Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ)
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj
<p>Jurnal Farmasi Medika merupakan jurnal yang diterbitkan oleh PS. Farmasi FMIPA Universitas Sam Ratulangi dengan frekuensi terbit 2 kali dalam setahun di bulan Juni dan Desember. Tujuan pernebitan jurnal ini adalah untuk memberikan sarana bagi para akademisi, peneliti maupun praktisi untuk mempublikasikan artikel penelitian atau telaah artikel. Jurnal ini menyediakan isi yang dapat diakses secara bebas dan terbuka untuk umum sehingga dapat mendukung pertukaran pengetahuan</p> <p> </p>en-USfarmasimedica@unsrat.ac.id (Elly Juliana Suoth)irmaantasionasti07@gmail.com (Irma Antasionasti)Tue, 31 Dec 2024 00:00:00 +0800OJS 3.3.0.12http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60PENGARUH KONSENTRASI GLUKOMANAN TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN GEL ASAM ASKORBAT
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/59166
<p><em>Gel preparations usually contain gelling agents which are critical factors that can affect the physical properties of the gel. The purpose to determine the appropriate variation of glucomannan concentration in the formulation of ascorbic acid gel on the physical characteristics of the gel. The research method began with the formulation of gel preparations using glucomannan as a gelling agent with variations in glucomannan concentrations at F1 (1%), F2 (1.5%) and F3 (2%). The gels were evaluated by their physical properties, including in the organoleptic, pH, homogeneity, adhesion, and spreadability tests. The research showed that in the pH and adhesiveness tests, increasing the concentration of glucomannan could increased the pH and adhesiveness of the gel. However, the spreadability of the gel decreased with increasing glucomannan concentration. The gel formula with 2% glucomannan concentration (F3) showed higher adhesion, as well as higher pH, although the gel spreadability decreased. </em><em>From the evaluation results, all meet requirement for physically stable.</em></p>Surya Sumantri Abdullah, Irma Antasionasti, Gerald Edward Rundengan, Ezrani Tasiam, Rezky Putri Indarwati Abdullah
Copyright (c) 2025 Surya Sumantri Abdullah, Antasionasti Irma, Rundengan Gerald, Tasiam Ezrani, Abdullah Rezky Putri Indarwati
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/59166Tue, 28 Jan 2025 00:00:00 +0800PEMBUATAN CUKA SALAK DAN PENGARUH PEMBERIAN CUKA SALAK TERHADAP KADAR ASAM URAT TIKUS PUTIH HIPERURISEMIA
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/60517
<p>Hiperurisemia adalah penyakit metabolik yang disebabkan oleh kelainan metabolisme purin, terutama karena peningkatan pembentukan atau penurunan ekskresi urat. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa terdapat 7,44 juta kasus hiperurisemia di seluruh dunia pada tahun 2017 dan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) pada tahun 2018, prevalensi penyakit sendi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 8,35%, di atas rata-rata nasional sebesar 7,3%, selain faktor genetik makanan tinggi purin juga menjadi faktor risiko asam urat. Salak merupakan salah satu buah yang potensial untuk dikembangkan menjadi produk farmasi. Cuka adalah produk yang diperoleh dari fermentasi bahan yang mengandung gula atau pati melalui proses fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan cuka salak dan untuk menguji efek pemberian cuka salak pada tikus putih hiperurisemia yang diinduksi dengan jus hati ayam. Cuka salak diperoleh dari fermentasi buah salak dengan menggunakan bakteri <em>Saccharomyces cereviciae</em> dan bakteri <em>acetobacter aceti</em>. Data menunjukkan bahwa cuka salak memiliki aroma khas buah salak dengan pH 3,46. Aktivitas antihiperurisemia menunjukkan bahwa cuka salak memiliki potensi untuk menurunkan kadar asam urat pada tikus putih hiperurisemia.</p>Olvie Syenni Datu, Jainer Pasca Siampa, Julianri Sari Lebang
Copyright (c) 2025 Olvie Syenni Datu, Jainer Pasca Siampa, Julianri Sari Lebang
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/60517Fri, 14 Feb 2025 00:00:00 +0800Penentuan nilai IC50 Karang Lunak Lobophytum sp. dan Sarcophyton sp. dari Perairan Pantai Parentek Kabupaten Minahasa
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/58117
<p>Karang lunak bertahan hidup dengan mengeluarkan metabolit sekunder sebagai respon terhadap lingkungan. Metabolit sekunder ini diketahui memiliki aktivitas farmakologi salah satunya antioksidan. Senyawa antioksidan berperan melengkapi elektron radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol <em>Lobophytum sp. </em>dan<em> Sarcophyton sp.</em>. Jenis penelitan ini merupakan eksperimental laboratorium dengan pengujian terhadap ekstrak etanol karang lunak <em>Lobophytum sp. dan Sarcophyton sp.</em> menggunakan metode DPPH (1-1-diphenyl-2-picrylhidrazyl). Aktivitas antioksidan ditentukan dengan nilai IC<sub>50</sub>. Dari hasil perhitungan IC<sub>50</sub>, didapatkan ekstrak karang lunak Lobophytum sp. 14.5732 mg/L dan Sarcopyhton sp. 24,3527 mg/L dan. Nilai IC<sub>50</sub> dari Sarcophyton sp maupun <em>Lobophytum sp.</em> yang diperoleh dari Perairan Pantai Parentek Kabupaten Minahasa masuk kategori sangat kuat dengan nilai dibawah 50 mg/L.</p>Erladys Melindah Rumondor, Adithya Yudistira, Defny Silvia Wewengkang, Elly Juliana Suoth, Henki Rotinsulu, Berlian Tasya Tumundo, Eunike Elizabeth Kindangen
Copyright (c) 2024 Erladys Melindah Rumondor, Adithya Yudistira, Defny Silvia Wewengkang, Elly Juliana Suoth, Henki Rotinsulu, Berlian Tasya Tumundo, Eunike Elizabeth Kindangen
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/58117Sat, 21 Sep 2024 00:00:00 +0800EVALUASI PENGELOLAAN OBAT RUSAK ATAU KEDALUWARSA DI RUMAH SAKIT TK. II R. W. MONGISIDI MANADO
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/56050
<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Drug Management in health services center was very crucial because that can guarantee the suitability of quality and drug needs which contain the management of unused or expired medicine. The aim of the study was to to know the suitability between how unused/expired medicine management in Grade II R. W Mongisidi Hospital Manado with guideline from Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2021. The research was an observational study qualitatively describes restrospectively primerly data collected with observe the unused/expired medicine and the result of an interview form from Pharmacy and warehouse attendant at hospital and prospectively secondary data from analyzed the monthly report documentation from August to October 2023 period. The result of the study showed that percentage of the suitability between how unused/expired medicine management in Hospital with guideline from Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2021 was 76% which categorized as good and several factor that can influence the unused/expired drug was the alteration of regulation from BPJS, the exchange of rules from hospital direction, over-procurement, the exchange of consumption pattern, and the decreased of patient visits. </em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>:</em> <em>drug management, unused medicine, expired medicine, hospital</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pentingnya manajemen pengelolaan obat di pusat pelayanan kesehatan dapat menjamin terpenuhinya kesesuaian kebutuhan dan kualitas obat, salah satunya pengelolaan obat rusak atau kedaluarsa. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian pengelolaan obat rusak/kedaluwarsa dengan pedoman yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2021 dan apa saja faktor-faktor yang menyebabkan obat rusak atau kedaluwarsa di Rumah Sakit Tk. II R. W. Mongisidi Manado. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat kualitatif dengan pendekatan retrospektif dimana data diperoleh dengan observasi pengelolaan obat rusak/kedaluwarsa dan wawancara kepada Apoteker Penanggung Jawab dan Petugas serta secara prospektif data sekunder dengan menganalisis dokumentasi laporan bulanan obat rusak atau kedaluwarsa di Rumah Sakit periode Agustus sampai bulan Oktober tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase kesesuaian Pengelolaan Obat Rusak atau Kedaluwarsa dengan Pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia RI Tahun 2021 adalah sebesar 76% dengan kategori baik dan beberapa faktor yang menyebabkan obat rusak atau kedaluwarsa yaitu perubahan regulasi obat tanggungan BPJS, perubahan aturan dari pimpinan RS, pengadaan obat berlebih, perubahan pola konsumsi, dan penurunan kunjungan pasien.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata kunci</strong>: manajemen obat, obat rusak, obat kedaluwarsa, rumah sakit</p>Gayatri Citraningtyas, Fridly Manawan, Marhaenus Rumondor, Gerald Rundengan
Copyright (c) 2024 Gayatri Citraningtyas
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/56050Mon, 30 Sep 2024 00:00:00 +0800PENGEMBANGAN FORMULA BODY LOTION EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI PELEMBAB : UJI EFEKTIVITAS MENGGUNAKAN SKIN MOISTURE ANALYZER
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/58948
<p><em>Nowadays, modern society's activities are mostly carried out outside, so the harmful effects of changes in temperature, exposure to UV radiation, pollution and air humidity, namely a decrease or even loss of skin moisture, cannot be avoided. If untreated, reduced moisture in the skin will not only make the skin scaly, but will also cause irritation or injury to the skin. This research aimed to test the moisturizing effect of the best body lotion formula and also test irritation and hedonics. This test had received ethical approval and was carried out on the same panelists and the moisturizing effect of the preparation was measured using a skin moisture analyzer. The results obtained show that the formulation could increase the moisture of the panelists' skin by</em><em> 56% and </em><em>irritation testing showed no redness and swelling</em><em>. </em><em>So it can be concluded that the cinnamon extract body lotion formula had a moisturizing effect</em><em> and </em><em>not irritating</em><em> so it was harmless to apply on the skin</em><em>.</em></p>Jainer Siampa, Adelfia Papu, Imam Jayanto
Copyright (c) 2024 Jainer Siampa, Adelfia Papu, Imam Jayanto
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/58948Sat, 23 Nov 2024 00:00:00 +0800PENGARUH PEMBERIAN SUBKRONIK INFUSA ROSELLA TERHADAP GAMBARAN MAKROSKOPIK ORGAN LAMBUNG DAN HEPAR TIKUS PUTIH
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/57602
<p>Rosella (<em>Hibiscus sabdarifa</em>) merupakan tanaman obat yang memiliki banyak manfaat dan perlu diteliti data keamanan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian subkronik infusa kelopak bunga rosella terhadap lambung dan hepar tikus putih. Rosella diekstraksi menggunakan metode infus dengan 3 konsentrasi berbeda. Infusa selanjutnya diberikan kepada tikus selama 28 hari. Parameter pengamatan yaitu ada tidaknya kematian hewan, penurunan berat badan, nilai indeks organ dan abnormalitas organ yang diamati secara makroskopik. Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan gejala toksik dan kematian hewan, peningkatan berat badan hewan pada setiap waktu pengukuran, tidak terjadi perubahan warna dan konsistensi organ lambung dan hepar pada ketiga kelompok hewan yang diberi infusa. Tetapi nilai indeks organ hepar pada pemberian infusa konsentrasi 12,5% dan 25% menunjukkan perbedaan signifikan dengan kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa Pemberian subkronik infusa rosella tidak menimbulkan abnormalitas organ lambung dan hepar tikus, tetapi pada konsentrasi 12,5% dan 25% terjadi penurunan indeks organ hepar.</p>Julianri Sari Lebang, Olvie Syenni Datu, Gerald Edward Rundengan
Copyright (c) 2024 Julianri Sari Lebang, Olvie Syenni Datu, Gerald Edward Rundengan
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/57602Tue, 03 Dec 2024 00:00:00 +0800Pengembangan dan Karakterisasi Gel Asam Salisilat Menggunakan Pati Sagu Pregelatinasi yang Dimodifikasi sebagai Agen Pembentuk Gel
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/58411
<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Natural sago starch has limitations, including low solubility, weak structure, and poor storage stability. Modification through pregelatinization can improve the functional properties of starch, including its role as a gelling agent. This study aims to formulate and evaluate a salicylic acid gel using pregelatinized modified sago starch as a gelling agent. The pregelatinized starch was characterized and then formulated into a gel preparation and evaluated for its physical properties. The characterization results showed a starch content of 85.27% with amylose 27.42%, and amylopectin 57.84%. The swelling power was 20.22 g/g, solubility 61.19%, and the degree of gelatinization reached 61.83%. The physical tests of the gel showed good results, including pH (4.8-5.3), adhesion (1.47-4.70 seconds), and spreadability (4.67-7.29 cm). In conclusion, pregelatinized sago starch can function as an effective gelling agent in the formulation of salicylic acid gel.</em></p> <p><strong>Keywords</strong>:<em> Pregelatinization, </em><em>Gelling agent, Sago Starch (Metroxylon </em><em>sp.), Gel</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pati sagu alami memiliki keterbatasan, termasuk kelarutan yang rendah, struktur yang lemah dan stabilitas penyimpanan yang buruk. Modifikasi melalui pregelatinisasi dapat meningkatkan sifat fungsional pati, termasuk sebagai bahan pembentuk gel. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengevaluasi gel asam salisilat menggunakan pati sagu termodifikasi pregelatinasi sebagai agen pembentuk gel. Pati alami yang mengalami proses pregelatinisasi dikarakterisasi dan kemudian diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dan dievaluasi fisik gel. Hasil karakterisasi menunjukkan kadar pati sebesar 85,27% dengan kadar amilosa 27,42%, dan amilopektin 57,84%. Swelling power adalah 20,22 g/g, kelarutan 61,19%, dan derajat gelatinisasi mencapai 61,83%. Uji fisik gel menunjukkan hasil yang baik, termasuk pH (4,8-5,3), daya lekat (1,47-4,7 detik), dan daya sebar (4,67-7,29 cm). Kesimpulannya, pati sagu pregelatinisasi dapat berperan sebagai gelling agent yang efektif dalam formulasi gel asam salisilat.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Pregelatinasi, Agen Pembentuk Gel, Pati Sagu (<em>Metroxylon</em> sp.), Gel</p>Karlah Lifie Riani Mansauda, Elly Juliana Suoth, Erladys M. Rumondor
Copyright (c) 2024 Karlah Lifie Riani Mansauda, Elly Juliana Suoth, Erladys M. Rumondor
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/58411Wed, 04 Dec 2024 00:00:00 +0800Analisis Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam Di Rsud Raja Ahmad Tabib
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/53534
<p><em>Treatment of infectious diseases relies heavily on the use of antibiotics. The use of antibiotics triggers antibiotic resistance and is accelerated by inappropriate administration of antibiotics. It is hoped that wise use of antibiotics and optimal infection control can prevent antibiotic resistance from occurring. One way to reduce antibiotic resistance is to evaluate antibiotic use. The aim of the research is to look at the quantitative picture of antibiotic use, determine antibiotic Drug Utilization (DU) 90% and determine the percentage of total antibiotic consumption (DDD) based on the AWaRe (access, watch, reserve) category in Internal Medicine inpatients for the period January – August 2022. This research is a descriptive-analytic study with retrospective data collection which is then analyzed using the ATC/DDD method. The results of the study showed that the highest DDD/100 inpatient days were ceftriaxone (38.20), ceftazidime (13.13) and levofloxazin (6.59). Antibiotics included in the 90% DU are ceftriaxone, ceftazidime, levofloxazin, metronidazole, ampicillin sulbactam, vancomycin and meropenem. The use of antibiotics based on the AWaRe group was access 14.38%, wacth 81.50% and reserve 4.12%.</em></p> <p> </p> <p>Pengobatan penyakit infeksi sangat bergantung pada penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik memicu terjadinya resistensi antibiotik dan dipercepat dengan pemberian antibiotik yang tidak tepat. Penggunaan antibiotik yang bijak dan pengendalian infeksi secara optimal diharapkan dapat menghambat terjadi resistensi antibiotik. Salah satu cara untuk mengurangi terjadi resistensi antibiotik adalah dengan melakukan evaluasi penggunaan antibiotik. Tujuan penelitian adalah melihat gambaran penggunaan antibiotik secara kuantitatif, menentukan antibiotik Drug Utilization (DU) 90% dan menentukan persentase total konsumsi antibiotik (DDD) berdasarkan kategori AWaRe (access, watch, reserve) pada pasien rawat inap Penyakit Dalam periode Januari – Agustus 2022. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik dengan pengambilan data secara retrospektif yang selanjutnya dianalisis menggunakan metode ATC/DDD. Hasil penelitian menunjukkan nilai DDD/100 hari rawat inap terbanyak adalah seftriakson (38.20), seftazidim (13.13) dan levofloksazin (6.59). Antibiotik yang termasuk dalam DU 90% adalah seftriakson, seftazidim, levofloksazin, metronidazol, ampisilin sulbactam, vankomisin dan meropenem. Penggunaan antibiotik berdasarkan kelompok AWaRe adalah access 14,38%, wacth 81,50% dan reserve 4.12%.</p>Yerlina, Dina Mulyana Syafitri
Copyright (c) 2024 Yerlina, Dina Mulyana Syafitri
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/53534Mon, 23 Dec 2024 00:00:00 +0800UJI ANTIOKSIDAN JAMUR ENDOFITIK BJS-3 YANG BERASOSIASI DENGAN BIJI SAMBILOTO (Andrographis paniculata) MENGGUNAKAN METODE DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhirazil) PADA MEDIA PERTUMBUHAN KACANG HIJAU
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/55890
<p>Sambiloto (<em>Andrographis paniculata</em>) adalah salah satu tanaman yang tergolong dalam famili <em>Acanthaceae. A</em>. paniculata dilaporkan mengandung metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antioksidan dan efektif dalam menetralisir radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis uji skrining fitokimia dan menguji aktivitas antioksidan (<em>IC</em><sub>50</sub>) jamur endofitik BJS-3 yang berkolonisasi dalam biji sambiloto. Uji analisis fitokimia mengindikasikan ekstrak etil asetat (EtOAc) jamur endofitik BJS-3 positif mengandung senyawa alkaloid, steroid, terpenoid, dan fenolik. Hasil uji antioksidan yang diperoleh menunjukkan adanya kemampuan aktivitas antioksidan tinggi dengan nilai <em>IC<sub>50</sub></em> = 70,82 ppm. Menariknya, aktivitas antioksidan jamur BJS-3 pada media pertumbuhan kacang hijau pertama kali dilakukan pada penelitian ini.</p>Rani Yusnita, Wandi Oktria, Mauline Adia Silvani, Riga Riga
Copyright (c) 2024 Rani Yusnita, Wandi Oktria, Mauline Adia Silvani, Riga Riga
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/55890Sat, 28 Dec 2024 00:00:00 +0800STANDARISASI EKSTRAK MANGROVE Sonneratia ovata Backer. DARI DESA TONGKAINA, BUNAKEN, SULAWESI UTARA SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT TOPIKAL
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/59468
<p>Mangrove merupakan tanaman yang tumbuh pada area pantai atau daerah pesisir, hingga membentuk ekosistem hutan mangrove. Mangrove memiliki kandungan metabolit sekunder yang sangat beragam dan sangat berpotensi sebagai bahan baku obat-obatan. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi dan standarisasi ekstrak daun mangrove <em>Sonneratia ovata</em> Backer. yang dikoleksi dari desa Tongkaina, Sulawesi Utara. Metode standarisasi ekstrak dengan melakukan pengujian parameter spesifik dan parameter non-spesifik ekstrak serta pengujian sterilitas ekstrak etanol daun mangrove <em>Sonneratia ovata </em>Backer. dari desa Tongkaina. Nilai kadar sari ekstrak etanol terlarut air adalah 18,78 % dan nilai kadar sari ekstrak larut etanol adalah 25,44%. Nilai susut pengeringan dari ekstrak etanol daun <em>S. ovata</em> adalah 0,187 % dan nilai kadar air dalam ekstrak adalah 7,254 %. Nilai kadar abu ekstrak daun <em>S. ovata</em> adalah 3,940 % dan nilai kadar abu tidak larut asam adalah 0,410 %. Ekstrak etanol daun <em>S. ovata</em> bebas kontaminan mikroorganisme dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku zat aktif sediaan topikal berbasis bahan alami.</p> <p> </p>Hosea Jaya Edy, edy Parwanto, Sri Sudewi, Yuanita Amalia Hariyanto
Copyright (c) 2024 edy Parwanto, Hosea Jaya Edy, Sri Sudewi, Yuanita Amalia Hariyanto
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pmj/article/view/59468Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0800