HUBUNGAN ANTARA VARIABILITAS IKLIM DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO
Abstract
Demam Berdarah Dengue yang lebih dikenal dengan istilah DBD ialah jenis penyakit berbasis vektor umum terjadi area hangat yakni daerah-daerah tropis. Epidemi DBD cenderung memiliki motif musim, di mana penularan banyak muncul saat atau setelah musim penghujan. Kondisi terbaik berkembangbiaknya nyamuk-nyamuk yakni ketika curah hujan tinggi tapi belum cukup untuk membanjiri suatu daerah, menjadikannya ideal untuk vektor melangsungkan hidup pula berkembangbiak. Kejadian di provinsi Sulawesi utara terus menemukan adanya kasus DBD tersebar di berbagai Kabupaten/Kota. Penelitian bertujuan guna mengidentifikasi antara faktor iklim dan hubungannya terhadap Kejadian DBD yang ada di Kota Manado, periode 2017-2019. Metode yang digunakan yakni penelitian kuantitatif, model studi ekologi. Analisis dilakukan dengan dua cara yakni yang pertama analisis univariat dipakai guna mengidentifikasi nilai Mean, Min, Max, Standar Deviasi, kedua analisis bivariat dilakukan guna menidentifikasi hubungan dengan menggunakan statistik korelasi dan dilanjutkan ke model prediksi regresi linier. Hasil analisis bivariat menunjukan hasil variabilitas iklim terhadap Kejadian DBD yakni Curah Hujan (p=0,040, r=0,348 dan R2=0,121), Kelembaban (p=0,016, r=0,40 dan R2=0,16), Suhu (p=0,000, r=-0,586 dan R2=0,343). Kesimpulanya yang ditarik ialah variabilitas iklim memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD. Curah hujan dan Kelembaban memiliki derajat hubungan sedang kearah positif terhadap kejadian DBD sedangkan suhu memiliki derajat hubungan kuat kearah negatif terhadap DBD.