HUBUNGAN BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KELELAHAN KERJA PADA SKILLEDLABOUR DI PT. VORSPANN SYSTEM LOSINGER (VSL) JAYA INDONESIA
Abstract
Sektor konstruksi merupakan bidang pekerjaan yang harus dikerjakan secara berkesinambungan hingga proyek yang dikerjakan selesai. Hal ini mengakibatkan peringkat tertinggi dalam pekerjaan paling membahayakan di dunia adalah sektor konstruksi. Tuntutan pekerjaan yang melebihi batas wajar dari kapasitas seorang pekerja tentu akan mengakibatkan gangguan mental atau beban kerja mental. Gangguan mental juga dapat menyebabkan seseorang merasa lelah yang berat dan berisiko dapat mengakibatkan depresi yang merupakan penyakit kedua yang dapat membunuh setelah penyakit jantung apabila tidak ditangani dengan segera. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan beban kerja mental dengan kelelahan kerja pada skilled labour di PT. Vorspann System (VSL) Jaya Indonesia. Jenis penelitian penelitian yang digunakan ialah kuantitatif dengan studi observasional analitik dan pendekatan cross-sectional. Populasi yang diteliti ialah skilled labour di PT. VSL Jaya Indonesia yang berjumlah 35 pekerja dengan sampel yang diteliti yakni 35 responden, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Analisis data yang digunakan merupakan analisis univariat dan analisis bivariat yang diolah melalui uji statistik Chi-Square serta uji alternatifnya yakni uji Fisher’s Exact, tingkat signifikan 95% (α=0,05). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 91,4% responden memiliki beban kerja mental di tingkat sedang cenderung berat, serta ada sebanyak 25,7% respondenmengalami kelelahan kerja di tingkat sedang cenderung lelah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel beban kerja mental tidak memiliki hubungan dengan kelelahan kerja yang diteliti dalam penelitian ini (p-value = 1,000). Namun variabel beban kerja dalam penelitian ini merupakan faktor protektif terhadap kelelahan kerja (PR = 0,750). Disarankan kepada para skilled labour agar dapat menyampaikan bebannya kepada pihak bertanggungjawab sehingga dapat mencari solusi bersama. Kata Kunci: beban kerja mental, kelelahan kerja, skilled labour, konstruksi. ABSTRACT The construction sector is a field of work that must be carried out continuously and until the project is completed. This has resulted in the construction sector being first ranked in the world's most dangerous jobs. Job demands that exceed the reasonable limits of a worker's capacity will certainly result in mental disorders or mental workloads. Mental disorders can also be the cause of feeling tired and at risk of causing depression which is the second disease that can kill after heart disease if not treated immediately. The purpose of this study was to analyze the relationship between mental workload and work fatigue in skilled labor at Vorspann System (VSL) Jaya Indonesia Company. This research using a quantitative research with an analytical observational study and a cross-sectional approach. The population researched is skilled labor at VSL Jaya Indonesia Company, totaling 35 workers with the sample studied 35 respondents, with total sampling as the sampling technique used. Univariate analysis and bivariate analysis was the data analysis used which is processed through Chi-Square statistical test and the alternative test is Fisher's Exact test, with 95% significant level (α=0.05). The results of this study indicate that 91.4% of respondents have a mental workload at a moderate level which tends to be heavy, and there are as many as 25.7% of respondents who experience work fatigue at a moderate level tend to be tired. The results also shows that the mental workload variable has no relationshipwith work fatigue in this research (p-value = 1,000). However, the workload variable in this study is a protective factor against work fatigue (PR = 0.750). It is recommended that skilled labors be able to convey their burdensto the responsible parties so that they can find solutions together. Keywords: mental workload, work fatigue, skilled labour, constructionDownloads
Issue
Section
Articles