PENGUKURAN KINERJA OPERASI BONGKAR MUAT PETI KEMAS DI PELABUHAN BITUNG
Abstract
Pelabuhan Peti Kemas Bitung merupakan salah satu inti segmen usaha yang ada di PT Pelabuhan Indonesia (Persero), dan memegang perananan yang penting dalam proses kemajuan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Ketersediaannya sarana maupun prasarana di Pelabuhan Peti Kemas Bitung dapat mendorong kemajuan dan peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional. Maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi Kinerja Operasional dari Pelabuhan Peti Kemas Bitung pada tahun dalam kurun waktu 2019-2021 sebagai sampel waktu.
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengambil data pelayanan Pelabuhan Peti Kemas Bitung dan mengolahnya dengan cara mengevaluasi berdasarkan standar yang ditetapkan pemerintah. Data yang dievaluasi berdasarkan data Kinerja Bongkar Muat dari tahun 2019-2021. Untuk menentukan faktor yang mempengaruhi capaian kinerja bongkar muat dilakukan dengan integrasi Diagram Ishikawa dan Metode FMEA.
Dari hasil penentuan faktor yang mempengaruhi capaian kinerja dengan menggunakan metode Diagram Ishikawa dan metode FMEA, dua faktor resiko penting berdasarkan nilai RPN tertinggi 45 (Kesiapan prasarana bongkar muat peti kemas) dan 27 (Jumlah dan level Kompetensi Operator ) yang mempengaruhi capaian kinerja bongkar muat peti kemas adalah kesiapan sarana bongkar muat dan kompetensi operator container crane.
Dari hasil studi disimpulkan bahwa indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja bongkar muat peti kemas adalah Box Ship per Hour (BSH) menunjukkan capaian indikator tersebut telah sesuai dengan ekspektasi pemangku kepentingan. Dua hal penting yang perlu diperhatikan untuk peningkatan kinerja bongkar muat terkait dengan kapabilitas sumber daya manusia dan kesiapan peralatan bongkar muat.
Kata Kunci : Box Ship per Hour (BSH), Diagram Ishikawa, metode FMEA, Nilai RPN