Silvarum https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum <p>Silvarum adalah jurnal ilmiah nasional yang memuat artikel-artikel ilmiah tentang hasil penelitian dan tinjauan tentang ilmu kehutanan, pelestarian sumber daya hutan dan rehabilitasi hutan termasuk topik-topik lain yang terkait hutan dan kehutanan. Jurnal ini diterbitkan secara online 3 kali setahun dan dalam bentuk cetakan setahun sekali. Sirvarum terbit pertama kali pada tahun 2022 bulan April. Silvarum diturunkan dari istilah latin untuk hutan.</p> en-US <p class="CDt4Ke zfr3Q" dir="ltr">Penulis yang mengirimkan naskah memahami bahwa jika diterima untuk diterbitkan, Hak Kekayaan Intelektual ada pada penulis tetapi Hak Cipta artikel akan diberikan kepada penerbit Jurnal Silvarum.</p><p class="CDt4Ke zfr3Q" dir="ltr">Hak Cipta mencakup hak eksklusif untuk memperbanyak dan mengirimkan artikel dalam segala bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahan. Penggandaan setiap bagian dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan transmisinya dengan bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Jurnal Silvarum</p> jtasirin@unsrat.ac.id (Johny S. Tasirin) silvarumviventibus@gmail.com (Editor Teknis) Wed, 20 Dec 2023 11:45:49 +0800 OJS 3.3.0.12 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Utilization of Non-Timber Forest Products (HHBK) by Communities Around Tondei II Village Forest, West Motoling District, South Minahasa Regency https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/49539 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian bertujuan mendeskripsikan jenis HHBK yang dimanfaatkan masyarakat sekitar hutan di&nbsp; Desa Tondei II Kecamatan Motoling Barat, Kabupaten Minahasa Selatan. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan triangulasi. Pemilihan responden dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu Kepala Desa, Sekertaris Desa, dan masyarakat/petani yang memanfaatkan HHBK pada lokasi penelitian.</p> <p>Berdasarkan hasil penelitian ini, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) di Desa Tondei II Kecamatan Motoling Barat, Kabupaten Minahasa Selatan meliputi jenis flora dan fauna. HHBK jenis flora yaitu aren, bambu, dan pala sedangkan jenis fauna adalah tikus hutan dan lebah liar. Aren yang di manfaatkan bagian nira kemudian diolah menjadi gula merah; bambu di manfaatkan sebagai pagar, ajir, tangga, kandang ayam, peralatan-peralatan dapur, penahan atap maupun penahan bangunan; pala&nbsp; dimanfaatkan hanya biji saja sementara daging buah dibuang; tikus hutan dagingnya dikonsumsi atau dijual; dan lebah liar yang dimanfaatkan adalah madunya.</p> <p>Kata kunci : HHBK, masyarakat Tondei II.</p> lazuardi nurul falah, Euis F.S. Pangemanan, Maria Y.M.A. Sumakud Copyright (c) 2023 lazuardi nurul falah, Euis F.S. Pangemanan, Maria Y.M.A. Sumakud https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/49539 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800 Persepsi Petani terhadap Praktek Agroforestri di Desa Warembungan, Kecamatan Pineleng, Sulawesi Utara https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53214 <p>Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari persepsi petani tentang praktek agroforestri ini dilaksanakan di desa Warembungan Kecamatan Pineleng pada bulan September sampai dengan Oktober 2021. Metode survey lapangan serta wawancara dilakukan terhadap responden yang adalah petani agroforestri di desa Warembungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persepsi petani terhadap praktek agroforestri di Desa Warembungan tergolong tinggi serta berkorelasi dengan faktor usia dan tingkat pendidikan.</p> Hasni Hasni, Martina A. Langi, Semuel P. Ratag Copyright (c) 2023 Hasni Hasni, Martina A. Langi, Semuel P. Ratag https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53214 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800 Inventarisasi Bambu di Sepanjang Sungai Tumbohon Hutan Lindung Gunung Saoan II, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53216 <p>Bambu di Indonesia dapat ditemukan mulai dari dataran rendah hingga sampai ke dataran tinggi atau pegunungan. Umumnya bambu dapat ditemukan di tempat-tempat terbuka namun terdapatjuga yang ditemukan dalam keadaan cukup tertutup. Bambu hidup tumbuh umumnya dalam kondisi merumpun, mempunyai ruas-ruas dan buku-buku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis- jenis bambu yang ada disepanjang sungai Tumbohon Hutan Lindung Gunung Saoan II, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Dalam penelitian ini data dianalisis dan disajikan secara deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memvalidasi data terkait bambu kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang dilengkapi dengan gambar dari setiap jenis dengan mengacu kepada herbarium dan kunci identifikasi yang telah dibuat. Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi yang dilakukan disepanjang tepi Sungai Tumbohon, Hutan Lindung Gunung Saoan II ditemukan sebanyak 3 jenis bambu dari 2 marga. Jenis bambu yang ditemukan adalah Buluh nasi jaha (<em>Schizostachyum brachycladum</em> Kurz), Buluh pagar (<em>Gigantochloa atter</em> (Hassk) Kurz), dan Bambu gombong (<em>Gigantochloa verticillata</em> (Willd.) Munro). Bambu gombong merupakan catatan baru di Sulawesi.</p> Niksen Tuong, Marthen T. Lasut, Euis F.S. Pangemanan Copyright (c) 2023 Niksen Tuong, Marthen T. Lasut, Euis F.S. Pangemanan https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53216 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800 Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Kelurahan Manado Tua II, Kecamatan Bunaken Kepulauan https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53218 <p>Kelurahan Manado Tua II terlertak di kepulauan Manado Tua Kecamatan Bunaken Kepulauan. Masyarakat di kelurhan Manado Tua II yang bermukim di sekitaran hutan umumnya memanfaatkan sumber daya hutan untuk keperluan sehari-hari salah satunya yaitu tumbuhan obat. Pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan secara tradisional untuk pengobatan atau perawatan kesehatan sehari-hari pengetahuan itu didapatkan secara turun-temurun. Di Kelurahan Manado Tua II masih banyak yang menggunakan tumbuhan obat tapi sayangnya sejauh ini belum pernah ada penelitian tentang penggunaan atau pemanfaatan tumbuhan obat sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa lama kelamaan hal ini akan menghilang atau resepnya tidak lengkap. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman serta pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kelurahan Manado Tua II Kecamatan Bunaken Kepulauan pada bulan Februari 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi lapangan. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam observasi ini yaitu teknik Snowball sampling responden ditentukan berdasarkan informasi dari pihak kelurahan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui 26 jenis tumbuhan dari 20 famili yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat yaitu daun, kulit pohon, buah, semua bagian tumbuhan, akar, getah, bunga, dan rimpang. Berdasarkan habitus, dari 26 jenis tumbuhan obat yang paling banyak dimanfaatkan yaitu herba 14 jenis (54%), pohon 7 jenis (27%) dan perdu 5 jenis (19%). Khasiat dari tumbuhan yang diperoleh salah satunya melancarkan persalinan, dan mengobati penyakit sarampa/morbili, dibalurkan pada benjolan merah di kepala bayi, mengobat ginjal, mengobati panas, mengobati sakit perut, mengobati kencing batu, mengobati sakit pinggang, mengobati diare anak-anak, menurunkan kolestrol, mengobati keracunan, mengobati maag, mengobati patah tulang dan mengobati stroke.</p> Brayen J. Alexsandro, Marthen T. Lasut, Euis F.S. Pangemanan Copyright (c) 2023 Brayen J. Alexsandro, Marthen T. Lasut, Euis F.S. Pangemanan https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53218 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800 Identifikasi Tumbuhan Obat di Desa Kima Bajo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53219 <p>Tumbuhan obat bagi masyarakat pedesaan maupun yang tinggal di sekitar kawasan hutan mempunyai peran yang sangat penting, apalagi daerah dengan fasilitas kesehatan yang masih sangat terbatas (Hidayat dan Hardiansyah, 2012). Penggunaan tumbuhan obat ini telah dilakukan turun temurun dari generasi ke generasi selama ratusan bahkan ribuan tahun yang dikenal sebagai tumbuhan obat dari nenek moyang. Desa Kima Bajo merupakan daerah pesisir yang terletak di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Di desa tersebut, masih ditemukan masyarakat yang memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional. Sejauh ini belum ada penelitian yang dilakukan di tempat ini mengenai jenis dan pemanfaatan tumbuhan obat di desa tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis tumbuhan obat apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan bagaimana cara pengolahan serta pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Desa Kima Bajo. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengetahui cara pengolahan serta pemanfaatan tumbuhan obat di Desa Kima Bajo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara wawancara dan observasi lapangan. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 5 (batra). Hasil dari penelitian didapatkan 24 jenis tumbuhan dari 18 famili yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Anggota famili yang paling banyak digunakan adalah Malvaceae dan Moraceae masing-masing (3 jenis), pohon merupakan habitus yang paling banyak dimanfaatkan (10 jenis), bagian daun yang paling banyak digunakan untuk diolah menjadi obat (11 jenis), pengolahan dengan cara direbus, diseduh, ditempel dan yang paling banyak dilakukan yaitu direbus (14 jenis). Manfaat dari tumbuhan obat dapat menyembuhkan penyakit kanker payudara, menghentikan pendarahan, mengobati sakit pinggang, asam urat, maag, liver, penyakit gula dan lain sebagainya.</p> Vanni Berliani Palamba, Marthen T. Lasut, Semuel P. Ratag Copyright (c) 2023 Vanni Berliani Palamba, Marthen T. Lasut, Semuel P. Ratag https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53219 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800 Identifikasi Perilaku Harian Alpha Male Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) pada Kelompok Pantai Batu 1B di Taman Wisata Alam Batuputih https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53221 <p><em>Macaca nigra</em> merupakan satwa liar yang hidup secara berkelompok. Tiap kelompok monyet hitam memiliki pemimpin yang disebut jantan dominan (<em>alpha male</em>). <em>Alpha male</em> memiliki karakteristik tubuh serta suara yang khas. Dampak dari perburuan liar serta perusakan habitat mengakibatkan turunnya populasi beberapa satwa yang dilindungi salah satunya <em>M. nigra</em> sehingga diperlukan berbagai bentuk kegiatan atau penanganan yang bersifat konservasi. Penelitian mengenai perilaku harian <em>alpha male</em> <em>M. nigra</em> dianggap penting dilakukan untuk mendapatkan data yang spesifik terhadap perilaku <em>Alpha male</em> yang berbeda dengan monyet hitam lain pada kelompoknya. Tujuan penelitian ini untuk mengamati perilaku hari dari <em>alpha male</em> monyet hitam Sulawesi pada kelompok Pantai Batu 1b yang berada di Taman Wisata Alam Batuputih. Penelitian ini mengikuti dan mengamati satu individu yang diobservasi dalam durasi waktu tertentu. Pengamatan perilaku dilakukan secara terus menerus selama tujuh hari pengamatan pada pukul 5.00-18.00. Setiap aktivitas jenis perilaku dari <em>alpha male</em> diamati dan dicatat dengan interval waktunya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perilaku hari dari <em>alpha male</em> <em>M. nigra</em> pada kelompok Pantai Batu 1b di Taman Wisata Alam Batuputih dengan proporsi perilaku paling tinggi adalah perilaku berpindah yaitu 35.3% frekuensi relatif dengan durasi relatif 35.5%, diikuti perilaku sosial 28.4% frekuensi relatif dengan durasi relatif 18.8%, kemudian perilaku makan 18.8% frekuensi relatif dengan durasi relatif 22.4%. Sedangkan untuk perilaku istirahat merupakan perilaku yang paling rendah yaitu 17.5% frekuensi relatif dengan durasi relatif 23.2%.</p> Muhammad Ibnu Yusan B. Marsaoly, Johny S. Tasirin, Wawan Nurmawan Copyright (c) 2023 Muhammad Ibnu Yusan B. Marsaoly, Johny S. Tasirin, Wawan Nurmawan https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53221 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800 Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan kayu oleh Masyarakat sekitar Hutan Kampung Manunggal Jaya, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Papua https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53223 <p>Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia salah satunya di Kampung Manunggal Jaya Distrik Makimi Kabupaten Nabire Papua dengan status hutan APL dan luas kawasan hutan kurang lebih 525 ha. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis hasil hutan&nbsp; bukan kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan manfaat hasil hutan bukan kayu di Kampung Manungga Jaya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan survei langsung untuk mendapatkan informasi data menggunakan kuisioner kepada 30 responden yang sudah ditentukan sebelumnya. Jenis hasil hutan bukan kayu di Kampung Manunggal Jaya yaitu buah merah (<em>Pandanus conoideus</em>) untuk pangan, pewarna makanan, pakan ternak, dan obat herbal, daun gatal (<em>Laportea decumana</em>) untuk obat herbal, matoa (<em>Pometia pinnata</em>)buahnya sebagai pangan, melinjo (<em>Gnetum gnemon</em>) kulit batangnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan noken dan daun untuk pangan, rotan (<em>Calamus</em> sp) dimanfaatkan sebagai tali busur , ikan mujair (<em>Oreochromis mossambicus</em>), ikan gabus (<em>Channa striata</em>), dan babi hutan (<em>Sus scrofa</em>) dijadikan pangan. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa pemanfaatan HHBK oleh masyarakat Kampung Manunggal Jaya masih berkembang.</p> Veby Yola Korwa, Marthen T. Lasut, Euis F.S. Pangemanan Copyright (c) 2023 Veby Yola Korwa, Marthen T. Lasut, Euis F.S. Pangemanan https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53223 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800 Distribution of Namnam Trees (Cynometra cauliflora L.) on Sangihe Besar Island, Sangihe Archipelago Regency, North Sulawesi Province https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/48701 <p>This study aims to determine the distribution of the namnam tree (Cynometra cauliflora L.) on Sangihe Besar Island, Sangihe Archipelago District, North Sulawesi Province. The research was carried out from December 2022 to January 2023. The initial research was carried out by conducting an initial survey at the research location, the initial survey was carried out to find out information and the location of the Namnam tree. The variables observed in this study were the habitat or growing location, the altitude where it grew, and the coordinates of the growing location. In this research, namnam trees were found totaling 30 trees with different coordinate points, with the greatest distribution occurring in the lowlands.</p> maurend claudya mananohase, Marthen T. Lasut, Martina A. Langi Copyright (c) 2023 maurend claudya mananohase, Marthen T. Lasut, Martina A. Langi https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/48701 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800 Keberadaan Monyet Yaki (Macaca nigra) di Tanjung Pulisan, Sulawesi Utara https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53225 <p><span style="font-weight: 400;">Tanjung Pulisan adalah bagian dari pengembangan kawasan pariwisata Super Prioritas di Indonesia yakni KEK Pariwisata Likupang. Salah satu atraksi yang bisa menjadi objek wisata di Tanjung Pulisan adalah jenis-jenis hidupan liar yang bisa mencakup komunitas burung, serangga, herpetofauna, dan mamalia. Laporan sporadik penduduk menyatakan adanya monyet yaki di Tanjung Pulisan. Tujuan penelitian ini adalah merekam keberadaan monyet yaki menggunakan </span><em><span style="font-weight: 400;">camera traps</span></em><span style="font-weight: 400;">. Camera trap ditempatkan pada 1 titik pengamatan selama 30 hari. Ditemukan satu populasi yaki dalam rotasi kunjungan 7-10 hari sebanyak 7 individu di setiap pengamatan. Durasi pada setiap kunjungan berkisar antara 17-22 menit.</span></p> Johny S. Tasirin, Ageng Z. Afief, Suhandri Lariwu Copyright (c) 2023 Johny S. Tasirin, Ageng Z. Afief, Suhandri Lariwu https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/silvarum/article/view/53225 Tue, 12 Dec 2023 00:00:00 +0800