Identifikasi Strata Tajuk Agrisilvikultur di Desa Warembungan

Authors

  • Gusnayanti Rante Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
  • Semuel P. Ratag Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
  • Euis F.S. Pangemanan Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

DOI:

https://doi.org/10.35791/sil.v1i2.41313

Abstract

Agrisilvikultur merupakan sistem agroforestry yang mengkombinasikan antara tanaman kehutanan dan tanaman pertanian. Sistem agrisilvikultur di desa Warembungan memiliki pola tanam acak dan teratur yang membentuk suatu sistem mirip hutan, pada hutan alamiah memiliki lima strata tajuk yang digolongkan berdasarkan tinggi tegakan yaitu stratum A (> 30 m) stratum B (>20-30 m) stratum C (>4-20 m) stratum D (>1-4) dan stratum E (< 1 m). Identifikasi strata tajuk agrisilvikultur sendiri perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan komposisi tiap stratum, sebagai sumber data untuk studi lanjut yang berkaitan dengan agrisilvikultur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan yang terfokus pada jenis tanaman, jumlah tanaman, tinggi tanaman dan luas lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapati 55 jenis yang terdiri dari 11 jenis tanaman kehutanan dan 44 jenis tanaman pertanian. Jenis tanaman kehutanan yang paling banyak ditemukan pada petak sampel yaitu gamal (Gliricidia sepium) berjumlah 981 pohon dan jenis tanaman pertanian paling banyak yaitu daun nasi berjumlah 1479  rumpun, terdapat pada 4 stratum dalam 30 petak sampel. Stratum C dengan jenis tanaman terbanyak (33 jenis) dan stratum B paling sedikit (11 jenis). Kerapatan tiap stratum dipengaruhi oleh jumlah tanaman dan luas petak lahan. Kerapatan paling tinggi pada petak sampel A3 dalam stratum E (1644,74). Kerapatan paling rendah pada petak sampel A25 dalam stratum D (2,71).

References

Waryana, A. 2016. Mengenal Sistem Pertanian Agroforestri. Kabartani 2020. kabartani.com. 10 Februari 2022.

Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta

IPNI. 2022. https://www.ipni.org diakses 12 April 2022

Kogoya, Y., H.D. Walangitan dan R.P. Kainde. 2018. Forestri Pola Kebun Campuran Di Desa Warembungan Kecamatan Pineleng Provinsi Sulawesi Utara. Cocos 1(2):1-7.

Kerlinger, F.N. & H.B. Lee. 2000. Foundations of Behavioral Research (4th Ed.). Hartcourt College Publishers. Orlando.

Mahendra, F. 2009. Agroforestri. Sistem Agroforestri Dan Aplikasinya. Graha ilmu. Yogyakarta.

Soerianegara, I. dan A. Indrawan. 1988. Ekologi Hutan Indonesia, Laboratorium Ekologi Hutan.Fakultas Kehutanan, IPB. Bogor.

Sugioyono. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Jakarta.

Downloads

Published

2022-08-25

Issue

Section

Artikel

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3