Klimatologi Tondano - Paleloan. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum dari tahun 2010 s/d 2019.</em><em> Pemodelan hujan aliran pada program komputer HEC-HMS menggunakan metode HSS Soil Conservation Service dan SCS Curve Number (CN). Aliran dasar (baseflow) menggunakan metode recession. Dilakukan kalibrasi parameter HSS SCS sebelum melakukan simulasi debit banjir dengan menggunakan program komputer HEC-HMS. Dalam kalibrasi ini, parameter yang dikalibrasi adalah lag time, curve number, recession constant, baseflow, dan ratio to peak. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi dengan memperhatikan nilai koefisien determinasi yang > 0,6 dianggap sudah bisa memenuhi untuk tingkat kemiripan. Hasil kalibrasi didapat 0,650 (memenuhi). Dilakukan analisis debit banjir dengan parameter terkalibrasi menggunakan program komputer HEC-HMS. Debit puncak hasil simulasi setiap kala ulang dimasukan dalam program komputer HEC-RAS untuk simulasi tinggi muka air pada penampang terukur.</em></p> <p><em>Hasil simulasi program HEC-RAS menunjukkan penampang melintang di titik kontrol 5 m arah hilir jembatan Sonder - Rambunan pada sta 0+150, sta 0+125, dan sta 0+100 masih dapat menampung debit banjir untuk semua kala ulang rencana. Untuk sta 0+75 dan sta 0+50 tidak dapat menampung debit banjir kala ulang 50 tahun dan 100 tahun. Sedangkan untuk sta 0+25 dan sta 0+0 tidak mampu menampung debit banjir untuk kala ulang banjir 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Kata Kunci: </em></strong><strong><em>Sungai Karis, </em></strong><strong><em>Debit Banjir, Tinggi Muka Air, HEC-HMS, HEC-RAS</em></strong></p>2021-02-16T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024