Pemberdayaan Peternak Babi dalam Memanfaatkan Limbah Ternak Babi sebagai Biogas
DOI:
https://doi.org/10.35799/tsj.v6i1.54228Abstract
Abstrak
Peternakan babi dikembangkan oleh peternak secara individu maupun secara kelompok, diantaranya kelompok “Batik” yang berada di Desa Tempok. Usaha peternakan babi sebagai sumber pendapatan anggota kelompok ditunjang dengan adanya potensi pasar yang sangat menggembirakan dan peluang bisnis yang menjanjikan. Disisi lain, usaha ternak babi milik anggota kelompok dikembangkan di pemukiman sehingga limbahnya telah mencemari lingkungan baik pencemaran tanah, air maupun udara. Limbah ternak babi dapat diminimalkan dengan cara introduksi teknologi seperti biogas. Permasalahannya masih rendahnya pengetahuan anggota kelompok berkaitan dengan pemanfaatan limbah ternak babi untuk biogas. Berdasarkan kondisi tersebut maka telah dilakukan pemberdayaan bagi anggota kelompok dalam memanfaatkan limbah ternak babi yang menghasilkan biogas. Metode pelaksanaan yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan bagi anggota kelompok “Batik”. Berdasarkan hasil kegiatan pemberdayaan menunjukkan bahwa anggota kelompok telah menghasilkan reaktor biogas. Kesimpulannya bahwa kegiatan pemberdayaan memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan anggota kelompok dan mereka telah menghasilkan teknologi biogas. Saran yang disampaikan yaitu perlu mendorong anggota kelompok untuk mempertahankan reaktor biogas yang telah dibangun dan disosialisasikan kepada kelompok yang lain.
Kata kunci: limbah babi, biogas, pemberdayaan
Abstract
Pig farming was developed by farmers individually and in groups, including the "Batik" group in Tempok Village. Pig farming as a source of income for group members was supported by very encouraging market potential and promising business opportunities. On the other hand, the pig farming business owned by group members was developed in a residential area so that the waste had polluted the environment, including land, water and air pollution. Pig waste can be minimized by introducing technology such as biogas. The problem was that group members still had low knowledge regarding the use of pig waste for biogas. Based on these conditions, group members had been empowered to utilize pig waste to produce biogas. The implementation method was extension, training and assistance for members of the "Batik" group. Based on the results of empowerment activities, it shows that group members had produced a biogas reactor. The conclusion was that empowerment activities had an impact on increasing the knowledge of group members and they had produced biogas technology. The suggestion given is that it is necessary to encourage group members to maintain the biogas reactor that has been built and socialize it to other groups.
Keywords: pig waste, biogas, empowerment
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Meiske Rundengan, Femi Elly, Ratna Siahaan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.