https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/issue/feed SPASIAL 2023-09-26T12:16:21+08:00 Ricky M.S Lakat rickylakat@unsrat.ac.id Open Journal Systems <p><a href="ISSN:%202442-3262">SPASIAL: Perencanaan Wilayah dan Kota UNSRAT</a></p> https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51405 SISTEM PUSAT-PUSAT PERMUKIMAN DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN INDEKS SENTRALITAS TERBOBOT 2023-09-20T09:34:55+08:00 Lucy J. Wagey Lucywagey@gmail.com Sonny Tilaar sonny_tilaar@unsrat.ac.id Esli D. Takumansang eslitakumansang@unsrat.ac.id <p>Kota Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara dijadikan sebagai Pusat Kegiatan Nasional memiliki laju pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga dalam penentuan fungsi kawasan perlu memperhatikan kelengkapan pembangunan fasilitas. Lokasi dalam penentuan pusat permukiman terletak pada 10 Kecamatan bagian daratan Kota Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi ketersediaan sarana untuk mengetahui sebaran permukiman, selain itu menganalisis sistem pusat-pusat permukiman. Analisis ini memakai metode spasial dan metode kombinasi (kuantitatif-kualitatif) dengan 4 analisis yaitu skalogram, indeks sentralitas, aksesibilitas, dan gravitasi. Berdasarkan penelitian ini, Kelurahan Wenang Utara dan Kelurahan Malalayang II, memiliki ketersediaan sarana yang cukup banyak dibandingkan kelurahan lain, sedangkan berdasarkan hasil 4 analisis disetiap kecamatan memiliki pusat pelayanan kawasan, pusat pelayanan lingkungan, dan beberapa sub pusat pelayanan kawasantersendiri.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Pusat Permukiman, Ketersediaan, Sarana, Hirarki</p> 2023-09-19T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51406 ANALISIS PENGARUH BENCANA ABRASI TERHADAP AREA PESISIR PANTAI IYOK KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR 2023-09-20T09:43:48+08:00 Esmeralda E.P. Potabuga esmeraldapotabuga025@student.unsrat.ac.id Raymond Taroreh raytarore@unsrat.ac.id Suriyadi Supardjo Supardjo surijadisupardjo@unsrat.ac.id <h2>Abrasi adalah suatu proses pengikisan atau penyusutan daratan (garis pantai) akibat aktivitas arus, gelombang dan pasang surut, pantai Iyok sudah mulai terjadi abrasi, terjadinya abrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membuat permukiman di wilayah pesisir mulai terganggu dan masyarakatpun ada dalam keadaan terancam salah satunya dengan adanya penggalian pasir secara illegal yang terus terjadi sampai sekarang sehingga sampai sekarang masih ada ancaman terjadinya abrasi di pantai Iyok dari kasus ini perlu dilihat apa saja yang menjadi pengaruh dari bencana abrasi ini, apabila tidak ada upaya konkrit maka kerugian yang ditimbulkan dari bencana abrasi ini akan semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kondisi terjadinya abrasi pantai Iyok di Kecamatan Nuangan Bolaang Mongondow Timur dan untuk menganalisis pengaruh bencana abrasi terhadap area pesisir pantai Iyok Kecamatan Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan analisis spasial menggunakan metode time series. Hasil dari penelitian ini menunjukan pengaruh yang cukup besar akibat bencana abrasi yang dipengaruhi oleh penggalian illegal masyarakat yang terus terjadi, kondisi iklim tetapi juga kurangnya hutan mangrove di daerah tersebut yang berpengaruh terhadap garis pantai, permukiman, kondisi jalan dan pekerjaan masyarakat</h2> <p><strong><em>Kata Kunci: Pengaruh Abrasi, Abrasi Pantai, Garis Pantai</em></strong></p> <p>&nbsp;</p> 2023-09-19T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51407 ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN FUNGSI LAHAN TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN DI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT, KABUPATEN MINAHASA 2023-09-20T10:06:48+08:00 Karmelia K. Rembet 16021105091@student.unsrat.ac.id Jefrey I. Kindangen jefreykindangen@unsrat.ac.id Ricky M.S Lakat rickylakat@unsrat.ac.id <p>Pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mengakibatkan kurangnya daya dukung suatu wilayah. Situasi ini diperparah dengan didukungnya penggunaan lahan yang berlebih. Dikarenakan sumber daya lahan menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan populasi dan aktivitas ekonomi yang pesat memberikan tekanan pada kebutuhan lahan untuk berbagai penggunaan, seperti perluasan lahan pertanian, perkebunan, hutan produktif, perumahan, pertambangan, serta pengembangan lahan komersial dan infrastruktur (jalan, sistem irigasi, dan fasilitas umum lainnya). Perubahan penggunaan lahan di sebagian besar wilayah, khususnya dari hutan menjadi lahan pertanian dan dari lahan pertanian menjadi pemukiman, telah menurunkan kualitas lingkungan dan menjadikan lahan penting bagi kehidupan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi perekonomian masyarakat dan menetapkan faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Kawangkoan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis overlay GIS dan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap keadaan perekonomian masyarakat pedesaan di Kecamatan Kawangkoan Barat. Di Kecamatan Kawangkoan Barat, antara tahun 2009 hingga 2019, terjadi pergeseran penggunaan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan lahan kering, beralihnya jenis pekerjaan dari petani menjadi tukang kayu dan meningkatkan tingkat pendapatan dari 500 dari 1 juta menjadi 2 hingga 3 juta. Semakin besar perubahan penggunaan lahan, semakin tinggi pula tingkat pendapatannya.</p> <p><strong>KataKunci</strong>: Penggunaan Lahan, Pertanian, Ekonomi</p> <p>&nbsp;</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51408 EVALUASI KELAYAKAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN 2023-09-20T10:23:05+08:00 Puput Ch. Tendean Putrychlaudiatendean6@gmail.com Jefrey I. Kindangen jefreykindangen@unsrat.ac.id Pingkan P. Egam epingkan@unsrat.ac.id <p>Munculnya permasalahan lingkungan yang menggangu aktivitas makhluk hidup di sebabkan &nbsp;kurangnya ketersediaan lahan dan kondisi lingkungan yang menyimpang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia tentang pemilihan lokasi TPA. Sejak di mekarkan sebagai kabupaten baru TPA Pinolantungan adalah satu-satunya TPA yang berada di Kabupaten Bolaang Mongonodow Selatan sejak tahun 2013 dengan total luas sebesar 3,5 Ha. Awal mulanya masyarakat hanya membuang sampah di lokasi eksisting TPA saat ini dan berlanjut di tetapkan oleh pemerintah sebagai lokasi TPA. Keberadaan TPA yang tidak memperhatikan dampak lingkungan sekitar dan ketersedian lahan tampung sampah yang terbatas membuat masyarakat merasa di rugikan terhadap dampak yang di timbulkan. Evaluasi terhadap keberadaan lokasi TPA Pinolantungan di nilai sangat di perlukan saat ini sebagai pertimbangan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Tujuan penelitian yaitu menganalis kelayakan TPA dari segi kapasitas lahan pakai TPA dan mengevaluasi kelayakan lokasi TPA secara spasial berdasarkan SK SNI 03-3241-1994. Hasil penelitian di ketahui kapastitas lahan TPA dapat menampung jumlah timbulan sampah selama 3 tahun terhitung dari tahun 2022-2025 dengan total proyeksi timbulan sampah perhari sebesar 65.226 m3/hari. Untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sampai tahun 2032 membutuhkan lahan sebesar 8,7 Ha. Kelayakan TPA berdasarkan hasil skoring memiliki nilai 251 dan termasuk kategori kelas interval II yang berarti lokasi TPA Pinolantung tidak layak untuk di jadikan TPA.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>SIG, Evaluasi TPA, Kapasitas Lahan</em></p> <p>&nbsp;</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51442 ANALISIS RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR KOTA MANADO BERBASIS MITIGASI BENCANA 2023-09-22T17:24:55+08:00 Syafrida A. Kamal Syafridakamal08@gmail.com Dwight M. Rondonuwu mooddyrondonuwu@unsrat.ac.id Fela Warouw felawarouw@unsrat.ac.id <p>Kota Manado terletak di wilayah pesisir pantai sehingga rentan akan fenomena alam dengan ciri geografisnya masing-masing. Pesisir Kota Manado juga rentan terhadap bencana, seperti kenaikan muka air laut yang terjadi di beberapa tahun terakhir dan juga kemungkinan dapat terjadi lagi bencana tsunami. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis karakteristik wilayah pesisir kota manado dan untuk mengetahui konsep rencana zonasi berbasis mitigasi bencana Tsunami dan kenaikan muka air laut di wilayah pesisir Kota Manado. Penelitian ini diolah melalui Analisis Spasial GIS untuk mengetahui karakteristik Kawasan pesisir, resiko bencana dan rencana zonasi berbasis mitigasi bencana. Dari analisis tersebut diusulkan 4 zona berbasis mitigasi bencana di wilayah pesisir Kota Manado, yaitu Zona Preservasi, Zona Konservasi, Zona Penyangga dan Zona Pemanfaatan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Karakteristik Wilayah Pesisir, Resiko Bencana, Mitigasi Bencana, Konsep Zonasi Berbasis Mitigasi Bencana</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51444 ANALISIS KEKRITISAN DAERAH RESAPAN AIR DI KOTA MANADO 2023-09-22T17:58:45+08:00 Bianca Y. Rawung inkarwng@gmail.com Octavianus H.A. Rogi ottyrogi@unsrat.ac.id Pierre H. Gosal pierregosal@unsrat.ac.id <p>Kota Manado ialah ibukota Provinsi Sulawesi Utara mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibatnya mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan memicu perubahan penggunaan lahan dari yang belum terbangun menjadi terbangun. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas dan daya dukung lahan yg berdampak pada daerah resapan air menjadi tidak optimal. Lokasi pada analisis kekritisan daerah resapan air terletak di 10 Kecamatan bagian daratan Kota Manado. Tujuan penelitian ini merupakan untuk mengetahui kondisi eksisting penggunaan lahan di daerah resapan air Kota Manado, dan tingkat kekritisan wilayah resapan air pada Kota Manado. Analisis ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan spasial. Analisis spasial menggunakan metode skoring serta tumpangsusun (overlay) pada software sistem informasi geografis. Penelitian ini menghasilkan jenis penggunaan lahan eksisting pada wilayah resapan air berdasarkan RTRW serta non terbangun dan tingkat kekritisan resapan air dari RTRW yaitu bisa direkomendasikan buat dilepaskan statusnya sebagai daerah resapan air atau dapat direhabilitasi membentuk tiga kelas resapan yang sudah mengalami kekritisan sedangkan tingkat kekritisan resapan air dari lahan non terbangun yaitu bisa direkomendasikan untuk menggantikan kelas resapan yg telah kritis yang telah terdapat di RTRW menghasilkan dua kelas resapan yang masih optimal.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Penggunaan Lahan; Kekritisan Resapan Air; Kota Manado</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51445 SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN TORAJA UTARA 2023-09-22T18:28:53+08:00 Gabriela T' Pakan geby.pakan@gmail.com Ricky M. S' Lakat rickylakat@unsrat.ac.id Leidy M. Rompas leidymagrid@unsrat.ac.id <p>Sampah masih menjadi salah satu persoalan di Kabupaten Toraja Utara yang belum ditangani dengan baik hingga saat ini. Kecamatan Rantepao, Kecamatan Kesu, Kecamatan Tallunglipu merupakan tiga kecamatan yang rentan akan permasalahan sampah ini dikarenakan laju pertumbuhan penduduk di tiga kecamatan ini yang paling tinggi di Kabupaten Toraja Utara. Salah satu dampak yang ditimbulkan karena persolaan sampah ini adalah terjadinya banjir yang pernah beberapa wilayah Kecamatan Rantepao. Hal ini dikarenakan&nbsp; sampah yang menyumbat drainase dan aliran sungai sehingga ketika hujan datang air meluap ke badan jalan. maka dari itu penting untuk mengkaji sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Toraja utara. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalam suatu sistem pengelolaan persampahan serta membuat model sistem pengelolaan persampahan di lokasi penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis preferensi yaitu metode Willingness to pay dan Ability to pay serta analisis ambang batas. Hasil analisis menunjukan bahwa dari tujuh faktor willingness to pay dan ability to pay masyarkat belum setuju dengan sistem pengelolaan sampah yang berjalan dan nilai WTP maupun ATP masih dibawah standar atau berada pada area prospek konsep negatif. Maka dari analisis itu disertai dengan analisis ambang batas dibuatlah model sistem pengelolaan persampahan mulai dari perwadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan akhir dengan fokus menangani sampah yang sulit terurai seperti sampah plastik.</p> <p>Kata Kunci : Sistem . Persampahan, Toraja Utara</p> <p>&nbsp;</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51446 Analisis Penggunaan Taman Aktif Berdasarkan Aktivitas di Kota Manado 2023-09-22T19:29:04+08:00 Maulana S. Sumaryono sumaryonomaulana@gmail.com Andy M. Malik andymalik@unsrat.ac.id Esli D. Takumansang eslitakumansang@unsrat.ac.id <p>Dinamika kehidupan komunal bergantung pada adanya ruang terbuka. Masyarakat bisa mendapatkan keuntungan dari adanya area publik ini dengan menggunakannya untuk memfasilitasi acara yang mendorong interaksi antar penduduk setempat. Sebagai salah satu fasilitas publik yang juga merupakan komponen ruang terbuka hijau, taman kota berfungsi sebagai representasi ruang terbuka kota yang esensial, Taman kota memberikan banyak manfaat (multifungsi) yang terkait dengan kegiatan hidrologi, ekologi, Kesehatan, estetika, sosial, dan rekreasi, selain sebagai area terbuka hijau. Taman kota memberikan banyak manfaat (multifungsi) yang terkait dengan kegiatan hidrologi, ekologi, kesehatan, estetika, sosial, dan rekreasi, selain sebagai area terbuka hijau. Taman kota sendiri diklasifikasikan lagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu terdiri dari taman aktif dan taman pasif. Taman aktif dan taman pasif adalah dua kategori di mana taman kota dibagi. Yang dimaksud dengan “taman aktif” adalah taman yang berfungsi sebagai lokasi kegiatan seperti olahraga, relaksasi, bermain, dan kegiatan sejenis lainnya serta dilengkapi dengan fitur pendukung taman. Taman pasif, di sisi lain, adalah taman yang hanya berfungsi sebagai fitur dekoratif.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Ruang Terbuka, Taman Kota, Taman Aktif</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51447 ANALISIS TINGKAT KERENTANAN BANJIR DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO 2023-09-22T19:36:04+08:00 Ramlan Balahanti ramlanbalahanti99@gmail.com Windy Mononimbar windymononimbar@unsrat.ac.id . Pierre H. Gosal pierregosal@unsrat.ac.id <p>Fenomena banjir merupakan salah satu isu perkotaan yang kerap kali terjadi di berbagai kota di Indonesia salah satunya di Kota Manado. Pada tanggal 15 Januari 2014, terjadi banjir bandang di Kota Manado dimana &nbsp;Kecamatan Singkil merupakan salah satu kecamatan yang terdampak paling besar Pada Tahun 2014. Hal ini disebabkan karena luapan air sungai yang bertambah sehingga menyebabkan bencana banjir hingga ke permukiman masyarakat. Pada saat ini masalah banjir sudah terlihat jelas maka perlu mengetahui seberapa besar tingkat kerentanan bahaya banjir di Kecamatan Singkil dengan demikian masyarakat dapat mengantisipasi jika bencana banjir itu terjadi kembali. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif Kualitatif dan Analisis Spasial. Hasil penelitian menunjukkan &nbsp;hasil penelitian pertama, berdasarkan, karakteristik wilayah dapat dikatakan Kecamatan Singkil termasuk daerah rawan banjir. Penyebab utama terjadinya banjir di kawasan tersebut &nbsp;adalah karena terlalu dangkalnya saluran &nbsp;utama sungai. Terjadinya penyempitan di sungai akibat dari sampah sehingga mengakibatkan limpasan air hujan ke daratan sekitar ketika hujan sedang berlangsung cukup lama. Kedua, Kecamatan Singkil memiliki tingkat &nbsp;kerentanan banjir yang tinggi atau rentan. Adapun kelurahan yang memiliki tingkat kerentanan tertinggi berada &nbsp;pada kelurahan yang berbatasan langsung dengan sempadan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano yaitu Kelurahan Ternate Tanjung, Ternate Baru, Ketang Baru, Karame, Wawonasa dan Kombos Barat. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kondisi pada wilayah-wilayah tersebut yang selalu mengalami bencana banjir walaupun intensitas curah hujan rendah. Maka dari itu perlu penanganan prioritas seperti mitigasi bencana banjir terhadap kelurahan yang rentan akan bencana banjir.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Banjir, Kerentanan, Kecamatan Singkil</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51448 PENENTUAN CENTRAL PLACE KAWASAN AGROPOLITAN KLABAT 2023-09-22T20:02:12+08:00 Nissia E.M. Kaunang nissiakaunang@gmail.com Loudy M.B. Kalalo lodykalalo@unsrat.ac.id Esli D. Takumansang eslitakumansang@unsrat.ac.id <p>Kabupaten Minahasa Utara sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi pertanian yang besar ditandai dengan kontribusinya pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Minahasa Utara dan Provinsi Sulawesi Utara. Potensi pertanian ini didukung dengan penetapan suatu Kawasan Agropolitan yaitu Kawasan Agropolitan Klabat yang ditetapkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara nomor 01 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 – 2033 yang meliputi 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Kalawat, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Kauditan, Kecamatan Talawaan dan Kecamatan Likupang Selatan. Penetapan Kawasan Agropolitan perlu ditindaklanjuti dengan menentukan <em>central place</em> yang berfungsi sebagai tempat perdagangan dan jasa bagi hasil olahan komoditas unggulan yang ada. Penelitian ini menentukan <em>central place</em> pada desa pusat pertumbuhan yang ada pada kecamatan pusat pertumbuhan menggunakan metode analisis aksesbilitas, indeks sentralitas dan skoring berdasarkan standar Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D). Analisis aksesbilitas dan indeks sentralitas dilakukan untuk menentukan kecamatan pusat pertumbuhan dengan melakukan perangkingan kecamatan ditinjau dari jarak tempuh, kualitas transportasi dan ketersediaan fasilitas agropolitan, selanjutnya desa pada kecamatan pusat pertumbuhan dilakukan skoring ditinjau dari potensi unggulan, sarana prasarana, kepadatan penduduk, kelembagaan masyarakat dan aksesbilitas untuk menentukan desa sentral yang menjadi <em>central place</em>.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Kawasan Agropolitan Klabat;<em>Central Place;</em>Kabupaten Minahasa Utara.</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51449 PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS PARIWISATA DI KABUPATEN BANGGAI 2023-09-22T20:13:53+08:00 Evita D.S.A. Kusnanto evitadharma@gmail.com Pingkan P. Egam epingkan@unsrat.ac.id Suryono Suryono suryono.arch@unsrat.ac.id <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kabupaten Banggai merupakan salah satu dari Kabupaten di Sulawesi Tengah memiliki objek pariwisata yang potensial untuk dikembangkan. Pada penelitian ini diambil 4 objek wisata yang dijadikan objek penelitian, yaitu Pantai Kilo Lima, Pulau Dua, Teluk Lalong dan Air Terjun Salodik yang merupakan wisata unggulan di Kabupaten Banggai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan sarana dan prasarana wisata unggulan serta menganalisis usulan pengembangan prioritas pariwisata di Kabupaten Banggai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis AHP dengan menggunakan 5 variabel ukur; Daya Tarik Wisata, Aksesibilitas, Akomodasi, Ketersediaan Fasilitas Penunjang dan Ketersediaan Sarana Prasarana. Proses analisis metode AHP ada tiga tahap yaitu (1) tujuan analisis: menentukan prioritas pengembangan objek wisata, (2) kriteria: daya tarik wisata, aksesibilitas, akomodasi, ketersediaan fasilitas penunjang, ketersediaan sarana prasarana, (3) alternatif: Pantai Kilo Lima, Pulau Dua, Teluk Lalong, Air Terjun Salodik. Hasil penelitian dari analisis AHP menunjukan bahwa nilai keseluruhan masing-masing alternatif objek wisata di Pantai Kilo Lima sebesar (0,46), Pulau Dua sebesar (0,18), Teluk Lalong sebesar&nbsp; (0,14) dan Air Terjun Salodik sebesar (0,19). Maka objek wisata yang lebih diprioritaskan dalam pengembangan kawasan prioritas pariwisata Kabupaten Banggai yaitu Pantai Kilo Lima dengan bobot nilai (0,46).</p> <p><em>Kata Kunci : Pengembangan, AHP, Kawasan Prioritas, Kabupaten Banggai</em></p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51495 KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN EKSISTING DENGAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PULAU TERNATE 2023-09-26T10:27:06+08:00 Rahmat D. Abdullah rahmatduraji611@gmail.com Raymond D. CH. Taroreh raytarore@unsrat.ac.id Hendriek H. Karongkong hendriek_hk@unsrat.ac.id <p>Perubahan dalam penggunaan lahan merupakan hal yang tak terhindarkan dalam proses pembangunan. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan meningkatnya permintaan akan lahan sering kali mengakibatkan konflik kepentingan dalam penggunaan lahan, serta ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dan rencana tata ruang. Kesesuaian lahan merujuk pada sejauh mana suatu area lahan cocok untuk tujuan tertentu. Permukiman mencakup lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik di perkotaan maupun pedesaan, berfungsi sebagai tempat tinggal dan kegiatan yang mendukung kehidupan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan yang ada dengan rencana pola ruang RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Pulau Ternate. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan metode spasial. Analisis penggunaan lahan dilakukan melalui tumpang tindih (overlay) antara data spasial, seperti peta, dengan data atribut. Hasil penelitian mengidentifikasi dua hal utama. Pertama, dari penggunaan lahan yang sudah ada, terlihat bahwa penggunaan lahan perkebunan mencakup area terbesar dengan luas 1753 ha atau 47.59%, sementara penggunaan lahan bakau merupakan yang terkecil dengan luas 3.45 ha atau 0.09%. Kedua, melalui analisis overlay, terdapat beberapa ketidaksesuaian antara kondisi penggunaan lahan yang ada dan rencana pola ruang RDTR Pulau Ternate untuk periode 2022-2042, yang meliputi total luas 601.37 ha. Ketidaksesuaian ini menggambarkan perbedaan antara kondisi penggunaan lahan yang ada dengan rencana penggunaan lahan yang telah dirancang dalam RDTR Pulau Ternate.</p> <p><strong>Kata Kunci : Penggunaan Lahan, Perubahan Penggunaan Lahan, Kesesuaian, RDTR</strong></p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51496 ANALISIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KAWASAN AGROPOLITAN DI LANGOWAN 2023-09-26T10:41:31+08:00 Rivaldo M. Talumewo rivaldotalumewo20@gmail.com Pingkan P. Egam epingkan@unsrat.ac.id Raymond Ch. Tarore raytarore@unsrat.ac.id <p>Langowan&nbsp; termasuk dalam Pengembangan kawasan agropolitan Pakakaan &nbsp;(Kec. Tompaso, Kawangkoan, Kakas dan Langowan). Ketersediaan infrastruktur dalam hal ini infrastruktur pendukung pertanian yang optimal maka dapat memicu perkembagan Kawasan Agropolitan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi eksisting infrastruktur pendukung kawasan agropolitan di langowan, menganalisis usulan pengembangan infrastruktur pendukung kawasan agropolitan di langowan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode evaluasi dengan metode analisis actual versus planned performance comparisons untuk merumuskan usulan pengembangan. Hasil penelitian infrastruktur pendukung dalam penyediaannya berdasarkan evaluasi dengan standar ialah jalan usaha tani belum memenuhi standar,jalan penghubung antar desa telah memenuhi standar, gudang penyimpanan belum memenuhi standar, bak penampungan air belum memenuhi standar, kios pupuk belum memenuhi standar, penggilingan padi belum memenuhi standar, dan Balai Penyuluhan Pertanian telah memenuhi standar. Terdapat 7 usulan pengembangan Infrastruktur pendukung.</p> <p><strong>Kata Kunci : Agropolitan,Infrastruktur,Evaluasi,Pengembangan</strong></p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51500 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP POTENSI PENGEMBANGAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) GUNUNG TUMPA SEBAGAI PRODUK EKOWISATA DI KECAMATAN BUNAKEN 2023-09-26T11:38:37+08:00 Louis E.M.Wongkar Wongkar louiswongkar0603@gmail.com Ingerid L. Moniaga ingeridmoniaga@unsrat.ac.id ulianus A.R Sondakh julianussondakh@unsrat.ac.id <p>Taman Hutan Distrik H.V. Worang Gunung Tumpa menawarkan pemandangan alam yang indah dan keanekaragaman hayati yang besar karena memiliki nilai konservasi yang harus dijaga dan dilestarikan. Bermanfaat dalam penerapan model wisata berbasis alam sebagai alternatif wisata berkelanjutan dan bermanfaat bagi&nbsp; kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal di sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap&nbsp; TAHURA Gunung Tumpa H.V. potensi pengembangan. Sebagai produk ekowisata di Kecamatan Bunaken. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan teknik analisis kuantitatif skala Likert. Hasil kajian menunjukkan bahwa masyarakat sudah memahami apa itu Tahura dan Ekowisata, sehingga ada kesadaran untuk menjaga dan melindungi potensi keanekaragaman hayati yang ada. Masyarakat dilibatkan dalam administrasi. Namun&nbsp; pendapatan masyarakat belum berkembang dengan adanya objek wisata alam tersebut. Masyarakat berharap para tokoh dapat mengembangkan tempat wisata tersebut agar banyak dikunjungi wisatawan&nbsp; dan masyarakat dapat memperoleh penghasilan dengan&nbsp; berjualan di daerah tersebut. Perhatian khusus harus diberikan pada infrastruktur yang ada agar&nbsp; wisatawan dapat menikmati dan merasa nyaman&nbsp; berwisata di kawasan wisata alam Tahura Gunung Tumpa.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Kata Kunci : Persepsi Masyarakat; Ekowisata; Atraksi Wisata</em></p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/spasial/article/view/51501 PROSPEK TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH REGIONAL MAMITARANG 2023-09-26T12:16:21+08:00 Humayroh S. A. Ladjolo Ladjolo almagribisalsa@gmail.com Judy O. Waani judywaani@unsrat.ac.id Johansen C. Mandey johansenmandey@unsrat.ac.id <p>Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara merencanakan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Mamitarang dengan sistem lahan urug yang berlokasi di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Berdasarkan fenomena yang ada, masyarakat yang bermukim di sekitar TPA Mamitarang menolak pembangunan TPA tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ukuran dari masyarakat tentang kemampuan dan kemauan mereka dalam tingkat kepuasan maksimum agar dilibatkan dalam suatu perencanaan untuk dapat menentukan rencana yang diinginkan berdasarkan kemauan dan kemampuannya dalam kepuasan maksimum. Tahap analisa dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif preferensi dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan masyarakat&nbsp; yang tinggal bersinggungan dengan TPA Mamitarang&nbsp; tidak memiliki kemauan untuk mendukung TPA Mamitarang sebagai Tempat Pemrosesan Akhir sampah dengan presentase indikator jenis produk/jasa layanan (23%), kualitas dan kuantitas (22%), utilitas pengguna (22%) dan perilaku pengguna (22%) sehingga perlu memprioritaskan indikator dengan presentase paling tinggi karena memungkinkan atau lebih berpeluang untuk menjadi positif yang dalam hal ini terkait pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap TPA Sampah Regional Mamitarang dengan dengan kajian rekomendasi yaitu program sosialiasi, kemudian dapat menunjang indikator dengan presentase di bawahnya karena saling terkait. Selain itu analisa kemampuan masyarakat menunjukan hasil bahwa masyarakat cenderung tidak mampu sehingga&nbsp; Pemerintah perlu memfasilitasi dan mendorong masyarakat dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan agar dapat bernilai ekonomis. Alternatif lain adalah dengan tidak memaksakan masyarakat yang tinggal bersinggungan dengan TPA atau pembebasan iuran retribusi sampah sebagai kompensasi.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Prospek; TPA Regional, Sampah, Prasarana.</p> 2023-09-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2023