Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Urine Pasien Infeksi Saluran Kemih terhadap Jumlah Bakteri

Authors

  • Vidayatul Aziza Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • Chylen S. Rini Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • Andika Aliviameita Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  • Jamilatur Rohmah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

DOI:

https://doi.org/10.35790/msj.v7i1.55142

Abstract

Abstract:  Urinary tract infection (UTI) is caused by the growth of microorganisms in the urinary tract. The gold standard in diagnosing UTI is bacterial count. This study aimed to determine the effects of temperature and storage time for urine of patients with UTI on the number and the species of bacteria, which is important in supporting the diagnosis of UTI. This was a laboratory and experimental study using accidental sampling techniques in accordance with the inclusion criteria. The results showed that at room temperature (20-25oC) the number of bacteria increased faster and was higher than the number of bacteria stored at cold temperature (2-8oC). The number of bacterial colonies was the highest at storage time of 5 hours (5.3x104 CFU/ml) meanwhile the lowest was in fresh urine (3.4 x 104 CFU/ml). The Friedman test showed that there was an effect of temperature and storage time for urine of patients with UTI on the number of bacteria with a sig p-value of 0.001 (p<0.05). In conclusion, the average number of bacteria at room temperature (20-25oC) increased faster than at cold temperature (2-8oC) during a storage time of five hours.

Keywords: urinary tract infection; number of bacteria; storage time; urine

  

Abstrak: Infeksi saluran kemih (ISK) diakibatkan adanya pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih. Baku emas dalam mendiagnosis ISK ialah menghitung jumlah bakteri dalam urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan urin pada pasien ISK terhadap jumlah dan jenis bakteri yang penting dalam menunjang diagnosis ISK. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorik dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pada suhu ruang (20-25oC) jumlah bakteri meningkat lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan jumlah bakteri pada suhu dingin (2-8oC). Rerata jumlah koloni bakteri yang tertinggi yaitu sebesar 5,3x104 CFU/ml didapatkan pada waktu penyimpanan 5 jam di suhu ruang, dan yang terendah pada urin segar sebesar 3,4 x 104 CFU/ml. Hasil uji Friedman menunjukkan terdapat pengaruh suhu dan lama penyimpanan urin pada pasien ISK terhadap jumlah bakteri dengan nilai p=0,001 (p<0,05). Simpulan penelitian ini ialah rerata jumlah bakteri pada suhu ruang (20-25oC) meningkat lebih cepat dibandingkan pada suhu dingin (2-8oC) selama waktu penyimpanan 5 jam.

Kata kunci: infeksi saluran kemih; jumlah bakteri; lama penyimpanan; urin

Author Biographies

Vidayatul Aziza, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia

Chylen S. Rini, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia

Andika Aliviameita, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia

Jamilatur Rohmah, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo, Indonesia

References

Yashir M, Apriani A. Variasi bakteri pada penderita infeksi saluran kemih (ISK). Jurnal Media Kesehatan. 2019;12(2):102–9. Doi:10.33088/jmk.v12i2.441

Sirajudin A, Rahmanisa S. Nanopartikel perak sebagai penatalaksanaan penyakit infeksi saluran kemih silver. Majority. 2016;5(4):1–5. Available from: https://www.scribd.com/document/643491617/Nanopartikel-Perak

Sulistiani AA, Artati, Djasang S, Mursalim. Korelasi hasil bakterial pada urin rutin dengan kultur urin terhadap pasien diagnosa infeksi saluran kemih. Jurnal Media Analis Kesehatan. 2021;12(2):56–65. Doi: https://doi.org/10.32382/mak.v12i2.2461

Rahayu DR, Mangkoedihardjo S. Kajian bioaugmentasi untuk menurunkan konsentrasi logam berat di wilayah perairan menggunakan bakteri (Studi Kasus: Pencemaran Merkuri di Sungai Krueng Sabee, Aceh Jaya). Jurnal Teknik ITS. 2022;11(1):15-22. Doi: 10.12962/j23373539.v11i1.82791

Fitri I, Rizki Aziz ZM, Widyawati DI. Effect of check delay time difference on enumerating bacteria in patients with urinary tract infection. Jurnal Biologi Tropis. 2021;21(3):720–5. Doi: 10.29303/jbt.v21i3.2860

Amaliyah N. Penyehatan Makanan dan Minuman - A (1st ed). Gunawan AT, editor. Yogyakarta: Deepublish; 2017. p. 30–1.

Rini CS, Rochmah J. Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar. Sidoarjo: Umsida Press; 2021.

Fitri I, Imasari T, Nadia D. Pengaruh variasi lama penundaan pemeriksaan terhadap enumerasi bakteri pada urin penderita infeksi saluran kemih (ISK). Jurnal Biologi dan Pembelajarannya (JB&P). 2019;6(2):12–4. Doi: https://doi.org/10.29407/jbp.v6i2.14793

Alimsardjono L, Purwono PB, Endraswati PD, Kusumaningrum D, Mertaniasih NM. Pemeriksaan Mikrobiologi pada Penyakit Infeksi. Jakarta: Sagung Seto; 2015.

Kadarsih A. Hitung jumlah bakteri urin tersangka infeksi saluran kemih pada penyimpanan suhu ruang dan lemari es. Jurnal Analisis Biologi (JAB). 2017;01(2):19–24. Available from: https:// jurnal.yayasanbaktiasih-bdg.co.id/index.php/jab/article/view/132

Tandjungbulu YF, Herman H, Nurdin N, Virgiawan AR, Askar M, Nurfadillah B. Variasi hasil pemeriksaan sedimen urin pada pasien suspek infeksi saluran kemih. Jurnal Media Analis Kesehatan. 2023;14(1):32-42. Doi: https://doi.org/10.32382/mak.v14i1.3263

Grabe MB, Johansen TEB, Botto H, Wullt B, Cek M, Naber K. Guidelines on urological infections. In: European Association of Urology [Internet]. Europa; 2013. Available from: https://uroweb.org/wp-content/uploads/ 19-Urological-infections_LR2.pdf

Naid T, Mangerangi F, Almahdaly H. Pengaruh penundaan waktu terhadap hasil urinalisis sedimen urin. Jurnal Ilmiah As-Syifaa. 2014;6(2):212–9. Doi: https://doi.org/10.56711/jifa.v6i2.51

Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta: Dian Rakyat; 2013.

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011.

Mengal H, Sarwar PG, Ramzan S, Aziz S, Ahmad F, Nisar S, et al. Antimicrobial susceptibility of E. coli isolates from urinary tract infections in Quetta, Pakistan. Pak-Euro Journal of Medical and Life Sciences. 2022;5(2):513–8. Doi: https://doi.org/10.31580/pjmls.v5i2.2471

Rachmawati R, Muzajjanah, Rustam Y. Deteksi bakteri Escherichia coli dalam air minum isi ulang yang disterilisasi ultraviolet di wilayah Kecamatan Jagakarsa. Bioma. 2016;12(1):73-8. Doi: https://doi.org/ 10.21009/Bioma11(1).8

Trisno K, Tono KP, Suarjana IGK. Isolasi dan indentifikasi bakteri Escherichia Coli dari udara pada rumah potong unggas swasta di Kota Denpasar. Indonesia Medicus Veterinus. 2019;8(5):685–94. Available from: ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/57014

Novelni R, Ifmaily, Hanafiah A. Identifikasi dan uji resistensi bakteri dari swab (usap) tenggorokan penyebab pneumonia pada pasien yang di Rawat Inap Bangsal Paru RSUP DR. M Djamil Padang. Jurnal Akademi Farmasi Prayoga. 2020;5(2):50–61. Doi: https://doi.org/10.56350/jafp.v5i2.55

Utamy G, Hasbi M, Purwanto E. Isolasi dan identifikasi bakteri penghasil biosurfaktan pada air kolam anaerob IPAL Industri Minyak Kelapa Sawit. Jurnal Sumberdaya dan Lingkungan Akuatik. 2021;2(1):231–40. Available from: https://jsla.ejournal.unri.ac.id/index.php/ojs/article/view/38

Riga PN, Buntuan V, Rares F. Isolasi dan identifikasi bakteri aerob yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial di Ruangan Instalasi Gizi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. eBiomedik. 2015;3(1):227-35. Doi: https://doi.org/10.35790/ebm.v3i1.6644

Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran (23rd ed). Jakarta: EGC; 2007.

Milanda T, Dewi LK, Kusuma SAF. Detection of chloramphenicol resistance genes (cat) in clinical isolates of Pseudomonas aeruginosa with Polymerase Chain Reaction Method. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy. 2014;3(4):141–50. Doi:10.15416/ijcp.2014.3.4.141

Sumolang SAC, Porotu'o J, Soeliongan S. Pola bakteri pada penderita infeksi saluran kemih di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. eBiomedik. 2013;1(1):597–601. Doi: https://doi.org/10.35790/ebm.v1i1.4605

Mantu FNK, Goenawi LR, Bodhi W. Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014. Pharmacon. 2015;4(4):196–202. Doi: https://doi.org/10.35799/pha.4.2015.10208

Jaya HA, Kumala I, Triswanti N, Hidayat. Hubungan antara perawatan indwelling kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih (ISK) Pada pasien yang terpasang kateter di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Medika Malahayati. 2021;5(4):209-19. Doi: https://doi.org/ 10.33024/jmm.v5i4.6186

Pontoan J, Meila O, Fariza NA. Pola peresepan antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Social Clinical Pharmacy Indonesia Journal (SCPIJ). 2017;2(1):75–82. Doi: https://doi.org/10.52447/scpij.v2i1.904

Widianingsih M, De Jesus AM. Isolasi Escherichia coli dari urine pasien infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri Isolation of Escherichia Coli from urine of patients of urinary tract infection in Bhayangkara Kediri Hospital. Journal of Biology. 2018;11(2):99–108. Doi: http://dx.doi.org/10.15408/ kauniyah.v11i2.5899

Arlita Y. Identifikasi bakteri Escherichia coli dan Salmonella Sp. pada makanan jajanan bakso tusuk di Kota Manado. eBiomedik. 2014;2(1):9–14. Doi: https://doi.org/10.35790/ebm.v2i1.4387

Rengkuan W, Waworuntu OA, Soeliongan S. Isolasi dan identifikasi bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di Irina D RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. eBiomedik. 2016;4(2):1-7. Doi: 10.35790/ebm.4.2.2016.14658

Scania AE, Ningsih I. Pseudomonas aeruginosa: permasalahan, resistensi antibiotik dan pemeriksaan mikrobiologi. Pratista Patologi. 2023;8(3):139–47. Available from: https://majalahpratistapatologi.com/p/ index.php/journal/article/view/131

Sulaimah R, Renshaleksamana E, Zaetun S, Jiwintarum Y, Rohmi. Viabilitas bakteri pada spesimen klinis penderita infeksi saluran kemih menggunakan bio-porter sebagai wadah transport. Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS). 2022;1(1):22–31. Doi: https://doi.org/10.32807/jilts.v1i1.7

Sarihati IGAD, Dewanti B, Burhannuddin. Pengaruh penundaan pemeriksaan urin terhadap jumlah leukosit pada penderita infeksi saluran kemih. Meditory. 2019;7(1):7–12. Doi: https://doi.org/10.33992/m.v7i1.646

Kustiningsih Y, Cahyono JA, Rahmiati N. Pengaruh lama penyimpanan urine pada suhu kamar terhadap jumlah leukosit studi pada penderita diabetes melitus. Medical Laboratory Technology Journal. 2016;2(1):11–7. Doi: https://doi.org/10.31964/mltj.v2i1.25

Apriyani RK, Melani MSE. Hiperglikemia dari sampel urine dengan variasi. Jurnal Kesehatan Tambusai. 2023;4(3):3238–45. Doi: https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.17568

Tarwoto W. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (6th ed). Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika; 2023.

Suryani Y. Fisiologi Mikroorganisme. Bandung: Gunung Djati Publishing; 2022.

Downloads

Published

2024-06-13

How to Cite

Aziza, V., Rini, C. S., Aliviameita, A., & Rohmah, J. (2024). Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Urine Pasien Infeksi Saluran Kemih terhadap Jumlah Bakteri . Medical Scope Journal, 7(1), 64–73. https://doi.org/10.35790/msj.v7i1.55142