Gambaran Tingkat Ketulian pada Tenaga Kerja Ruang Mesin PLTA Sektor Minahasa Wilayah Suluttenggo
Abstract
Development period at last decay show the requirement of energy electrics non-stoped to experience of the very keen improvement. This matter not only because of more its is the development of industrial development. Limited Copartnership of company of electrics of Regional Sector Minahasa State of North Sulawesi of South-East Gorontalo (PT. Regional PLN Sector Minahasa Suluttenggo) owning three centre’s of hydropower (PLTA) that is PLTA Tonsealama, PLTA Tanggari I and PLTA Tanggari II. In its operation activities, PLTA use the machine equipments yielding noise so hat an effect on to all existing labour. Research Target that is to know the deafness level description at labour in machine room of Regional PLTA Sector Minahasa Suluttenggo. This Research is included in descriptive research use the method survey through transversal crosscut approach (cross sectional), with the responder amount as much 36 people.Result of research indicate that for the right ear 39 % responder is included in normal category is its hearing, 50 % experiencing of light deaf and 11 % is deaf. While result of the left ear 47 % still in normal category, 42 % light and 11 % experiencing of deaf is. Relate at data of result of measurement mount noise in one of unit PLTA at October 2009 and result of May measurement 2010 indicating that at machine room have exceeded the sill of hearing boundary which have been specified by Ministrial Decree of Labour of Number Kep-51/Men/1999 about Value Float The Boundary of Physics Factor at work that is 85 dB for the standard of working 8 hours each day and 40 hours for a week, that is reach 89,5 dB - 92,2 dB.Suggestion for the company to be executing observation to use of Appliance of Ear Protector ( APT) and applying of management of safety and health work to all labour and also for the labour of in order that obedient in use of appliance of protector of moment ear work in place which mount its noise is high.
Â
ABSTRAK
Periode pembangunan pada dasawarsa terakhir menunjukkan kebutuhan energi listrik terus mengalami peningkatan yang sangat tajam. Hal ini bukan saja disebabkan oleh semakin banyaknya kebutuhan listrik tiap keluarga tetapi diakibatkan pula oleh semakin besar energi listrik yang digunakan untuk pembangunan dan pengembangan industri. Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara Sektor Minahasa Wilayah Sulawesi Utara Tenggara Gorontalo (PT. PLN Sektor Minahasa Wilayah Suluttenggo) yang memiliki 3 Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) yaitu PLTA Tonsealama, PLTA Tanggari I dan PLTA Tanggari II. Dalam kegiatan operasinya PLTA menggunakan peralatan mesin yang menghasilkan kebisingan sehingga berpengaruh bagi para tenaga kerja yang ada. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat ketulian pada tenaga kerja ruang mesin PLTA Sektor Minahasa Wilayah Suluttenggo. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif menggunakan metode survei melalui pendekatan potong lintang (cross sectional), dengan jumlah responden sebanyak 36 orang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk telinga kanan 39 % sampel termasuk dalam kategori normal pendengarannya, 50 % mengalami tuli ringan dan 11 % tuli sedang. Sedangkan untuk hasil telinga kiri 47 % masih dalam kategori normal, 42 % tuli ringan dan 11 % mengalami tuli sedang. Mengacu pada data hasil pengukuran tingkat kebisingan di salah satu unit PLTA pada bulan Oktober 2009 dan hasil pengukuran Mei 2010 menunjukkan bahwa pada ruang mesin telah melebihi ambang batas pendengaran yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja yaitu 85 dB untuk standar 8 jam kerja per hari dan 40 jam per minggu, yaitu mencapai 89,5 dB – 92,2 dB.Saran bagi pihak perusahaan agar melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT) dan penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bagi para tenaga kerja serta untuk tenaga kerja agar supaya patuh dalam penggunaan alat pelindung telinga saat bekerja di tempat yang tingkat paparan bisingnya tinggi.