FAKTOR RISIKO KEJADIAN KUSTA DI KOTA MANADO
Abstract
Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit kusta merupakan infeksi kronik pada kulit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae yang menyerang saraf perifer, kulit, dan mukosa maupun organ- organ lain pada tubuh. Penyakit kusta dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita dalam waktu yang cukup lama maupun melalui saluran pernapasan. Tuminting merupakan salah satu puskesmas dengan kejadian kusta yang cukup tinggi pada tahun 2016 dengan jumlah penderita sebanyak 17 orang, kemudian disusul oleh puskesmas Tikala Baru dengan jumlah penderita sebanyak 7 orang, dan puskesmas Bahu dengan jumlah penderita sebanyak 6 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian kusta meliputi pendidikan, pendapatan, pengetahuan, kepadatan hunian kamar dan personal hygiene. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi deskriptif analitik dengan desain case- control study. Sampel yang digunakan adalah penderita penyakit Kusta yang berobat di Puskesmas Tuminting, Tikala Baru, Bahu pada bulan Januari- Desember 2016 dan bukan penderita penyakit Kusta sebagai kontrol. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi- square dengan nilai α sebesar 0,05 dan CI = 95%. Hasil analisis bivariate menunjukkan bahwa variabel yang menjadi factor risiko kejadian kusta di Kota Manado adalah Pendidikan (OR = 0,4195).
Kata Kunci : Penyakit, Kejadian Kusta, Faktor Risiko
ABSTRACT
Leprosy is one infectious diseases which is still considered as a problem in the world, both in developing countries and developed countries. Leprosy is a chronic infection of the skin caused by Mycobacterium Leprae which attacks the peripheral nerves, skin, and mucosa as well as other organs in the body. Leprosy can be transmitted through direct contact with the patients in a long period of time or through the respiratory tract. Tuminting is one of the community health centers with high leprosy incidence in 2016, with the number of patients to as many as 17 people, followed by Tikala Baru Community Health Center with 7 patients, and Bahu Community Health Center with 6 patients. The purpose of this research was to determine the risk factors on the occurrence of leprosy, which includes education, income, knowledge, room density and personal hygiene. The research method used was descriptive analytic study with case-control study design. The sample used was leprosy patients who were treated at Tuminting, Tikala Baru, Bahu Community Health Centers in January - December 2016 and non-leprosy patients as the control sample. Data were collected by using questionnaires. Data analysis used were univariate analysis and bivariate analysis. Bivariate analysis was performed by using chi-square test with α value of 0,05 and CI = 95%. The result of bivariate analysis indicated that the variable which became the risk factor of leprosy occurrence in Manado is Education (OR = 0,4195).
Keywords: Disease, Leprosy, Risk Factors