HUBUNGAN ANTARA SARANA AIR BERSIH DAN JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA WALEURE
Abstract
Sanitasi isarana iair ibersih idan ijamban ikeluarga iharus idapat imemenuhi ipersyaratan ibagunan ifisik iuntuk
imenghindari ipencemaran ipada ikedua isarana itersebut. iJika ikedua isarana itersebut itercemar, imaka
idapat iberisiko untuk terinfeksi diare. Penyakit diare dapat menginfeksi semua kelompok umur termasuk balita,
karena itu perlu dilakukan penelitian terkait kondisi isarana iair ibersih idan ijamban ikeluarga idengan
ikejadian idiare. iMetode iyang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Lokasi penelitian
Desa Waleure Kecamatan Langowan Timur yang dilakukan pada bulan April – Mei 2021. Jumlah sampel yang
diambil sebanyak 64 balita. Variabel bebas yaitu kondisi fisik sarana air bersih dan jamban keluarga, dan
variabel terikat kejadian diare pada balita. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner, dengan metode
pengambilan data yaitu wawancara dan inspeksi lokasi Uji chi square adalah uji yang digunakan dalam
penelitian ini. Hasil penelitian 50% balita mengalami diare, 65,6% keluarga menggunakan sumur gali dan
85,9% menggunakan jenis jamban leher angsa dengan septiktank dan resapan. Terdapat 39,1% memiliki tingkat
risiko pencemaran tinggi untuk kondisi sarana air bersih dan 37,5% untuk kondisi jamban keluarga. Nilai Ï
value antara kondisi sarana air bersih dengan kejadian diare yaitu 0,001 dan untuk kondisi jamban dengan
kejadian diare 0,606.maka dapat disimpulkan kondisi sarana air bersih berhubungan dengan kejadian diare,
sedangkan kondisi jamban keluarga tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita di desa Waleure.
Kata Kunci: Kejadian Diare, Sarana Air Bersih, Jamban keluarga
ABSTRACT
Sanitation iof iclean iwater ifacilities iand ifamily itoilets imust ibe iable ito imeet ithe irequirements iof ithe
iphysical ibuilding ito iavoid icontamination iof ithe itwo ifacilities. iIf ithe itwo ifacilities iare icontaminated,
ithere iis ia irisk iof ibeing iinfected iwith idiarrhea. iDiarrheal idisease ican iinfect iall iage igroups iincluding
itoddlers, itherefore iit iis inecessary ito iconduct iresearch irelated ito ithe icondition iof iclean iwater ifacilities
iand ifamily itoilets iwith ithe iincidence iof idiarrhea. iThe imethod iused iis iquantitative iwith ia icross-
sectional istudy idesign. iThe iresearch ilocation iwas iWaleure iVillage, iLangowan iTimur iSubdistrict,
iMinahasa iRegency iwhich iwas iconducted iin iApril i- iMay i2021. iThe inumber iof isamples itaken iwas i64
itoddlers. iThe iindependent ivariable iis ithe iphysical icondition iof iclean iwater ifacilities iand ifamily itoilets,
iand ithe idependent ivariable iis ithe iincidence iof idiarrhea iin ichildren iunder five. The measuring instrument
used is a questionnaire, with data collection methods namely interviews and site inspection. The statistical test
used is the chi square test. The results showed that 50% of children under five had diarrhea, 65.6% of families
used dug wells and 85.9% used a type of goose neck latrine with a septic tank and infiltration. There are 39.1%
having a high level of risk of pollution for the condition of clean water facilities and 37.5% for the condition of
family latrines. The value of Ï value between the condition of clean water facilities and the incidence of diarrhea
is 0.001 and for latrine conditions with diarrhea incidence of 0.606. So it can be concluded that the condition of
clean water facilities is related to the incidence of diarrhea, while the condition of family latrines is not related to
the incidence of diarrhea in Waleure village.
Keywords: Diarrhea Incidence, Clean Water Facilities, Family Latrines