ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK ARANG TEMPURUNG KELAPA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS
DOI:
https://doi.org/10.35793/jtm.v10i1.55703Keywords:
FMEA method, risk, Shell CharcoalAbstract
Decision making is very important because good decision making can increase the productivity of a company. One example of decision making in a business process is decision making for supplier selection, because by choosing the right supplier you can anticipate supply failures for the product. Related to this, this research uses the FMEA method to select the best supplier. The case study was carried out by applying the FMEA method to 3 shell charcoal suppliers in North Sulawesi, namely supplier A, supplier B and supplier C.
There are 6 criteria used in calculating the method, namely product quality, price, delivery, availability of shell charcoal, packaging, service. Data collection in this research was by using interviews and questionnaires aimed at suppliers. FMEA calculations in this research found that supplier A had an RPN score of 29, supplier B 32, supplier C 25. The research results showed that the best supplier was supplier C with an RPN score of 25.
Key words: FMEA method, risk, Shell Charcoal.
ABSTRAK
Pengambilan keputusan merupakan hal sangat penting karena dengan adanya pengambilan keputusan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas suatu perusahaan. Salah satu contoh pengambilan keputusan didalam suatu proses bisnis adalah pengambilan keputusan untuk pemilihan pemasok. Dengan memilih pemasok yang tepat dapat mengantisipasi kegagalan pasokan dari produk tersebut. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode FMEA untuk memilih pemasok terbaik. Studi kasus dilakukan dengan penerapkan metode FMEA terhadap 3 pemasok arang tempurung di Sulawesi utara yaitu pemasok A, pemasok B dan pemasok C.
Terdapat 6 kriteria yang digunakan dalam perhitungan metode yaitu kualitas produk, harga, waktu pengiriman, ketersediaan arang tempurung, teknik pengemasan, pelayanan. Pengambilan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan wawancara dan pengisian kuesioner yang ditujukan kepada 3 pemasok tersebut diatas. Pada Perhitungan FMEA dalam penelitian ini di dapati bahwa pemasok A memiliki nilai RPN 29, pemasok B 32, pemasok C 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasok terbaik dengan mempertimbangkan keseluruhan kriteria adalah pemasok C dengan skor RPN sebesar 25.
Kata kunci : Metode FMEA, risiko, arang tempurung.
References
Budi, E. 2011. “Tinjauan Proses Pembentukan dan Penggunaan Arang Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar.” Jurnal Penelitian Sains 14 (4):5–11.
Chen, P.S. dan Wu, M. T. 2013. A
modified failure mode and effects analysis method for supplier selection problems in the supply chain risk environment: A case study. Computer and Industrial Engineering Journal, Vol.66, No.4, Hal:634-642.
Fauzi. Y. A., Anlawi. H. (2016). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Peci Jenis Overset Yang Cacat Di PD. Panduan Illahi Dengan Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). Jurnal Kalibrasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut. ISSN: 2302-7320. Vol.14 No.1.
Ghivaris. G. A., Soemadi. K., Desrianty. A., (2015). Usulan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Rudder Tiller Di PT. PINDAD Bandung Menggunakan FMEA Dan FTA. Jurnal Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Reka Integra ISSN: 2338-5081. Vol.03 No.04.
Gregorius, Chandra. 2005. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Offset.
Haji, A. G., Gustan P., Habitati, Amiruddin, and Maulina. 2010.
“Kajian Mutu Arang Hasil Pirolisis Cangkang Kelapa Sawit.” Jurnal Purifikasi 11 (1):77–86.
Hanif. R. Y., Rukmi. H. S., Susanty. S. (2015). Perbaikan Kualitas Produk Keraton Luxury Di PT. X Dengan Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) Dan Fault Tree Analysis (FTA). Jurnal Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Reka Integra ISSN: 2338-5081, Vol.3 No.3.
Hanggana, Sri. 2006. Prinsip Dasar Akuntansi Biaya. Surakarta: Mediatama
Kotler., Philip., Armstrong, Gary. 2012. Prinsip – prinsip pemasaran edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Li, S. and Wei, Z. 2014. Risk analysis for the supplier selection problem using FMEA. Journal of Intelligent Manufacturing, Vol.27, hal:1309-1321.
Pramudya, B. 2007. “Prospek Usaha Pembuatan Arang Tempurung Kelapa (Studi kasus UD. Beringin Jaya).” Jurnal Agroteknologi 2(1):12.
Rachman. A., Adianto. H., Liansari. G.
P. (2016). Perbaikan Kualitas Produk Ubin Semen
Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis Dan Fault Tree Analysis Di Institusi Keramik. Jurnal Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Reka Integra ISSN: 2338-5081. Vol.4 No.02.
Salim, N. S., and Rizal R.V. 2018. “Komposisi Efektif Batok Kelapa Sebagai Karbon Aktif Untuk Meningkatkan Kualitas Airtanah Di Kawasan Perkotaan.” Media Komunikasi Teknik Sipil 24 (1):87–96.
Satriyani, S., Melvha H., and Rosdanelli
H. 2013. “Penentuan Kondisi Optimum Suhu dan Waktu Karbonisasi Pada Pembuatan Arang dari Sekam Padi.” Jurnal Teknik Kimia USU 2(1):26–30. doi: 10.32734/jtk.v2i1.1423.
Sutrisno, A and Kumar, V. 2023. “Supply Chain Sustainability Risk Assessment Model Using Integration And The Preferenced selection inde (PSI) And The Shannon Of Entropy.” Integreted Journal Of Quality Of Reliability Management, Vol.40, No. 3, hal: 674-708.
Suhartana. 2006. “Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
Baku Arang Aktif Dan Aplikasinya Untuk Penjernihan Air Sumur Di Desa Belor Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.” Berkala Fisika 9 (3):151– 156.
Syukron. A., Kholil. M. (2013). Six Sigma Quality For Business Improvement. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yoserizal, Y., Singgih, M. L. 2012. Integrasi metode dematel (decision making trial and evaluation laboratory) dan ANP (analytical network process) dalam evaluasi kinerja supplier di PT. XYZ. Surabaya: Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV ITS Surabaya