Perbandingan Efektivitas Daya Antibakteri Minyak Seith dengan Minyak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

Authors

  • Siti N. Aihena Universitas Pattimura
  • Yuniasih M. J. Taihuttu Universitas Pattimura
  • Halidah Rahawarin Universitas Pattimura

DOI:

https://doi.org/10.35790/msj.v6i1.48723

Abstract

Abstract: Pseudomonas aeruginosa is an opportunistic bacterium and has the ability to withstand several types of antibiotics (antibiotic resistance). Garlic oil contains active substances such as flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, and curcumin which function as antibacterial. This study aimed to compare the antibacterial effectiveness of Seith oil with of garlic oil (Allium sativum) against P. aeruginosa bacteria. The oil concentrations were 10%, 15%, 20%, 25%, 50%, 75%, and 100%. Antibacterial activity test against P. aeruginosa bacteria was assessed using the disk diffusion method. The results showed that Seith oil could not inhibit the growth of P. aeruginosa, meanwhile garlic oil of 50%, 75%, and 100% inhibited the growth of P. aeruginosa with the mean inhibition zone diameters of 1.38 mm, 1.88 mm, and 3.13 mm, respectively. The Kruskal-Wallis test showed a p-value of <0.01 indicating significant difference in the diameters of inhibition zones between Seith oil and garlic oil (Allium sativum) against P. aeruginosa bacteria. The Mann-Whitney U test showed significant differences between garlic oil (Allium sativum) of 100% and 75% against Pseudomonas aeruginosa bacteria, and between garlic oil of 75% and 50%. In conclusion, garlic oil (Allium sativum) is more effective than Seith oil against Pseudomonas aeruginosa bacteria.

Keywords: Seith oil; garlic oil (Allium sativum); Pseudomonas aeruginosa; antibacterial effect

 

Abstrak: Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri oportunistik dengan kemampuan bertahan terhadap beberapa jenis antibiotik (resisten antibiotik). Minyak bawang putih memiliki kandungan zat aktif seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan kurkumin yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas daya antibakteri antara minyak seith dengan minyak bawang putih (Allium sativum) terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi minyak yang digunakan ialah 10%, 15%, 20%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri P. aeruginosa menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa minyak Seith tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa. Minyak bawang putih menghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa pada konsentrasi 50%, 75%, dan 100% dengan masing-masing rerata diameter zona hambat ialah 1,38 mm, 1,88 mm, dan 3,13 mm. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p<0,001 yang berarti terdapat perbedaan diameter zona hambat yang bermakna antara minyak Seith dan minyak bawang putih (Allium sativum). Efektivitas daya antibakteri minyak bawang putih (Allium sativum) lebih besar dibanding minyak Seith. Hasil uji Mann-Whitney U menunjukkan bahwa minyak bawang putih dengan konsentrasi 100% dan 75% memiliki perbedaan bermakna (p=0,015), serta konsentrasi 75% dan 50% (p=0,040). Simpulan penelitian ini ialah daya antibakteri minyak bawang putih (Allium sativum) lebih efektif dibandingkan daya antibakteri minyak Seith terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa.

Kata kunci: minyak Seith; minyak bawang putih (Allium sativum); Pseudomonas aeruginosa; efek antibakteri

Author Biographies

Siti N. Aihena, Universitas Pattimura

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia

Yuniasih M. J. Taihuttu, Universitas Pattimura

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia

Halidah Rahawarin, Universitas Pattimura

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia

References

Brooks G, Carrol K, Butel J. Mikrobilogi Kedokteran (25th ed). Jakarta: EGC; 2014.

Ekawati ER, Husnul SNY, Herawati D. Identifikasi kuman pada pus dari luka infeksi kulit. J Sain Health. 2018;2(1):31-5.

Ryan KJ, Ray CG. Sherris Medical Microbiology (6th ed) [Internet]. Mc Graw Hill Education Medical; 2003. p. 992. Available from: http://books.google.co.in/books/about/Sherris_Medical_Microbiology. html?id=mcjQ96KsQ_EC&pgis=1

Ananto FJ, Herwanto ES, Nugrahandhini NB, Najwa Y, Abidin MZ, Suswati I. Gel daun kelor sebagai antibiotik alami pada Pseudomonas aeroginosa secara in vivo. Pharmacy. 2016;85(3):275–82.

Nasser M, Kharat AS. Phenotypic demonstration of ß-lactamase (ESßLs, MßLs, and Amp-C) among MDR Pseudomonas aeruginosa isolates obtained from burn wound infected in Yemen. J Appl Biol Biotechnol. 2019;7(6):31–4.

Hong DJ, Bae IK, Jang IH, Jeong SH, Kang HK, Lee K. Epidemiology and characteristics of metallo-ß-lactamase-producing Pseudomonas aeruginosa. Infect Chemother. 2015;47(2):81–97.

Katzung B. Farmakologi Dasar dan Klinik (10th ed). Jakarta: EGC; 2010.

Tolan R. Pesudomonas aeruginosa infection. 2014. Available from: www.emedicine.com/ped/topic2704

Garner M, Carson C, Lingohr E, Fazil A, Edge V, Trumble JW. An assessment of antimicrobial resistant disease threats in Canada. PLoS One.2015;10(5):28-5.

González-Lamothe R, Mitchell G, Gattuso M, Diarra MS, Malouin F, Bouarab K. Plant antimicrobial agents and their effects on plant and human pathogens. Int J Mol Sci. 2009;10(8):3400–19.

Khayum NA. Perbandingan efektifitas daya hambat antibakteri ekstrak rimpang jahe merah (Zinglber Offichale Vor Rubrum) dengan formula obat kumur lidah buaya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus [Skripsi]. Padang: Universitas Andalas Padang; 2015.

Ifriana FN, Kumala W. Pengaruh ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. J Biomedika dan Kesehat. 2018;1(3):172–8.

Harris J. Antimicrobial properties of Allium Sativum (garlic). Appl Microbiol Biotechnol. 2014;57(5):600-85.

Tsao SM, Yin MC. In vitro activity of garlic oil and four diallyl sulfi des against antibiotic-resistant Pseudomonas aeruginosa and Klebsiella pneumoniae. J Antimicrob Chemother. 2015;47(3):665–70.

Prihandani SS. Uji daya antibakteri bawang putih (Allium sativum L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhimurium dan Pseudomonas aeruginosa dalam meningkatkan keamanan pangan. Inform Pertan. 2015;24(1):53.

Hendra R, Ahmad S, Sukari A, Shukor M, Oskoueian E. Flavonoid analyses and antimicrobial activity of various parts of Phaleria macrocarpa (Scheff.). Boerl fruit, Int J Mol Sci. 2011;12(1):3422–31.

Dusica P, Vesna D, Ljubisa B, Mihajo Z. Allicin and related compounds: biosynthesis and pharmacological activity. Physic-Chemical Technology. 2011;24(1):56-19

Pasca S, Jakariah M, Ahmad N. Kajian uji konfrontasi terhadap bakteri pathogen dengan menggunakan metode sebar, metode tuang dan metode gores. J Galung Trop. 2017;6(1):42–8.

Alimsardjono L, Purwono PB, Endraswari PD, Kusumaningrum D, Mertaniasih NM. Pemeriksaan Mikrobiologi pada Penyakit Infeksi. Jakarta: Sagung Seto; 2015.

Prestianti I. Uji Aktivitas ekstrak sarang lebah dan madu hutan dari Kolaka Terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa [Skripsi]. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2017.

Toy TSS, Lampus BS, Hutagalung BSP. Uji daya hambat ekstrak rumput laut (Gracilaria Sp) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. e-GiGi. 2015;3(1):153–9.

Zeniusa P, Ramadhian MR, Nasution SH, Karima N. Uji Daya hambat ekstrak etanol teh hijau terhadap Escherichia coli secara in vitro. Majority. 2019;8(2):136–43.

Schiegel HG. Schmidt K, dikerjakan kembali; Baskoro RMT, penerjemah; Wattimena JK, penyunting. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada; 1994.

Jamili MA, Hidayat MN, Hifizah A. Uji daya hambat ramuan herbal terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Salmonella thypi. JIIP. 2014;1(2):227–39.

Muchtadi T. Teknologi Proses Pengolahan Pangan (3rd ed). Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2008.

Dewi R. Uji kualitatif dan kuantitatif tanin pada kulit dan daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L) secara spektrofotometri menggunakan pereaksi biru Prusia. Farmasi Ubaya. 2011;65(3):257-61

Mehdizadeh L, Pribalouti AG, Moghaddam M. Storage stability of essential oil of cumin (Cuminum Cyminum L.) as a function of temperature. Int J Food Prop [Internet]. 2017;20(2):1742–50. Available from: https://doi.org/10.1080/10942912.2017.1354018

Rowshan V, Bahmanzadegan A, Saharkhiz MJ. Influence of storage conditions on the essential oil composition of Thymus daenensis Celak. Ind Crops Prod [Internet]. 2013;49(August 2013):97–101. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.indcrop.2013.04.029

Mockutë D, Bernotienë G, Judþentienë A. Storage-induced changes in essential oil composition of Leonurus cardiaca L. plants growing wild in Vilnius and of commercial herbs. Chemija. 2005; 93(4):29–32.

Kusmiyati, Agustini N. Uji aktivitas senyawa antibakteri dari mikroalga Porphyridium crentum. Biodiversitas. 2007;8(1):48–53.

Onyeagha R, Uogbogu O, Okeke C. Antimicrobial effects of garlic (Allium sativum Linn), ginger (Zingiber officinale Roscoe) and lime (Citrus aurantifolia Linn). Afr J Biotech. 2014;10(1):552–4.

Li WR, Ma YK, Xie XB, Shi QS, Wen X, Sun TL, et al. Diallyl disulfide from garlic oil inhibits Pseudomonas aeruginosa quorum sensing systems and corresponding virulence factors. Front Microbiol. 2019;10(1):37-8.

Cohen GN. The outer membrane of Gram-negative bacteria and the cytoplasmic membrane. In: Microbial Biochemistry. p. 7-10. Available from: https://link.springer.com/book/10.1007/978-1-4020-2237-1

Downloads

Published

2023-09-24

How to Cite

Aihena, S. N., Taihuttu, Y. M. J., & Rahawarin, H. (2023). Perbandingan Efektivitas Daya Antibakteri Minyak Seith dengan Minyak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa . Medical Scope Journal, 6(1), 28–34. https://doi.org/10.35790/msj.v6i1.48723