GAMBARAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PADA PENJAHIT DI KOMPLEKS GEDUNG PRESIDENT PASAR 45 KOTA MANADO

Authors

  • Sendiarto Pompano Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Lery F. Suoth Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Franckie R. R Maramis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstract

Latar belakang: Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustin Puryani Wulandari, (2010) pengaruh intensitas cahaya terhadap aktivitas kerja bagian produksi di PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang. Penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh intensitas cahaya pada proses kerja yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaan akan mengakibatkan gangguan ketidaknyamanan pada aktivitas kerja. Pencahayaan adalah faktor lingkungan kerja yang termasuk dalam kelompok faktor risiko. Oleh karenanya sama seperti faktor lingkungan yang lain (seperti kadar debu yang banyak, intensitas bising yang tinggi, panas yang berlebihan, radiasi mengion ataupun radiasi yang tidak mengion), apabila intensitas pencahayaan tidak memadai (suram ataupun menyilaukan), maka dapat menyebabkan produktivitas tenaga kerja menurun ataupun menjadi rendah. Pencahayaan yang kurang baik dapat mengakibatkan pekerjaan menjadi lebih rumit dan sukar karena mengganggu penglihatan dari penjahit pakaian. Metode penelitian: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.  Yaitu  memberikan gambaran secara jelas yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya merupakan penyikapan suatu fakta dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penulisan laporan. Dalam laporan ini, penulis memaparkan hasil peninjauan, pengamatan dan pengukuran tentang intensitas penerangan pada penjahit di kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado. Populasi dari penelitian ini adalah semua penjahit di kompleks Gedung President Pasar 45 yang berjumlah 31 penjahit. Sampel  dari penelitian ini adalah semua populasi penjahit di kompleks Gedung President Pasar 45 yang berjumlah 31 penjahit. Intensitas pencahayaan ini di ukur menggunakan alat ukur pencahayaan (Lux meter) dengan satuan pengukuran 200 Lux. Hasil penelitian: Distribusi frekuensi gambaran intensitas pencahayaan terdapat 29 Orang (93,5%) pekerja dengan umur 15-49 tahundan 2 orang (6,5%) pekerja dengan umur ≥ 50 tahun, 16 orang (51,6%) pekerja laki-laki dan 15 (48,4%) pekerja perempuan, 25 orang (80,6%) pekerja berpendidikan terkahir SMA dan 6 Orang (19,4%) pekerja berpendidikan terakhir SMP, dan 21 Orang (67,7%) dengan masa kerja> 4 Tahun dan 10 Orang (32,3%) dengan masa kerja ≤ 4 Tahun. Dari Intensitas pencahayaan, terdapat 18 orang (58,1%) pekerja yang bekerja dengan memenuhi persyaratan Luks minimal untuk bekerja dan 13 Orang (41,9%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas pencahayaan pada penjahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado yang dimana ada sejumlah 13 penjahit yang intensitas pencahayaannya tidak memenuhi syarat (<200 Luks) dan 18 penjahit yang intensitas pencahayaannya memenuhi syarat ≥200 Luks.

 

Kata Kunci : Intensitas Pencahayaan

 

ABSTRACT

based on previous research conducted by Agustin Puryani Wulandari, (2010) the influence of light intensity towards the production of parts in the work activities of PT Indofood Cbp Affluent Successful Division of Semarang branch of the Noodle. This research showed that the influence of light intensity on a work process that is incompatible with the type of work will result in the disruption of discomfort at work activities. Lighting is a work that includes environmental factors in a group of risk factors. Therefore, just as the other environmental factors (such as the levels of dust, high noise intensity, excessive heat, radiation or radiation that is not mengion mengion), when the intensity of the lighting is inadequate (or bleak dazzling), then it can lead to declining labor productivity or become low. A less good lighting can lead to the job become more complicated and difficult because of the disturbing sight of a tailor. research methods used in this research is descriptive. that is clearly illustrates the limited effort revealed a problem and circumstances as it is so just how is a fact and the data obtained is used as material for the writing of the report. In this report, the author presents the results of the review, observations and measurements of the intensity of the illumination at the tailor in the complex Building President 45 Market City of Manado. The population of this research is all the tailors in the Building complex totalling 45 Markets President 31 tailor. The sample of this research is all population tailors Building complex totalling 45 Markets President 31 tailor. The intensity of the lighting in this measure using a measuring instrument illumination (Lux meters) with units of measurement 200 Lux. The frequency distribution of the image of the intensity of the lighting there is 29 people (93.5%) of workers aged 15-49 years and 2 people (6.5%) of workers aged ≥ 50 years of age, 16 (51.6%) of male workers and 15 (48.4%) of female workers, 25 (80.6%) workers This last one educated high school and 6 persons (19.4%) of workers educated the last junior high, and 21 men (67.7%) with a working period > 4 years and 10 people (32.3%) with a working period ≤ 4 years. From the intensity of the lighting, there are 18 persons (58.1%) workers working with Luks are eligible to work on and at least 13 people (41.9%). Based on the results of research conducted can be concluded that there is a difference in the intensity of the lighting on the tailor in the complex Building President Market 45 Manado city in which there are a number of 13 seamstresses intensity pencahayaannya not qualified (200 < Luks) and 18 tailor who qualified pencahayaannya intensity ≥ 200 Luks.

 

Keywords: Lighting Intensity.

Downloads

Published

2019-02-15