Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Introduksi Ternak Puyuh

Authors

  • Zulkifli Poli Universitas Sam Ratulangi
  • Femi Elly Universitas Sam Ratulangi
  • Meity Imbar Universitas Sam Ratulangi
  • Rita Tinangon Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35799/tsj.v6i1.54219

Abstract

Abstrak

Ketersediaan pangan bertujuan mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan, dan dibutuhkan pelaku utama untuk ketercapaian tujuan tersebut. Salah satu pelaku utama dalam subsektor peternakan yaitu petani peternak baik secara individu maupun berkelompok. Kelompok wanita tani Mawar merupakan salah satu kelompok sebagai pelaku utama dalam sektor peternakan. Kegiatan kelompok tani wanita ini selain membantu suami, sisa waktu mereka hanya digunakan untuk kegiatan sosial keagamaan. Kegiatan produktif dibutuhkan dalam menunjang pendapatan mereka, seperti mengembangkan usaha ternak puyuh yang tidak membutuhkan lahan yang besar. Permasalahannya pengetahuan anggota kelompok wanita tani dalam mengembangkan usaha ternak puyuh, pengetahuan kewirausahaan, dan manajemen usaha produktif masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut maka telah dilakukan pemberdayaan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan anggota kelompok tentang usaha ternak puyuh. Kegiatan pemberdayaan 100 persen direspon oleh anggota kelompok. Pengetahuan anggota kelompok meningkat 82 % dalam mengembangkan usaha ternak puyuh. Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan anggota kelompok mengalami peningkatan melalui penyuluhan dan pelatihan.

Kata kunci: pemberdayaan, kelompok Wanita, ternak puyuh

 

Abstract

Food availability aims to realize food sovereignty and independence, and the main actors are needed to achieve this goal. One of the main actors in the livestock subsector was farmers, both individually and in groups. The Mawar women's farmer group was one of the main actors in the livestock sector. Apart from helping their husbands, their remaining time was used for social and religious activities. Productive activities were needed to support their income, such as developing a quail business that does not require large areas of land. The problem was that group members' knowledge in developing quail businesses, entrepreneurship and productive business management was still low. Based on these problems, empowerment had been carried out, the aim was to increase group members' knowledge about the quail business. Empowerment activities were 100 percent responded to by group members. His knowledge increased by 82% in developing the quail business. In conclusion, the knowledge of group members had increased through counseling, training and introduction of quail.

Keywords: empowerment, women's groups, quail farming

Downloads

Published

2024-01-30

Issue

Section

Articles