GAMBARAN SPASIAL KONDISI LINGKUNGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BITUNG TAHUN 2018

Authors

  • Christania Paruntu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
  • Budi T Ratag Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
  • Wulan P. J Kaunang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue yang selanjutnya disingkat DBD atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah pasiennya cenderung meningkat serta semakin luas penyebarannya. Analisis Spasial merupakan salah satu metodologi manajemen penyakit berbasis wilayah. Tujuan penelitian untuk menggambarkan sebaran Demam Berdarah Dengue dengan kepadatan penduduk dan ketinggian wilayah di Kota Bitung tahun 2017. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ekologis dengan pendekatan deskriptif menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Bitung tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2017, Kecamatan Girian memiliki jumlah kasus DBD tertinggi dengan kepadatan penduduk tertinggi, selain itu Kecamatan Girian juga merupakan kecamatan yang berada di wilayah dataran rendah sehingga menyebabkan nyamuk aedes aegypti lebih cepat berkembang dibanding kecamatan ranowulu yang berada di wilayah dataran tinggi. Dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk dan ketinggian wilayah berpengaruh terhadap jumlah kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Bitung tahun 2017

 

Kata Kunci : Analisis Spasial, Demam Berdarah Dengue, Kepadatan Penduduk, Ketinggian Wilayah

 

 

ABSTRAK

Dengue Hemorrhagic Fever, which is abbreviated as DHF, or Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still one of the public health problems in Indonesia where the number of patients tends to increase and the spread is wider. Spatial analysis is one of the region-based disesase management-methodologies. The research objective was to describe the distribution of Dengue Hemorrhagic Dema with population density and elevation in the city of Bitung in 2017. This research was an ecological study using secondary data from the Bitung City Health Office in 2017. The study showed that in 2017, Girian District had a number of the highest population density, besides that Girian Subdistrict is also a sub-district that is also located in the lowland region so that the aedes aegypti mosquito develops faster than the Ranowulu sub-district in the highland region. It can be concluded that population density and regional importance affect the number of dengue hemorrhagic fever cases in the city of Bitung in 2017.

 

Keywords : Spatial Analysis, Dengue Hemorrhagic Fever, Population Density, Altitude of the descriptive approach

Downloads

Published

2019-02-15