Gambaran Pengetahuan Tentang Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri di SMA Negeri 3 Manado

Authors

  • Thania C. Sandala Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Maureen I. Punuh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Yulianty Sanggelorang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstract

Remaja putri rentan terhadap anemia gizi besi, dalam usia remaja terjadi perubahan fisik san hormonal. Perkembangan ini mempengaruhi kebutuhan zat gizi dimasa remaja. Kebutuhan akan zat besi pada remaja sering tidak terpenuhi karena remaja putri memiliki kebiasaan makan yang buruk. Dampak anemia gizi besi akan lebih serius efeknya karena remaja putri nantinya akan hamil dan melahirkan anak, sehingga dapat meningkatkan bahaya kematian ibu dan kelahiran prematur. Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 di Indonesia angka kejadian anemia pada perempuan 15-49 tahun yaitu sebesar 31,2%. Penelitian dilakukan bulan Mei-Agustus 2021 dengan tujuan mendeskripsikan pengetahuan tentang anemia gizi besi pada remaja putri di SMA Negeri 3 Manado. Menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 241 responden. Hasil penelitian berdasarkan pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan tentang anemia gizi besi diperoleh bahwa responden dengan kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 59 remaja putri (24,5%) kategori pengetahuan cukup sebanyak 144 remaja putri (59,8%), dan kategori pengetahuan kurang sebanyak 38 remaja putri (15,8%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar remaja putri di SMA Negeri 3 Manado berada pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 144 orang (59,8%).

 

Kata Kunci: Anemia Gizi Besi, Remaja Putri

 

ABSTRACT

Adolescent girls are susceptible to iron deficiency anemia, in adolescence there are physical changes in hormonal san. This development affects the nutritional needs in adolescence. The need for iron in adolescents often goes unmet because young women have poor eating habits. The impact of iron deficiency anemia will be more serious because young women will later become pregnant and give birth to children, so it can increase the danger of maternal death and premature birth. World Health Organization (WHO) data in 2019 in Indonesia the incidence of anemia in women 15-49 years is 31.2%. The study was conducted in May-August 2021 with the aim of describing knowledge about iron deficiency anemia in young women in State High School 3 Manado. Using quantitative research types with descriptive research designs with a sample number of 241 respondents. The results of the study based on data collection using knowledge questionnaires about iron deficiency anemia were obtained that respondents with good knowledge categories were as many as 59 young women (24.5%) enough knowledge categories as many as 144 young women (59.8%), and less knowledge categories as many as 38 young women (15.8%). The conclusion of this study is that most of the young women in State High School 3 Manado are in the category of sufficient knowledge, which is as many as 144 people (59.8%).

 

Keywords: Iron Deficiency Anemia, Adolescent Girl


 

Downloads